Islamic Boarding School akan mampu menjadi wahana untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian tersebut, sebagaimana harapan setiap orang tua. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi para orang tua, karena dengan memasukkan anak remajanya ke Islamic Boarding School, keinginan untuk memiliki anak yang berkepribadian prima diharapkan dapat tercapai, serta tugasnya sebagai orang tua sebagaimana tercantum dalam al-Quran surat Lukman (31) ayat 13 – 19 dapat terbantu.
Selanjutnya, secara lebih rinci, berbagai manfaat dari bersekolah di Islamic Boarding School dapat diuraikan dalam 6 bagian. Pertama, manfaat bagi perkembangan religiusitas. Dengan adanya proses yang intensif dalam pembelajaran agama di kelas dan di asrama secara integratif, siswa akan memiliki pemahaman dan ketaatan agama yang tinggi. Biasanya, Islamic Boarding School juga mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam berbagai kegiatan pembinaan siswa baik di sekolah maupun di asrama. Harapanya, religiusitas anak yang mendasari berbagai aspek kehidupannya akan lebih mudah terbentuk.
Kedua, manfaat bagi perkembangan intelektual. Dengan tinggal di asrama, ada kesinambungan pembelajaran antara di kelas dengan di asrama, se-hingga anak memiliki waktu belajar yang cukup, bisa belajar dengan tertib, serta memudahkan dilaksanakannya belajar tambahan maupun remidi. Sekolah juga bisa mengadakan model belajar bersama dalam study group untuk melakukan kegiatan pengayaan materi menggunakan berbagai sarana belajar yang telah tersedia.
Biasanya Islamic Boarding School mendorong siswa untuk memiliki wawasan yang luas dengan mengajak siswa suka membaca berbagai buku, serta mengikuti kajian dari para narasumber dari luar yang diundang oleh pihak sekolah. Hal tersebut mendorong siswa untuk memiliki daya pikir yang terbuka.
Ketiga, manfaat bagi perkembangan motivasi siswa. Sistem pembelajaran di kelas dan di asrama yang mengedepankan kebersambungan dalam belajar, suasana kompetisi dan kebersamaan antar teman, serta kemungkinan ada-nya belajar melalui study group, dapat menjadi sarana meningkatkan daya motivasi siswa, sehingga dapat membentuk pribadi yang high-motivated.
Keempat, manfaat bagi perkembangan afeksi. Kehidupan di asrama mendorong anak untuk menumbuhkan sikap tenggang rasa dan rasa kebersamaan karena banyak hal yang membiasakan sikap berbagi dengan teman asramanya. Anak harus berbagi tempat tidur, kamar mandi, maupun penggunaan peralatan yang sebenarnya juga merupakan milik pribadi. Pada awalnya, biasanya berat bagi anak. Namun keterpaksaan itulah yang mampu menumbuhkan sikap tenggang rasa, peduli, empati, saling menghormati dan menyayangi antar sesama, yang akan menjadi modal dalam pergaulan yang lebih luas.
Dengan demikian, tinggal di asrama dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kecerdasan emosional. Apalagi jika siswa di Islamic Boarding School juga berasal dari berbagai daerah dan pulau, bahkan dari luar negeri. Hal tersebut dapat melatih jiwa para siswa untuk mengerti dan memahami berbagai variasi budaya dan cara berkomunikasi sehingga membentuk pribadi yang terbuka dan toleran.
Berikutnya, manfaat bagi perkembangan sosial dan moral. Di samping mampu mengembangkan kecerdasan emosi, sistem dan pergaulan dalam asrama dapat meningkatkan perkembangan sosial dan moral. Kehidupan di asrama merupakan kehidupan dalam masyarakat kecil yang memerlukan adanya organisasi kemasyarakatan beserta komponen-komponen terkait meliputi kepemimpinan, keanggotaan, peraturan dan ketaatan serta kedisip-linan, yang kesemuanya dibentuk dan dilaksanakan oleh warga asrama terkait dengan kegiatan bimbingan pembinaan karakter.
Ketika melaksa-nakan kegiatan keorganisasian itu, berarti mereka berlatih menjadi pemimpin, membuat, melaksanakan, dan mentaati aturan secara tertib, hingga bertenggang rasa terhadap pendapat orang lain. Ke depannya, setelah terlatih dalam pembinaan karakter di asrama, para lulusan Islamic Boarding School dapat menjadi pemimpin dalam masyarakat dan pemimpin agama serta mubaligh/at.
Terakhir, manfaat bagi perkembangan seni dan estetika. Daya estetika yang merupakan bagian dari potensi jiwa manusia dapat berkembang melalui kegiatan seni sebagai bagian dari salah satu unsur budaya. Sekolah juga dapat menjadi tempat untuk pengembangan estetika melalui berbagai macam kegiatan seperti seni drama, seni lukis, seni suara, seni tari, dan seni kriya. Dalam Muhammadiyah, budaya, termasuk seni, merupakan bagian dari strategi dakwah (lihat Dakwah Kultural Muhammadiyah, 2016). Dengan tinggal di Islamic Boarding School, para siswa diharapkan dapat lebih mudah dikoordinir untuk melaksanakan berbagai kegiatan seni budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Dampak Negatif Tinggal di Boarding School
Di samping memiliki banyak manfaat, tinggal di boarding school juga dapat membawa dampak negatif pada anak, terutama terkait dengan permasalahan hubungan dengan keluarga, khususnya dengan orang tua dan hubungan dengan teman asrama. Berikut ini disampaikan tentang kemungkinan adanya dampak negatif itu serta cara-cara antisipasinya.
Pertama, rindu rumah. Pada awal tinggal di boarding school, anak akan merasa tercerabut dari lingkungan keluarganya, dari ayah, ibu, adik dan atau kakaknya. Anak akan merasa kehilangan berbagai suasana rumah. Apalagi bagi anak yang sebelumnya tidak disosialisasikan tentang sekolah yang jauh dari orang tua serta kehidupan asrama yang harus memiliki sikap mandiri dan tenggang rasa. Rasa rindu rumah yang berkelanjutan pasti akan berdampak negatif bagi efektifitas belajar serta perkembangan jiwa anak.
Oleh karena itu, proses sosialisasi tentang bersekolah di boarding school mesti harus dilakukan oleh orang tua jauh sebelumnya, bahkan ketika anak masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Anak juga perlu dibiasakan untuk memiliki kemandirian hidup, misalnya melalui kegiatan camping atau tanggungjawab menyiapkan kebutuhan pribadi. Anak juga perlu dikenalkan dengan sekolah-sekolah berasrama. (Susi)
Baca selengkapnya di Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi 1 Januari 2020, hlm. 27-28.
Sumber Ilustrasi : https://www.majalah-me.com/2019/07/mengapa-sekolah-di-mbs-prambanan.html