Konsultasi Keluarga

Keluarga Berkah Tanpa Jeratan Hutang

bebas hutang

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kak ‘Aisy yang saya hormati. Kehidupan keluarga dengan 3 anak yang semuanya sudah memasuki sekolah terasa berat bagi kami yang bekerja swasta dengan pendapatan yang tiada pasti. Bulan depan nanti adalah masa anak-anak melunasi seluruh tanggung jawab SPP karena mereka akan mengikuti ujian dan ulangan akhir semester.

Kami berniat mengambil hutang di koperasi, namun ragu, karena hutang yang pernah kami ambil belum lunas. Secara jujur, sebenarnya saya ingin sekali hidup menghadapi beban keluarga tanpa hutang, tetapi kebutuhan anak-anak yang akan mencari sekolah baru selepas lulus nanti cukup besar juga. Di sisi lain, kami tidak dapat menambah usaha lain karena juga membutuhan permodalan.

Kami mohon saran dari Kak ‘Aisy, bagaimana solusi mengatasi masalah saya ini, agar kami tidak menumpuk hutang dan dapat melunasi hutang-hutang? Atas saran dari Kak ‘Aisy, kami menyampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Roemi, Kripiki

Jawaban:

Mbak Roemi yang dirahmati Allah. Kak ‘Aisy sangat memahami persoalan yang Mbak hadapi saat ini. Kehidupan rumah tangga tidak lepas dari masalah keuangan. Karena itu, mengatur keuangan rumah tangga bukanlah perkara yang mudah. Perlu cara mengatur keuangan rumah tangga yang benar dan disiplin. Mengatur keuangan rumah tangga bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang ibu saja, tetapi juga suami sebagai penanggung jawab pengadaan dana.

Berikut adalah beberapa pengetahuan dasar untuk mengamankan keuangan keluarga:

Pertama, hitung seluruh pendapatan. Ini sangat penting dilakukan agar kita bisa membagi alokasi penghasilan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ingat, yang pertama harus dipenuhi adalah kebutuhan yang bersifat primer, yakni kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan kesehatan. Dengan menghitung seluruh pendapatan, mengatur keuangan rumah tangga menjadi lebih mudah.

Kedua, pahami perbedaan kebutuhan dan keinginan. Utamakan dulu kebutuhan wajib seperti anggaran untuk makan sehari-hari serta bayar listrik, air, hingga alokasi pendidikan, dan kesehatan. Kesampingkan sementara keinginan sekunder, misalnya membeli tas yang modelnya baru, atau sesuatu yang bersifat konsumtif dan kurang bermanfaat.

Ketiga, buat daftar pengeluaran prioritas bulanan dan siapkan dana darurat. Menyusun daftar prioritas membuat alokasi pengeluaran dana rumah tangga menjadi lebih tertata. Selain ada pos-pos yang wajib, juga anggarkan pos darurat, misalnya anggaran yang diperuntukkan apabila mendapat musibah, untuk keperluan bermasyarakat bila ada undangan, dan anggaran-anggaran non-rutin lainnya. Syukur apabila dapat menyisihkan untuk tabungan yang meski hanya kecil, namun disiplin untuk tidak digunakan kecuali apabila dalam kondisi yang sangat mendesak.

Keempat, jaga rasio hutang. Untuk mengatur keuangan rumah tangga, yang paling baik sebenarnya adalah menghindari hutang. Pasalnya, tagihan dan kewajiban membayar hutang bisa menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga terganggu. Namun, ada sejumlah faktor yang mau tidak mau memaksa kita berhutang.

Sebagai saran, bila terpaksa berhutang, dipergunakan untuk hal-hal yang merupakan kebutuhan pokok, misalnya untuk menambah modal usaha. Di luar itu, sebaiknya hindari untuk berhutang. Sedapat mungkin, pastikan kewajiban membayar tagihan hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang diperoleh. Lebih dari itu, keuangan rumah tangga dapat terganggu.

Bagaimana kalau terlanjur punya hutang? Walaupun cukup rumit untuk membuat perencanaan keuangan di saat masih memiliki hutang, bukan hal yang mustahil untuk tetap mengatur keuangan, agar tetap bisa menabung. Hal paling penting adalah berhenti untuk menambah hutang, maka ikhtiarkan dapat melunasi hutang lama.

Berikut ini cara merencanakan keuangan saat masih memiliki utang:

Pertama, menyelesaikan hutang. Apabila ingin mengatur keuangan di saat kita masih memiliki hutang, caranya adalah dengan menyehatkan keuangan kita dulu dari hutang itu sendiri. Ikhtiarkan stop hutang baru, dan selesaikan hutang yang lama dengan cicilan yang sudah ditentukan. Bila memungkinkan, aturlah permohonan keringanan (cicilan) atau cara pengembalian kepada pihak yang memberikan hutang.

Kedua, melakukan konsolidasi hutang. Apabila sangat terpaksa, meminjam ke koperasi adalah sebuah teknik yang tepat, di mana untuk membantu menyelesaikan hutang yang sedang berjalan, kemudian akan digabungkan menjadi satu bagian hutang yang baru. Dengan teknik ini, diharapkan tambahan pengembalian menjadi lebih rendah dan upayakan bernego untuk jangka waktu pengembalian lebih lama.

Perhatikan baik-baik, jangan sekali-kali berhutang kepada penyedia layanan jasa hutang yang ilegal. Hal ini dikarenakan dampak sosial dari hutang sangat negatif di mana konsumen rentan mengalami cyber bullying maupun tindakan intimidatif lainnya.

Ketiga, melepaskan aset yang dimiliki. Hal ini adalah jalan keluar yang mungkin harus diambil saat dalam posisi “kepepet” dan tidak ada jalan keluar lainnya untuk melunasi hutang. Sebaiknya, apabila memang harus melepaskan aset yang dimiliki, cukup aset yang memang tidak produktif yang dilepas, seperti beberapa benda yang berharga, misalnya perhiasan, yang tadinya menjadi tabungan sementara.

Beberapa cara di atas semoga dapat meminimalisir dampak hutang dalam rumah tangga serta menguatkan untuk mengatur keuangan dengan lebih baik lagi. Semoga rumah tangga yang kita bangun untuk masa depan dapat terlepas dari jeratan hutang sehingga kenikmatan dan keberkahan rizki yang kita terima menjadi lebih paripurna. Selamat mencoba.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Bunda Imah

Related posts
Kalam

Keutamaan Memuliakan Istri

Oleh: Dewi Umaroh* Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan. Melalui akad pernikahan, mereka disatukan untuk membangun mahligai rumah tangga. Pernikahan menjadi tangga…
Hikmah

Tulisan Azhar Basyir: Keluarga Sakinah dalam Pandangan Islam

Al-Quran surat ar-Rum [30]: 21 menyebutkan tujuan perkawinan adalah untuk memperoleh ketenangan hidup dan menumbuhkan saling mencintai dan menyayangi antara suami isteri….
Keluarga

Pendidikan Kesetaraan dalam Keluarga

Oleh: Susilaningsih Kuntowijoyo Pendidikan kesetaraan adalah proses pembentukan rasa dan sikap kesetaraan antar individu sehingga masing-masingnya mampu berperilaku proporsional dalam hubungan antar…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *