Berita

Jelang PTM Terbatas, Satgas Covid-19 Surabaya Visitasi SD Muhammadiyah 20 Surabaya

Surabaya, Suara ‘Aisyiyah – Menjelang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, Satgas Covid-19 tim 3 Kota Surabaya melakukan visitasi kesiapan PTM ke beberapa sekolah dasar. Di antaranya adalah sekolah kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya, Senin (13/9).

Perwakilan tim Satgas Covid-19, Anang Kustiawan mengatakan, protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak.

“Untuk ventilasi gedung SD Muhammadiyah 20 Surabaya sudah bagus, banyak jendela sehingga sirkulasi udara cukup baik. Anjuran durasi pembelajaran dibatasi maksimal hanya dua jam. Sedangkan kapasitas untuk 1 kelas, maksimal 12-13 anak saja,” ungkap Anang.

Lanjut Anang, ada beberapa tempat atau ruangan yang tidak boleh dipakai, yaitu perpustakaan, ruang bermain, dan ruang ibadah. Artinya, setelah maksimal dua jam melaksanakan PTM, siswa harus segera pulang.

“Siswa berangkat dan pulang sekolah sebaiknya diantar orang tuanya, sehingga meminimalkan siswa untuk berkerumun bermain bersama teman-temannya yang berisiko memunculkan kembali virus Corona,” tegas Anang.

Baca Juga: SD Muhammadiyah 29 Surabaya Gelar Workshop Pembinaan Guru dan Karyawan

“Sekolah diimbau juga membentuk satgas wani ngandani (berani memberi tahu, -red),  bilamana ada siswa yang melanggar, berani untuk menegurnya. Satgas bisa memakai rompi atau kopyah satgas sebagai ciri dari satgas Covid wani ngandani,” tambahnya.

Sementara itu, kepala SD Muhammadiyah 20 Surabaya, Muhammad Ain menyatakan, jika PTM terbatas sudah diperbolehkan dan sesuai arahan tim satgas Covid, PTM hanya berlaku bagi siswa kelas VI, jumlahnya siswa di setiap kelas maksimal hanya 13 anak, yaitu 50 persen dari jumlah normal. Pembelajaran pun satu rombongan belajar (rombel) dibagi menjadi dua kelas dengan tempat duduk berjarak 1 meter.

Ruangan yang digunakan hanya enam kelas, siswa pun tidak diperbolehkan melepas sepatu, supaya tidak memakan waktu memakai dan melepas sepatu. Kemudian mengatur jadwal masuk sekolah supaya tidak serempak pada jam yang sama.

“Nantinya untuk satu kelas akan dicoba siswa pada saat cek suhu, cuci tangan, dan masuk kelas dihitung membutuhkan waktu berapa lama jeda bergantian dengan kelas selanjutnya. Bisa 20 sampai 30 menit sesuai kebutuhan sehingga pulangnya tidak bersamaan,” papar Ain.

“Pihak sarpras sekolah juga sudah menyiapkan perlengkapan prokes mulai dari Thermo standing otomatis, tempat cuci tangan lengkap dengan sabun, juga tisyu tebal untuk mengeringkan tangan sampai tempat duduk berjarak,” tambahnya. (Yuda)

Related posts
Berita

Abdul Mu’ti Ajak Warga Muhammadiyah Sikapi Pemilu 2024 dengan Arif dan Bijaksana

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – PP Muhammadiyah mengawali Pengajian Umum tahun 2024 dengan mengusung tema “Muhammadiyah dan Pemilu 2024”. Pengajian yang berlangsung secara…
Sosial Budaya

Adaptasi Teknologi Muhammadiyah: Catatan dari Gen Z

Oleh: Avra Abida El Ravi Lahir dan besar di keluarga Muhammadiyah tidak lantas membuat seseorang merasa dirinya adalah kader Muhammadiyah. Ini dialami…
Berita

Sambut Indonesia Emas 2045, MPKSDI PP Muhammadiyah Akan Siapkan Kader Terbaik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dahulu, saat ini, dan masa depan tentu berbeda dan berubah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *