Keluarga

Istri yang Sering Curhat dan Unggah Kemesraan di Media Sosial

Curhat di Medsos
Curhat di Medsos

Curhat di Medsos

Pertanyaan:

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Kak ‘Aisy yang terhormat, saya termasuk pengguna media sosial secara aktif, baik untuk pertemanan melalui Facebook, Messenger, Instagram, dll. Namun kadang rasanya terganggu apabila ada teman yang sering mengunggah curhat kehidupan rumah tangganya maupun untuk pamer kemesraan dengan pasangannya. Memang sih itu hak pribadi, namun rasanya kok kurang tepat, karena media sosial menurut saya seperti tempat umum yang harusnya dijaga privasinya.

Bagaimana sih etikanya bagi pengguna media sosial? Dan bagaimana kita bersikap terhadap teman yang sering melakukan dua hal tersebut? Kalau kita tidak memberikan komen, sering dituduh sombong dan tidak loyal dalam pertemanan. Tetapi kalau memberikan komen, berarti ikut meramaikan wall-nya yang menurut kata hati saya “kurang elok”. Atas jawabannya saya sampaikan terima kasih.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

*Penanya: Ibu S di Kota B

 

Jawaban:

Wa’alaikumussalam wr. wb.

Ibu S yang dimuliakan Allah. Masyarakat modern di era milenial sekarang ini sepertinya memang sulit dipisahkan dari aktivitas di media sosial. Warganet tentu tidak asing dengan beberapa pasangan pesohor atau selebritis yang suka melakukan public display of affection atau pamer kemesraan di depan publik. Pada saat sekarang, mereka kadang beralih memanfaatkan media sosial untuk menampilkan foto-foto kemesraan di akun-akun media sosial seperti di Facebook mereka.

Kini seiring meluasnya penggunaan media sosial, bukan hanya selebritis, banyak pula di antara kita yang menggunakan media sosial untuk berbagi hal termasuk hal-hal yang bersifat privasi. Bahkan penggunaan media sosial sudah seperti suatu kebutuhan untuk eksistensi diri.

Memang tidak ada larangan bagi kita untuk berbagi kebahagiaan kepada orang lain, tetapi jangan lupa pada etika mengunggah sesuatu di media sosial. Tidak semua hal bisa diumbar di media ini. Ingatlah pada privasi yang mesti tetap dijaga, sebab tidak semua orang sebenarnya  ingin tahu dan peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain. Seharusnya memang disempatkan untuk  memilih dan memilah mana yang bisa dibagi dan mana yang sebaiknya disimpan untuk memori sendiri.

Baca Juga: Menjaga Paham Islam Berkemajuan

Terkait berbagi kemesraan dengan suami sendiri, up date kemesraan setelah menikah memang sesuatu yang dihalalkan. Akan tetapi perlu diingat, tidak semua yang halal boleh ditampakkan dan dipamerkan di depan banyak orang. Sebagai muslimah harus juga ingat nasihat Rasulullah saw,

والحياء شعبة من الإيمان

Artinya, dan rasa malu itu adalah cabang dari keimanan

Para peneliti dalam salah satu artikel yang dilansir oleh Brightside menyatakan, “Tidak perlu memamerkan betapa bahagianya Anda dan pasangan kepada seluruh teman di media sosial. Cukup Anda, pasangan, dan Tuhan yang tahu betapa besarnya rasa bahagia. Ingat, yang terpenting dari sebuah hubungan adalah perasaan dan kepercayaan satu sama lain. Bukan pencarian atau pembuktian yang ditujukan untuk popularitas.”

Pasangan yang benar-benar bahagia mereka ingin merasakan kebersamaan dengan pasangannya. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pasangan yang cenderung bahagia itu tetaplah sering mengabadikan kebersamaan lewat foto atau dokumentasi lainnya, tetapi jarang diunggah ke media sosial. Alasannya? “Mereka tidak ingin kebahagiannya terganggu oleh orang di luar sana.”

Saya termasuk setuju dengan pendapat para peneliti yang dilansir oleh Brightside ini. Meskipun demikian, saya tidak menuduh bahwa mereka yang sering mengunggah kemesraan dengan pasangannya di media sosial termasuk orang yang sebenarnya tidak bahagia. Hanya saja, saya lebih menekankan bahwa bahagia itu dirasakan, bukan untuk mencari dan unjuk pembuktian.

Demikianpun persoalan menjadikan media sosial sebagai sarana curhat urusan rumah tangga, tentu kurang pas, kecuali kalau pada rubrik suatu majalah atau media massa lain karena memang untuk pembelajaran dengan identitas yang disamarkan. Orang yang sering mengunggah curhat masalah keluarga seolah melempar urusan tersebut pada orang lain atau mencari empati. Keluarga yang harmonis tentu akan lebih banyak menyelesaikan masalah dengan komunikasi bersama pasangannya daripada mengunggahnya di media sosial untuk konsumsi dunia maya.

Akan lebih fatal manakala perilaku sering up date kemesraan dan sering pula up load curhat dilakukan oleh orang yang sama. Kemungkinan yang terjadi justru orang yang ikut membaca memiliki kesimpulan bahwa yang bersangkutan adalah pasangan yang sedang labil. Menanggapi teman yang seperti ini, kita pun harus hati-hati. Jika merasa akan komen apalagi yang sifatnya saran, seyogianya diberikan melalui jaringan pribadi yang lebih terjaga privasinya.

Kesimpulan saya: mereka yang selalu tampak romantis bukan berarti tidak ada masalah dalam rumah tangga. Begitu pula dengan mereka yang tampak dingin dengan pasangan, bukan berarti tidak bisa harmonis. Jadi hanya Anda dan pasangan yang tahu dalam memahami arti dari sebuah keromantisan. Curhat memang kadang dibutuhkan untuk mencari masukan tetapi sebaiknya tidak pada media sosial yang bersifat terbuka. Semoga kita termasuk golongan orang yang cerdas dalam bermedia sosial. Aamiin.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Bunda Imah

Related posts
Sains dan Tekno

Strategi Perlindungan Privasi Data Pribadi di Media Sosial

Oleh : Aisyah Mutia Dawis* Seiring berkembangnya teknologi digital, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, kemudahan akses…
Politik dan Hukum

Cakap Bermedia Sosial di Masa Pemilu

Pemilu akan kita songsong kurang dari 1 bulan lagi, tepatnya berlangsung 14 Februari 2024. Kontestasi politik kali ini diprediksi oleh para pengamat…
Muda

Oversharing dalam Bermedia Sosial

Oleh: Hanifa Kasih Surahman dan Dede Dwi Kurniasih Tak dapat dimungkiri, kehadiran media sosial terkadang membuat seseorang tak segan mengumbar urusan pribadi….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *