Di era saat ini, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang mudah. Hal ini merupakan dampak dari hadirnya teknologi. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin canggih seiring perkembangan zaman, sehingga terjadi penambahan fungsi teknologi yang semakin memanjakan kehidupan manusia. Salah satu contoh fasilitas canggih saat ini adalah gadget atau gawai.
Junierissa Marpaung (2018) dalam “Pengaruh Penggunaan Gadget Dalam Kehidupan” mengatakan, pada faktanya gawai tak hanya digunakan oleh orang dewasa atau lanjut usia (22 tahun ke atas), remaja (12-21 tahun), tetapi anak-anak (7-11 tahun), dan lebih ironisnya lagi anak usia 3-6 tahun yang seharusnya belum layak untuk menggunakan gawai sekarang sudah banyak yang menggunakannya.
Penggunaan gawai pada anak dapat membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif akan didapat apabila orang tua selalu memberikan bimbingan kepada sang anak. Sebaliknya, seorang anak akan mudah “tersesat” apabila ketika menggunakan gawai ia tidak dalam pengawasan orang tuanya.
Usia yang diperbolehkan seorang anak untuk mengakses media sosial adalah 13 (tiga belas) tahun ke atas. Meski begitu, bukan berarti anak-anak yang masih di bawah usia 13 tahun tidak boleh terpapar dengan teknologi digital. Mereka tetap harus diperkenalkan tentang teknologi digital melalui pengawasan orang tua.
Baca Juga: Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Penggunaan Gawai Si Buah Hati
Sosok yang paling berpengaruh dalam mencegah dan mengatasi agar teknologi gawai tidak berdampak negatif pada anak adalah orang tua. Mengutip pendapat Jovita Maria dan Nanang Sahriana (2019) dalam “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini”, beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua untuk meminimalisir dampak negatif gawai pada anak adalah:
Pertama, memperhatikan usia. Untuk anak usia di bawah 5 tahun, sebaiknya tidak terlalu banyak diberikan kesempatan bermain gawai. Pemberian gawai pada anak usia balita disarankan hanya sebatas pengenalan warna, bentuk, dan suara.
Kedua, batasi waktu. Anak usia di bawah 5 tahun boleh diberi gawai, tetapi tetap harus dalam pengawasan orang tua dan perlu diperhatikan durasi pemakaiannya. Ketika anak telah memasuki usia pra-remaja, orang tua bisa memberi kebebasan yang lebih kepada anak dalam penggunaan gadget.
Ketiga, menghindari dari kecanduan. Orang tua disarankan harus ketat menerapkan aturan ke anak tanpa harus bersikap otoriter. Orang tua juga harus menerapkan reward and punishment, jika ini berhasil dijalankan, anak akan bisa melakukan dengan tanggung jawab dan terhindar dari kecanduan.
Keempat, mampu beradaptasi dengan zaman. Seorang anak harus tahu fungsi gawai dan harus bisa menggunakannya, karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. (rizka)
*mahasiswa magang di Suara ‘Aisyiyah
1 Comment