Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Haji mabrur merupakan haji yang memenuhi kriteria standar kebaikan dan keidealan seperti yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasululullah. Demikian disampaikan oleh Ruslan Fariadi dalam Pengajian Tarjih Muhammadiyah Edisi ke-188 pada Rabu (28/9).
Sekretaris Divisi Kaderisasi dan Organisasi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah itu menyebutkan bahwa ibadah haji harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya dengan menjalankan rukun, wajib haji, dan sunnah haji.
Dalam kesempatan tersebut, Ruslan menerangkan ada lima keutamaan haji mabrur, yaitu: (a) surga; (b) termasuk amalan paling afdhal; (c) nilainya setara dengan jihad fii sabilillah; (d) diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan; (e) kembali bersih seperti bayi yang baru lahir.
“Orang yang memperoleh predikat haji mabrur laysa lahu jazaa’ illal jannah; tidak ada balasan lain kecuali surga. Satu hadiah, satu kebahagiaan yang tertinggi sebagai sesuatu hal yang diperoleh bagi para jamaah yang mendapatkan predikat haji mabrur,” jelasnya.
Baca Juga: Meneladani Kehidupan Harmonis Kaum Muhajirin dan Anshar
Ruslan lalu menyebutkan ada tiga ciri orang yang hajinya mabrur, yakni dermawan, selalu menebar kebaikan, dan santun dalan bertutur kata. “Memiliki rasa kepedulian sosial, tidak pelit, suka membantu orang lain, kemudian juga kehadirannya justru mendatangkan kedamaian banyak orang dan bahkan eksistensinya/keberadaanya banyak dibutuhkan orang. Maka ini bagian dari ciri-ciri kemabruran haji seseorang,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Ruslan juga memberikan kiat-kiat meraih haji mabrur, yaitu; melaksanakan haji dengan niat baik; memelajari tata cara manasik haji yang benar; melaksanakan rukun, wajib, dan sunnah haji dengan penuh rasa hikmat; memperbanyak membaca talbiyah dan mengingat Allah; menjauhi segala hal yang mengotori ibadah haji, dan; melaksanakan ibadah haji yang bersumber dari harta yang halal, bukan dari sesuatu yang haram atau hasil korupsi. (maharani)