Berita

JATAM Difabel Bejen Bersama MPM PP Muhammadiyah dan PP ‘Aisyiyah Adakan Launching Peternakan Ayam Petelur, Usung Jargon: Berdaya, Mandiri, dan Mendunia

Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Pagi tadi (2/10), telah dilaksanakan launching peternakan ayam petelur di Dusun Bejen, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, DIY. Launching peternakan milik JATAM (Jaringan Tani Muhammadiyah) Difabel ini juga dihadiri oleh sejumlah mitra, baik internal persyarikatan maupun eksternal seperti beberapa hotel yang sejak awak sudah bekerjasama.

Koordinator Bidang Pertanian MPM PP Muhammadiyah, Arya Khoirul Hammam,  menyampaikan bahwa peternakan ayam di sini adalah peternakan dengan kualitas telur yang bermutu tinggi. Selain itu, peternakan ini juga memiliki visi pemberdayaan kaum marjinal karena dikelola langsung oleh para difabel setempat.

“Jargon kami, JATAM Difabel: Berdaya, Mandiri, dan Mendunia. Kami ini sebagai masyarakat global, bukan hanya masyarakat Sleman saja. Kami ingin menyampaikan nilai-nilai keberlanjutan lewat peternakan ayam. Telur yang kami hasilkan memiliki nutrisi yang lebih tinggi dari telur ayam biasanya berkat formulasi khusus yang kami gunakan. Yang memelihara juga dari teman-teman difabel.” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa ayam yang ada di peternakan ini dijaga dan dirawat dengan prinsip welas asih sehingga terjamin bahagianya. Pakan yang diberikan pun juga berkualitas sehingga telur yang dihasilkan pun bermutu tinggi. Bahkan telur hasil produksi peternakan JATAM Difabel Bejen ini juga telah mendapatkan sertifikat internasional dari Humane Farm Animal Care.

Muhammad Nurul Yamin, Ketua MPM PP Muhammadiyah, juga mengungkapkan dukungannya terhadap program JATAM Difabel ini. “Telur ini bukan telur kaleng-kaleng. Kita memulai peternakan dengan analisis kebutuhan, utamanya dengan visi Muhammadiyah soal kedaulatan pangan. Maka kami mengambil positioning degan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan nilai lebih, di mana akhirnya kami memilih komunitas difabel di Bejen ini. Setiap butir telur ini lahir dari proses yang panjang, termasuk jihad dengan nilai dan prinsip yang diusung dari awal. ”

Nurul Yamin kemudian menjelaskan apa saja prinsip dan nilai yang diusung tersebut. “Pertama, rahmatan lil-alamin sehingga ramah terhadap sesama makhluk hidup. Kedua, yaitu pangan yang halal dan thayyib. Telur pasti halal namun belum tentu halal dan thayyib. Sudah kami eliminir sebaik mungkin mafsadat-nya. Ketiga, yaitu inklusi sosial, sebagaimana yang kita lihat pengelolanya hampir semua oleh jamaah difabel. Muhammadiyah mengambil peran sebagai pendamping di sini. ” ungkapnya.

Baca Juga: TPS 3R “Lestari Desaku”: Sulap Pampers Bekas Jadi Barang Bernilai Tinggi

Ia melanjutkan, ” Berikutnya, adalah nilai kesetaraan, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab yang sama. Kelima, ini menjadi model pemberrdayaan duafa mustad’afin yang selama ini tidak percaya diri untuk mengakses komunitas lain. Yang keenam, ekosistem pemberdayaan hulu-hilir yang kita bangun sehingga nantinya dapat dikembangkan lagi menjadi amal usaha lainya.”

Lebih lanjut, Nurul Yamin juga menambahkan bahwa program ini memiliki korelasi dengan pembangunan sumber daya manusia yang sesuai dengan SDGs (Sustainable Development Goals). Poin-poin tersebut di antaranya adalah tentang pengentasan kemiskinan, pengentasan kelaparan, kesetaraan gender, pekerjaan yang layak, kelembagaan yang kuat, memiliki akal, tumbuh, dan berkembang, serta kemitraan dengan visi yang baik dan untuk memberdayakan masyarakat.

Sepakat dengan poin yang disampaikan Nurul Yamin, Ahmad Mujaddid Rais, Ketua LAZISMU PP Muhammadiyah, juga turut menyampaikan dukungannya terhadap peternakan yang baru saja diresmikan ini.  “Ada satu definisi yang bagus tentang islam rahmatan lil alamin. Rahmat dimaknai sebagai suatu perasaan yang lembut, penuh cinta, dan kasih sayang. Saya senang sekali berada di sini, apalagi mendengar ayam yang berkokok nyaring sekali sejak tadi” ungkapnya disambut tepuk tangan meriah peserta kegiatan.

Kemudian, ia melanjutkan, “Saya memuji tentang visi global yang diusung oleh peternakan ini.  Bagi saya, ini bentuk lain dari Act Locally, Think Globally. Usahakan ini tidak hanya program rutin, tetapi juga berdampak. Jika kita tidak melakukan sesuatu yang riil dan berdampak terhadap masyarakat, maka kita tidak akan relevan lagi untuk masyarakat. ”

Sambutan sekaligus peresmian peternakan dilakukan oleh Salmah Orbayinah selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Dalam sambutannya, ia menyampaikan dukungan dan rasa syukur atas berdirinya peternakan ayam petelur berkualitas tinggi ini. “Proses untuk mendapatkan Humane Certified ini tentu setelah melewati tahapan yang panjang. Saya sudah sempat mencicipi telurnya meskipun belum sesempurna sekarang, tapi sudah cukup enak. Atas nama PP Aisyiyah dan PP Muhammadiyah kami ucapkan selamat atas launching peternakan telur Dusun Bejen ini. Meskipun hanya dari Bejen, tapi ini untuk dunia. Dari komunitas difabel, baru kali ini yang bisa meraih kualitas telur yang Humane Certified tingkat internasional.”

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah itu juga memuji inovasi soal nutrisi tambahan yang ada di dalam telur. “Telur ini idak hanya mengandung omega 3, tetapi juga 6 dan 9. Sehingga asam lemaknya yang tidak jenuh dan ganda, sehingga mudah dicerna dalam tubuh dan mudah diabsorpsi. Asam lemak seperti ini tidak bisa diproduksi dalam tubuh, sehingga harus disubstitusi dari luar, telur misalnya.”

Di akhir, ia mengharapkan bahwa nantinya produk ini bisa dikolaborasikan dengan PTMA untuk diriset lebih jauh terkait dampaknya. Bisa saja produk tersebut nantinya akan bermanfaat untuk program pencegahan stunting yang sedang menjadi fokus isu negara dan persyarikatan. lebih-lebih jika mengingat bahwa ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah berpotensi menjadi pasar yang potensial untuk TelorMoe, belum lagi soal jejaringnya. (-lsz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *