Oleh: Ika Zardy Saliha
Kepul asap hitam menyekap, kabut menggulung menutup langit suci
Waktumu masih merenda kain bersulam emas, indah warnai hati
Memburu pelangi lewati seribu satu hari, raih sebait janji
Jiwamu sangat luas, mengapa terjebak nikmat semu sekejap mata?
Demi sesuap nasi rela bergoyang di atas lapak-lapak nista
Simpan ibamu! Bukankah rezeki tersembunyi dalam doa dan upaya?
Jika hasrat jawara mengaliri darah, dunia seakan dalam genggaman
Kemudian lupa sabda-Nya, “Demi waktu. Sungguh manusia dalam kerugian
Kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, berwasiat kebenaran dan kesabaran
24 September 2015