Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Recipient Tuberculosis (PR TB) ‘Aisyiyah bersama dengan Majelis Kesehatan PPA menyelenggarakan pertemuan daring bertajuk “Koordinasi Jejaring Komunitas dan Organisasi melalui Gerakan ‘Aisyiyah Sehat (GRASS)” pada hari Selasa (29/12). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari penutupan program PR TB untuk menguatkan keberlanjutan secara institusional di organisasi ‘Aisyiyah melalui GRASS.
GRASS sebagaimana dikenal sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan setiap individu khususnya warga ‘Aisyiyah untuk hidup sehat agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pertemuan koordinasi tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yakni Dr. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si yang memberikan arahan kebijakan organisasi dalam penanggulangan TBC sekaligus membuka acara pada pertemuan koordinasi tersebut secara resmi.
Kegiatan juga dihadiri oleh 164 peserta yang terdiri dari Dewan Pembina PR TB ‘Aisyiyah, Majelis Kesehatan PPA, 14 PWA beserta Majelis Kesehatan PWA, dan 130 PDA berserta Majelis Kesehatan PDA.
Usai sambutan dari Dr. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si, sambutan dilanjutkan dengan sambutan Authorized Signatory PR TB ‘Aisyiyah oleh Dr. Rohimi Zamzam, S.Psi., M.Pd., Psikolog. Dalam sambutannya, Ibu Rohimi menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah sebagai representatif organisasi masyakat sipil menjalankan kemitraan penanggulangan TBC secara setara selama 17 tahun. Proses pengakhiran kemitraan tersebut telah dipersiapkan dan perlu dikonsolidasikan dalam program organisasi yakni melalui GRASS.
Sejalan dengan narasi pembukaan Ibu Rohimi, dilanjutkan dengan arahan kebijakan organisasi terkait penanggulangan TBC dan pembukaan acara oleh Ketum PPA yakni Ibu Siti Noordjannah. Arahan kebijakan dari Bu Noordjannah menjadi penguat bagi para pimpinan ‘Aisyiyah untuk ikthiar dalam menggiatkan keberlanjutan program TBC secara mandiri.
“Saya sebagai pusat pimpinan ‘Aisyiyah menyampaikan terima kasih kepada tim dari tingkat pusat maupun bawah, dan juga organisasi yang mensinergikan. Termasuk tentu dalam konteks sinergi ini harus secara khusus dilakukan oleh MKES tingkat pusat sampai ke bawah. Sekali lagi, kita memberi penghargaan dan terima kasih dan itu ada banyak sekali manfaatnya selain kepentingan keummatan juga berkontribusi pada konteks organisasi dengan praktik baik dlsb,” ungkap Noordjannah.
Selain itu, Siti Noordjannah juga menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah sudah selama 17 tahun mengelola program TBC secara institutisi, mulai dari tahapan Implementing Unit ke Sub-Recipient dan menjadi Principal Recipient. Hal ini merupakan bentuk kesyukuran dan penghidmatan sebagai kultur organisasi dalam menjalani amanah dan membantu persoalan kebangsaan. Namun demikian, pada tahun 2020, program kemitraan tersebut telah diakhiri oleh ‘Aisyiyah dan organisasi tetap melanjutkan kontribusi penanggulangan TBC secara mandiri.
‘Aisyiyah masih menilai persoalan TBC menjadi persoalan ummat dan ikut serta dalam menyelesaikan persoalan tersebut adalah panggilan dakwah bagi organisasi. “Dengan kegiatan koordinasi keberlanjutan TB ini, mari kita lakukan program dakwah eliminasi TB masih berlanjut. Kiita masih ingin berkontribusi untuk menyelesaikan persoalan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan semesta, karena memang TB ini menjadi persoalan global. Dan itu panggilan dakwah,” lanjut Noordjannah.
Secara khusus, Ibu Noordjannah juga menyampaikan bahwa Majelis Kesehatan sebagai pihak yang menaungi program kesehatan akan mengoordinasikan keberlanjutan program TBC di tingkat pusat maupun wilayah. Yang mana, PWA dan PDA yang hadir pada kegiatan ini akan menjadi wilayah yang paling utama untuk bisa melakukan keberlanjutan dengan modal pengalaman, praktik baik, manajemen yang baik dan strategi kemitraan yang perlu diadopsi untuk melanjutkan program di daerah tersebut. Lebih lanjut, Ibu Noordjannah menyampaikan bahwa keberlanjutan program TBC perlu disinergikan dengan program kesehatan lainnya yang ada di Majelis Kesehatan, yakni melalui GRASS.
Dari arahan kebijakan tersebut, Ibu Noordjannah juga membuka ruang dialog bersama dengan pimpinan ‘Aisyiyah. Dialog yang terbangun adalah berkenaan dengan merawat kader dalam konteks organisasi dan strategi sinergi program TBC kepada program organisasi. Untuk keberlanjutan program, Ibu Noordjannah menyampaikan bahwa program pengalihan kemitraan jangan menjadi ekslusif. Apa yang menjadi praktik baik itu harus diinternalisasi dan bisa digunakan modelnya dan didistribusikan, sehingga akan kaya dengan varian model.
“Yang harus dijaga, komunikasi dan kebersamaan di internal organisasi harus bagus. Komitmen dan kolektifitas keikhlasan kita perlu sesuai dengan prosedur dan system organisasi. Salam sehat untuk semuanya. Mari kita kolaborasikan, kolektifkan semangat, niat dan keiklasan kita dalam menjalankan organisasi, “ ucap Noordjannah pada akhir sambutannya.
Pada kegiatan ini terdapat sesi diskusi panel terkait Penanggulangan TBC dalam GRASS. Sejalan dengan arahan dari Ibu Ketua Umum PPA, MKES PPA sebagai narasumber kegiatan menyampaikan bagaimana integrasi program TBC pada GRASS. Chairunnisa, M.Kes selaku Ketua Majelis Kesehatan PPA memaparkan bahwa terdapat 14 Program MKES PPA tahun 2015-2022 yang mana diantaranya termasuk pada Gerakan ‘Aisyiyah Sehat.
Paparan tersebut dilanjutkan dengan informasi terkait kerangka kerja keberlanjutan program TBC ‘Aisyiyah yang disampaikan oleh Ibu Dra. Noor Rochmah Pratiknya selaku Wakil Ketua MKES PPA. Noor menyampaikan bahwa tujuan jangka Panjang program TBC ‘Aisyiyah adalah Indonesia mencapai eliminasi Tuberkulosis pada tahun 2030 serta mengakhiri epidemi tuberculosis di tahun 2050.
Tujuan umum dari capaian tersebut berguna untuk meningkatkan kontribusi ‘Aisyiyah dalam edukasi, penemuan, dan pendampingan pengobatan pasien TBC yang berorientasi pada kebutuhan pasien dalam mendukung upaya percepatan eliminasi TBC nasional di tahun 2030. Sesi koordinasi ini menjadi penguat bahwa program penanggulangan TBC akan dilanjutkan secara mandiri oleh ‘Aisyiyah melalui GRASS.
Kontributor: Bunga Pelangi – PR TB ‘Aisyiyah
Editor: Tami