HajiTokoh

Ketua Pengadilan Agama Jadi Petugas Haji: Berkesan Cuci Baju Jemaah Lansia

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Diketuknya pintu nomor 107 hotel 107, Makkah, sambil mengucap “Tabek (sapaan yang biasa digunakan warga Sulawesi  Selatan),” ujar Nur Alam pada Nari, jemaah lansia asal Pinrang yang didampinginya. Pintu berwarna coklat itu pun terbuka sehingga tampak perempuan lanjut usia memakai daster dan kerudung putih panjang.

“Ada baju kotor,” tanya perempuan yang biasa dipanggil Alam itu pada Nari. Ia menggeleng pelan, tidak ada. Begitulah rutinitas Nur Alam sebagai Petugas Haji Daerah yang biasa mendampingi lansia dari kloternya.

Alam kemudian beralih mengetuk pintu jemaah lansia lainnya. Lagi-lagi Alam menanyakan baju kotor yang perlu dicuci. Keduanya pun membawa baju kotor ke ruang cuci. Alam kemudian memasukkan baju-baju kotor ke mesin cuci.

Saat mesin cuci mulai menggiling baju kotor, Alam dan jemaah lansia itu tampak mengobrol akrab sembari menunggu cucian. Usai pakaian dicuci, Alam pun mulai menjemur pakaian. Aktivitas cuci dan menjemur selesai, Alam lantas mengantar jemaah kembali ke kamarnya.

Cuci Baju Jemaah Lansia

Setiap pagi atau sore hari, Alam biasa membantu jemaah lansia mencuci baju. Ia tak sendiri, para jemaah lansia itu juga ikut bersamanya  mencuci baju menggunakan mesin cuci. Mereka tak biasa memakainya, “Saya biasanya mengucek baju pakai tangan di rumah,” ungkap Nari sambil tangannya memperagakan caranya mengucek.

Mencuci baju jemaah lansia adalah aktivitas yang berkesan bagi Alam karena sehari-hari Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Pinrang ini biasa dicucikan oleh asisten rumah tangganya. Meski demikian, ia menjalankan tugasnya dengan senang dan ikhlas. “Saya cucikan baju jemaah lansia, bahkan kadang ada kotorannya juga kain yang luntur.” Baginya lansia yang didampinginya adalah gambaran kita saat nantinya menjadi lansia.

Berkhidmat di Pengadilan Agama

Sudah 30 tahun ia bekerja di Pengadilan Agama sejak tahun 1993. Puluhan ribu kasus sudah ditanganinya sejak ia bekerja. Hampir 15 tahun dari masanya bekerja dikhidmatkan menjadi Ketua atau Wakil Ketua Pengadilan Agama di beberapa daerah.

Ia menyebut beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, seperti Pangkep, Sungguminasa Gowa, Pare-Pare, Watampone, hingga terakhir Pinrang, asal tempatnya menjadi Petugas Haji Daerah. Alam bahkan juga sempat bertugas di Slawi Jawa Tengah hingga terakhir Purwakarta Jawa Barat.

Di Purwakarta ia tak lagi menajdi Ketua PA tetapi hakim PA karena ia harus bekerja menyelesaikan disertasinya tentang rekonstruksi perlindungan hukum pada nikah siri di Universitas Borobudur Jakarta. Bulan April lalu, Alam bahkan telah selesai menempuh S3 sehingga kini ia sudah bergelar doktor.

Perjalanannya menjadi petugas haji daerah diawali dari rekomendasi Bupati Pinrang, Sulsel, karena dedikasinya di Pengadilan Agama. “Kata pak bupati, ini ibuknya suka melayani masyarakat,” ungkap perempuan yang kini sudah berusia 57 tahun.

Alam pun mengungkapkan, ia memang kerap mengadakan sidang keliling pengadilan agama hingga ke daerah pelosok. Meskipun tidak semua Ketua PA mau langsung melakukan sidang keliling PA hingga ke pelosok.

“Kadang tidak semua mau adakan sidang keliling ke pelosok karena tantangannya jauh,” jelas ibu tiga anak ini. Tetapi ia melakukannya untuk mendekatkan layanan PA ke masyarakat. Dedikasinya kepada masyarakat, terang Alam, berkat orang tuanya yang biasa melatihnya untuk membantu masyarakat.

Tugasnya sebagai PHD pun dikerjakannya dengan ikhlas, “Di sini saya sebagai petugas, harus melaksanakan tugas pelayanan dan perlindungan jemaah.” Sebagai PHD bagian layanan umum, ia membantu petugas kesehatan haji, petugas ibadah, dan layanan lansia. Ada dua lansia berusia 65 dan 70 tahun dari kloter 6 UPG yang kerap didampinginya sehari-hari.

“Saya dampingi lansia ke mushola hotel untuk ibadah, mendorong kursi roda ketika ke masjidil haram, juga mencuci baju jemaah lansia,” ujar Alam menjelaskan aktivitasnya sebagai PHD layanan umum khususnya mendampingi lansia.

Ia pun punya cerita saat mendampingi lansia ke masjidil haram. Nari misalnya, melakukan umroh dengan menggunakan kursi roda dibantu jasa dorong resmi. Tapi rupanya, nenek Nari belum bisa shalat dan berfoto di dekat Ka’bah.

Alam pun kemudian kembali masuk Masjidil Haram bersama nenek Nari demi mengantar jemaah lansia itu shalat di dekat kabah. Tak hanya itu, ia pun memfotokan nenek di dekat Ka’bah sebagaimana keinginannya. Saat ditanya, Nenek Nari senang bisa dibantu oleh Alam, “senang dibantu, ga harus dikerjakan sendiri.” (hns)

 

 

Related posts
Haji

Menko PMK Apresiasi Sukses Haji Tahun Ini

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M. Menurutnya…
Haji

Pemerintah Arab Saudi: Jemaah Haji 2024 1,8 Juta Orang, Terbanyak Dari Asia

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Jumlah jemaah haji tahun 2024 mencapai 1,8 juta orang. Hal tersebut disampaikan oleh General Authority for Statistics Arab Saudi  Arab…
Haji

Jemaah KBIHU 'Aisyiyah City Tour Ke Thaif, Belajar Sejarah Nabi dan Kagumi Alam Thaif

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Usai melaksanakan puncak ibadah haji, sembari menanti jadwal pendorongan menuju Madinah, tidak jarang jemaah menggunakan waktunya untuk melakukan rihlah atau…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *