Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – keluarga memainkan peran penting di dalam menanamkan revolusi mental. Demikian pernyataan Ravik Karsidi dalam acara Podcast TV (PTV) Show: Gerakan Nasional Revolusi Mental pada kanal YouTube @tvMu Channel, Jumat (3/12).
Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental Republik Indonesia itu menjelaskan bahwa revolusi mental adalah suatu perubahan dalam berpikir dan bekerja, yang meliputi: (a) perubahan dalam etos kerja; (b) gotong royong atau kerja sama, dan; (c) integritas. Ia mengatakan, jika tiga hal tersebut berubah, baik di lingkungan masyarakat kecil (keluarga) maupun dalam lingkup yang lebih luas lagi, maka bangsa Indonesia ke depannya akan lebih baik.
Baca Juga: Membangun Keluarga dari Titik Kedalaman Makna
Dalam acara yang bertema “Penguatan Revolusi Mental dalam Sistem Sosial & Budaya” ini, Ravik menjelaskan bahwa istilah revolusi mental sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1950-an, tepatnya pada kepemimpinan presiden Soekarno. Namun dalam konteks kepemimpinan presiden Jokowi, menurut Ravik, ada sedikit perubahan. Revolusi mental direaktualisasikan dari lingkup yang paling kecil, yakni keluarga, bahkan individu.
Ravik menyampaikan, terdapat dua penyangga utama terkait dengan kegiatan revolusi sosial dalam sistem sosial, yaitu keluarga dan lembaga kemasyarakatan. Lebih lanjut, Ravik juga menjelaskan mengenai empat fungsi keluarga yang saat ini sudah mulai luntur di masyarakat, yaitu: fungsi pendidikan, fungsi keagamaan, fungsi rekreatif, dan fungsi perlindungan. Ia menyampaikan bahwa fungsi keluarga yang mulai luntur tersebut bisa dikembalikan asal memiliki ketegasan dan juga keteladanan. (silvi)