Hassa, Suara ‘Aisyiyah – Pada hari keempat, Ahad (10/2), Rumah Sakit Lapangan Indonesian (RSLI) Emergency Medical Team (INA-EMT) menerima penambahan kunjungan pasien. RSLI INA-EMT sendiri memiliki beberapa fasilitas, di antaranya fasilitas rawat jalan, rawat inap, dan operasi.
Kunjungan pasien sudah mulai ramai sejak Sabtu (18/2) pagi hingga malam hari. RSLI INA-EMT juga telah melakukan operasi terhadap satu warga lokal. Total terdapat 30 tenda yang didirikan sebagai RSLI INA-EMT, 18 tenda di antaranya difasilitasi oleh MDMC PP Muhammadiyah.
Pada hari pertama terdapat 2 pasien, di hari ketiga 9 pasien, kemudian memasuki hari ketiga 119 pasien, dan hari keempat 146 pasien. Nampak lonjakan yang cukup signifikan. Total hingga hari ini terdapat 276 pasien pada layanan rumah sakit lapangan INA-EMT.
Corona Rintawan selaku Wakil Ketua Tim INA-EMT sekaligus Koordinator Tim EMT Muhammadiyah-Indonesia menyampaikan bahwa keberadaan penerjemah sangat diperlukan mengingat tidak semua anggota Tim INA-EMT memahami bahasa Turki. “Untuk mendukung pelayanan kesehatan rumah sakit lapangan Tim INA-EMT dibutuhkan para penerjemah,” ujarnya.
Mempertimbangkan lonjakan jumlah pasien, Tim INA-EMT memutuskan untuk menambah jumlah penerjemah. Penerjemah Tim INA-EMT yakni para kader Muhammadiyah yang terhimpun di dalam Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PCIM dan PCIA) Turki.
Baca Juga: EMT Muhammadiyah Berikan Layanan Kesehatan untuk Penyintas Gempa Turki
Abdoel Malik Rizal selaku Liaison Officer Tim INA-EMT dan juga EMT Muhammadiyah-Indonesia menyampaikan bahwa dengan kenaikan jumlah pasien dan jam kerja RSLI INA-EMT yang buka 24 jam mengharuskan adanya penambahan penerjemah.
“Dengan penambahan jumlah pasien yang signifikan, tentu 13 penerjemah yang sudah ada tidak mampu jika harus standby 24 jam. Sehingga diputuskan untuk adanya penambahan penerjemah yang berasal dari PCIM dan PCIA Turki berjumlah 10 penerjemah,” ungkap Malik.
Sebagai informasi, dini hari tadi terjadi gempa susulan dengan dengan magnitudo 4,2 SR dan kedalaman 6,7 KM. Lokasi gempa susulan tersebut cukup dekat dengan lokasi rumah sakit lapangan INA-EMT, yakni 13 KM. Selain itu, suhu udara di Kota Hassa, tempa tim INA-EMT bertugas, berada di kisaran -4 derajat celcius hingga 10 derajat celcius.
Sumber listrik rumah sakit lapangan sementara masih memanfaatkan generator (baca: genset). Total terdapat 13 generator, 3 di antaranya merupakan generator milik EMT Muhammadiyah-Indonesia. Yang mana satu generator milik EMT Muhammadiyah-Indonesia sudah tidak bisa berfungsi karena over capacity.
Untuk itu, MDMC dan Lazismu membuka peluang seluas-luasnya kepada para donatur untuk menyalurkan bantuannya untuk keberlangsungan penanganan bencana di Turki. (Ulinuha/sb)