Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Ketika memberikan sambutan dalam kegiatan ‘Aisyiyah Update #3, Jumat (5/5), Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) PP ‘Aisyiyah, Siti Syamsiyatun menyatakan bahwa untuk menghadapi dunia digital dibutuhkan etika, akhlak, dan keterampilan.
“Kita tidak ingin menjadi ‘jarimu adalah celakamu’, jangan sampai itu terjadi. Kita fokuskan dunia digital ini untuk mengakumulasi modalitas kita untuk kebaikan meraih surga. Surga itu bukan hanya setelah kita mati, tetapi kita ciptakan surga di rumahmu, di organisasi, di tempat kita, di lingkungan kita,” katanya.
Baca Juga: Firly Annisa: Digital Citizenship, Kewarganegaraan yang Dinamis
Senada dengan itu, Ismail Fahmi menyampaikan bahwa ada tiga level kecerdasan digital yang harus dimiliki untuk mengarungi dunia digital. Tiga bentuk kecerdasan digital itu adalah: digital citizenship, digital creativity, dan digital competitiveness. Untuk membangun ketiganya, menurutnya, dibutuhkan suatu kurikulum kecerdasan digital di lembaga pendidikan, khususnya yang berada di bawah naungan Muhammadiyah-‘Aisyiyah.
“Kalau materi ini sudah siap, sekolah-sekolah Muhammadiyah-‘Aisyiyah dari Bustanul Athfal bisa menjadi bahan yang elok bagi kita secara real menyiapkan anak-anak dengan materi citizenship kurikulum yang pas,” ungkap Fahmi.
Founder Drone Emprit itu terus-menerus menekankan pentingnya pendidikan literasi digital. Pendidikan ini, kata dia, tidak hanya melibatkan guru sebagai aktor pendidik di lembaga pendidikan, tapi juga orang tua sebagai aktor utama yang memberikan pendidikan kepada anak. (Suri/sb)