Payakumbuh, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Payakumbuh, Irwandi Nashir menyampaikan peringatan keras terhadap stagnasi peran Ranting Muhammadiyah yang dinilainya belum sepenuhnya aktif dan responsif dalam mendukung dinamika organisasi.
Berbicara dalam rangkaian Musyawarah Ranting di Kecamatan Payakumbuh Utara dan Barat, Irwandi menyebut banyak ranting hanya muncul saat dibutuhkan secara seremonial, namun absen dalam kerja-kerja kolaboratif berkelanjutan.
“Ranting Muhammadiyah jangan seperti daun yang hanya bergerak saat tertiup angin. Kita perlu ranting yang hidup, aktif, dan hadir di segala keadaan,” ujar Irwandi dalam pidatonya.
Ia menekankan bahwa ranting merupakan fondasi strategis gerakan Muhammadiyah di tingkat akar rumput. Lemahnya struktur ranting, menurutnya, bisa merapuhkan kekuatan organisasi secara keseluruhan. “Kalau ranting lemah, semangat gerakan akan redup di tengah masyarakat,” tegasnya.
Baca Juga: Peran Ranting sebagai Ujung Tombak Pelaksanaan Program Aisyiyah
Lebih jauh, Irwandi mendorong penggunaan teknologi untuk memperkuat jejaring komunikasi antara ranting dan pimpinan wilayah. Media sosial dan aplikasi pesan instan, menurutnya, harus menjadi instrumen rutin, bukan sekadar alat komunikasi musiman.
“Jangan sampai teknologi cuma dipakai saat kampanye. Ranting harus adaptif dan terus terhubung, baik ke pusat maupun masyarakat,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya relasi sosial yang humanis. Kepercayaan masyarakat, menurutnya, adalah modal dakwah yang tak tergantikan. “Jika ranting menjadi tempat yang dipercaya, nyaman, dan solutif, maka amal usaha dan misi dakwah Muhammadiyah akan mengakar dan tumbuh,” ujarnya.
Pesan Irwandi menjadi sorotan internal organisasi, terutama saat Muhammadiyah menghadapi tantangan regenerasi dan transformasi digital di tingkat lokal. Ia mengakhiri dengan seruan agar seluruh pimpinan ranting menghidupkan tradisi komunikasi yang terbuka, intensif, dan kolaboratif demi keberlanjutan gerakan. (RI)-sa

