Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Muhammadiyah meyakini bahwa kehidupan politik harus dibingkai dengan nilai luhur bangsa, agama, dan moralitas utama. Meski tidak terlibat dalam pertarungan politik praktis, Muhammadiyah mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.
Pandangan politik itulah yang terus disuarakan oleh para pimpinan Muhammadiyah. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, misalnya, mengingatkan agar jangan sampai perbedaan pilihan dalam politik membuat masyarakat terjerembab ke dalam jurang perpecahan.
“Banyak masalah dalam kehidupan kebangsaan kita yang sudah terlihat jelas, dan masalah itu hanya akan dapat terselesaikan apabila kita tetap menjaga persatuan, kerukunan, dan persaudaraan,” terang Mu’ti kepada wartawan tvMu, Kamis (26/10).
Baca Juga: Sikap Politik Muhammadiyah
Untuk menjaga kerukunan dan persatuan, Mu’ti mengajak masyarakat untuk menyikapi perbedaan dengan biasa-biasa saja, tidak fanatik. Menurutnya, perbedaan politik di dalam alam demokrasi merupakan suatu keniscayaan. Oleh karenanya, masyarakat mesti menyikapinya dengan sikap dewasa dan bijaksana.
Dalam konteks Pemilu 2024, ia mendorong agar masyarakat menentukan pilihan Capres-Cawapres dengan kritis dan cerdas, bukan karena iming-iming uang atau hal-hal material-pragmatis yang bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
“Kita melakukan telaah secara saksama program-program yang ditawarkan Capres-Cawapres. Bukan dengan pertimbangan primordial-emosional, tetapi dengan pertimbangan yang bersifat rasional-objektif dan dengan penalaran/alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,” pesan Mu’ti. (sb)