
logo aisyiyah
Oleh: Tri Hastuti Nur R.
Pemimpin merupakan salah satu kunci vital yang menentukan perkembangan dan kemajuan sebuah organisasi. Gaya kepemimpinan setiap orang pasti akan berbeda, tetapi kemampuan untuk menggerakkan organisasi menuju cita-cita, mimpi, dan mewujudkan visi-misi organisasi adalah sebuah keniscayaan seorang pemimpin. Karakter seorang pemimpin yang baik juga ditunjukkan dalam kemampuannya membangun budaya organisasi sehingga tumbuh corps de esprit organisasi sebagai kekuatan untuk menggerakkan potensi internal menuju visi-misi yang dicita-citakan.
Dalam konteks yang lebih luas, yaitu kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, kepemimpinan yang visioner dengan perspektif berkemajuan merupakan prasyarat penting dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat. Membincang tentang kepemimpinan perempuan berkemajuan menjadi sangat signifikan dengan menilik pada “Pokok Pikiran ‘Aisyiyah Abad Kedua” pada poin Visi Gerakan ‘Aisyiyah.
Visi Gerakan ‘Aisyiyah meliputi (1) berkembangnya Islam berkemajuan dalam kehidupan masyarakat; (2) berkembangnya gerakan pencerahan yang membawa proses pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan; dan (3) berkembangnya perempuan berkemajuan, baik di lingkungan umat Islam dan bangsa Indonesia maupun global sebagai insan pelaku utama perubahan menuju peradaban utama.
Ketiga Visi Gerakan ‘Aisyiyah ini menegaskan bahwa kader-kader ‘Aisyiyah sebagai pemimpin di segala lini organisasi (di tingkat masyarakat, legislatif, pemerintahan, dan badan-badan publik lainnya) harus mendasarkan pada nilai Islam berkemajuan. Islam berkemajuan selalu menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Baca Juga: ‘Aisyiyah: Spirit Perempuan Berkemajuan
Internalisasi dan penguatan perspektif nilai Islam berkemajuan bagi kader-kader ‘Aisyiyah menjadi sebuah keniscayaan dalam mewujudkan pemimpin-pemimpin perempuan yang berkemajuan. Islam berkemajuan tidak hanya menjadi pemahaman pada level kognitif yang ramai dibincangkan dalam forum, tetapi harus mewujud dalam praksis gerakan dan menjadi landasan nilai dalam berdakwah.
Visi Gerakan ‘Aisyiyah Abad Kedua juga menegaskan bahwa pemimpin perempuan berkemajuan adalah insan pelaku perubahan menuju peradaban utama, yaitu membangun keadilan dan kesejahteraan untuk semua, melintas batas identitas, dan pemuliaan terhadap perempuan. Sebagai pelaku utama perubahan peradaban, kepemimpinan transformatif merupakan salah satu karakter penting pemimpin perempuan berkemajuan. Kepemimpinan transformatif merupakan kepemimpinan yang mampu menggerakkan dan membawa perubahan dalam organanisasi dan masyarakat. Dengan demikian, pemimpin perempuan berkemajuan adalah agen perubahan di mana pun ia berada.
Kehadiran pemimpin-pemimpin perempuan berkemajuan diharapkan akan terus membawa semangat ummatan wasatha dan pelaku sejarah (syuhada ‘ala al-nas). Di tengah kompleksitas persoalan kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan, pemimpin-pemimpin perempuan berkemajuan akan menggerakkan organisasi dengan penuh inovasi, melakukan kolaborasi dan menguatkan jejaring, berorientasi pada perubahan ke arah yang lebih baik, lebih partisipatif, dan akuntabel.
Bagi ‘Aisyiyah, perdebatan apakah perempuan boleh menjadi pemimpin telah usai, baik secara teologis maupun ideologis. Perempuan dan laki-laki laki-laki yang beriman dan beramal saleh memiliki kedudukan serta peluang yang sama di berbagai bidang kehidupan, sebagaimana yang ditegaskan dalam Q.S. an-Nahl ayat 97, al-Hujarat ayat 13, serta al-Baqarah ayat 30 bahwa perempuan dan laki-laki adalah khalifah di muka bumi.
Sejarah juga telah membuktikan kiprah kepemimpinan ‘Aisyiyah sejak berdiri tahun 1917. Keberpihakan pada kelompok yang lemah, kelompok yang marginal, kelompok yang ditinggalkan, kelompok duafa-mustad’afin menjadi salah satu prinsip kepemimpinan perempuan berkemajuan melalui pencerahan, pembebasan, dan pemberdayaan.