Purworejo, Suara ‘Aisyiyah – Rabu (27/10), Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah bekerja sama dengan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Purworejo mengadakan kajian Perempuan Mengaji edisi ke-5. Acara dilangsungkan secara daring melalui Zoom meeting. Tema yang diangkat yaitu “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam Kehidupan Berkeluarga”. Kajian ini menghadirkan Ernawati selaku Sekretari Majelis Tabligh PDA Kab Purworejo sebagai narasumber.
Mengawali materi, Ernawati menyampaikan tingginya kasus perceraian selama pandemi dan maraknya KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Data dari Kemenag tahun 2017 mengatakan bahwa masalah dalam rumah tangga yang seringkali menyebabkan perceraian adalah perselisihan dan pertengkaran terus menerus.
Baca Juga: Pendekatan dan Strategi Pembinaan Keagamaan dalam Keluarga
Oleh karenanya, ia mengatakan, masalah tersebut patut menjadi perhatian bersama, termasuk Muhammadiyah. Muhammadiyah telah memberikan pedoman dalam kehidupan berkeluarga. Pedoman ini berlandasakan pada al-Quran dan as-Sunnah.
Menurut Ernawati, selain mensosialisasikan ajaran Islam, keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah juga perlu memainkan fungsi kaderisasi, sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan dakwah di kemudian hari.
“Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami, yakni tertanamnya ihsan (kebaikan) dan bergaul dengan ma’ruf,” ujarnya.
Dalam sesi stretching, Lintal Muna menambahkan, keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai. Moral anak-anak dan agama bisa dibentuk dalam keluarga. Kalau keluarganya bagus, anak-anak juga akan mengikuti bagus. Namun sebaliknya, jika keluarga buruk maka akan merusaka semua elemen yang ada. (miqdad)