Jemaah haji diminta untuk menjaga diri baik jelang Armuzna maupun saat berlangsung puncak haji. Hal tersebut disampaikan oleh Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah, saat berlangsung Silaturahmi dan Temu Jemaah Haji dan Warga Muhammadiyah di Makkah (12/6).
Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen PHU Hilman Latief, Bachtiar Nashir, Ariati Dina selaku Ketua PPNA dan anggota Amirul Hajj, Irfan Rizki Hass selaku dai nasional, dan Hanif Asadudin sebagai Ketua PCIM Arab Saudi. Para jemaah haji Muhammadiyah yang berasal dari berbagai daerah pun turut memeriahkan silaturahmi dan temu warga Muhammadiyah di Makkah ini.
Hanif Asadudin, Ketua PCIM Arab Saudi, menyampaikan, “Kegiatan ini bertujuan untuk silaturahmi jemaah haji Indonesia terutama dari warga Muhammadiyah. Ini bagian dari layanan PCIM Arab kepada jemaah haji Muhamadiyah yang memiliki Lembaga Khidmah Haji dan Umroh.” Mahasiswa Madinah ini kemudian menyampaikan perkembangan PCIM Arab Saudi yang telah mengelola 2 (dua) Rumah Dakwah Muhammadiyah di Makkah dan Madinah.
Jemaah Agar Jaga Diri
Dalam kesempatan tersebut, Buya Anwar Abbas yang juga menjadi Naibul Amirul Hajj Indonesia ini berpesan, “Jangan sampai kita menceburkan diri ke hal-hal yang merusak diri.” Suhu di Makkah, imbuhnya, sangat panas hingga mencapai 45 derajat celcius. Ia menyampaikan, “Saya sebagai Amirul Hajj sudah berkunjung ke Arafah untuk melihat tempat yang akan ditempati jemaah haji indonesia, suhu di Makkah sangat tinggi sekitar 45 derajat.”
Ia bercerita, saat berkunjung ke Arafah sempat melaksanakan shalat Ashar. Ketika Buya Anwar sedang berwudhu, “Begitu saya buka kran ternyata panasnya minta ampun, saya menyarankan teman-teman yang akan ikut wukuf, supaya sebelum berwudhu dihidupkan krannya, dibiarkan keluar beberapa saat supaya airnya tidak panas sekali,” pesan Buya.
Ia juga berpesan agar jemaah mengurangi kegiatan di luar hotel sebelum Armuzna, mengingat cuaca panas. Sebelumnya Buya Anwar telah berkunjung ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah dan banyak yang terkena influenza, darah tinggi, jantung, dan paru-paru. “Jika kita tidak menjaga diri, kita akan kena penyakit,” ia mengingatkan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ariati Dina, Ketua PPNA yang menjadi anggota Amirul Hajj, bahwa jemaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan termasuk kesehatan mental. Di KKHI, ungkapnya, terdapat juga jemaah yang mengalami dimensia.
Kebijakan Murur dan Tanazul untuj Keselamatan Jemaah
Sementara itu, Dirjen PHU Hilman Latief menyampaikan tentang kebijakan pengetatan visa haji bagi jemaah yang akan menunaikan haji. Ia menyayangkan masih ada warga Indonesia yang mencoba-coba berhaji dengan menggunakan visa ziarah. Hilman menegaskan, “Itu kebijakan Arab Saudi, kita harus menaatinya.”
Lebih lanjut ia menjelaskan, kebijakan Arab Saudi tersebut dikarenakan keberadaan jemaah ilegal akan berpengaruh kepada layanan yang diperoleh jemaah haji resmi. Ia mencontohkan kasus dalam penyelenggaraan haji sebelumnya, “Saat jemaah haji kita akan masuk tenda, di tenda sudah ada jemaah haji ilegal yang menempati sehingga mengurangi ruang bagi jemaah haji kita.”
Hilman juga menjelaskan perihal kebijakan murur dan tanazul yang ditetapkan oleh pemerintah. Meningkatnya kuota jumlah jemaah haji Indonesia, pembangunan toilet di Muzdalifah, dan tidak ada lagi jemaah yang ditempatkan di Mina Jadid berdampak pada dibutuhkannya ruang yang lebih luas bagi jemaah haji. Sedangkan luas Muzdalifah maupun Mina semakin sempit. “Ini masyaqqah, demi keamanan dan keselamatan jemaah, maka diberlakukan kebijakan murur dan tanazul. Negara lain pun sudah memberlakukannya terlebih dahulu.“
Silaturahmi dan Temu Jemaah Haji Muhammadiyah ini kemudian diisi dengan tausiyah singkat oleh dai nasional Irfan Rizki Hass dan pengajian yang disampaikan oleh Bachtiar Nasir. Usai ditutup, jemaah haji Muhammadiyah saling beramah tamah. (hns)