Gaya Hidup

Langkah Mudah Memotret Produk Makanan dari Rumah

Foto Produk Makanan

Foto Produk Makanan (foto: pixabay)

Oleh: Nadia Niza

Makan di luar rumah selama pandemi jelas menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat karena adanya kemungkinan kontak dengan mereka yang terpapar virus. Dalam kondisi seperti ini, banyak restoran yang mengambil inovasi untuk mengubah model bisnis agar tetap hidup. Salah satu yang cukup popular saat ini adalah peralihan ke model ghost kitchen atau dapur hantu.

Ghost kitchen adalah dapur yang ditujukan untuk membuat makanan yang nantinya akan dijual melalui layanan pesan antar saja. Ghost kitchen ini biasanya dikelola oleh perorangan, diproduksi, dan dipasarkan secara online melalui media sosial dan jaringannya sehingga dapat tersebar ke seluruh Indonesia. Mereka berupaya untuk memasarkan produk mereka agar masyarakat tahu keunggulan dari produk mereka. Namun produk tersebut kesulitan dalam melakukan penetrasi pasar meskipun produk tersebut baik, enak, dan bisa diterima dengan baik di masyarakat. Permasalahannya adalah visualisasi yang kurang menarik.

Mengapa foto produk/makanan harus menarik untuk kita jadikan sebagai media jualan? Sebab foto yang baik dan menarik dapat menceritakan tentang keunggulan produk yang kita jual. Foto yang menarik dapat mempengaruhi minat orang untuk membeli. Tren gaya hidup media sosial membuat orang lebih mudah memahami segala sesuatu yang dijelaskan melalui visual. Visualisasi produk yang bagus mewakili identitas produk dan produsennya. Visual dan narasi yang baik akan lebih banyak menarik minat banyak orang.

Baca Juga: Aneka Makanan Sehat bagi Penderita Sakit Maag

Dalam rangka menyiapkan visualisasi produk yang baik, berikut ini adalah langkah-langkah mudah dalam melakukan foto makanan sendiri dari rumah.

Pertama, membuat konsep. Konsep adalah sebuah ide dasar yang mewakili karakter sebuah produk/makanan yang ingin disampaikan kepada orang lain, sehingga siapapun yang melihat akan memiliki persepsi/pemahaman yang baik mengenai produk/makanan tersebut.

Kedua, mengenal karakter makanan yang akan kita foto. Pelajari terlebih dahulu makanan yang akan kita foto. Apa saja resep dari makanan tersebut, terbuat dari bahan dasar apa dan bumbu apa saja yang ada di dalamnya. Agar dengan mudah kita menentukan props apa yang akan digunakan, garnish apa yang kita butuhkan dan konsep seperti apa yang akan kita pakai. Selain itu juga akan memudahkan kita untuk mencari beberapa referensi di media sosial, seperti instagram atau pinterest sesuai dengan karakter dari produk kita. Semakin sederhana konsep yang kita pilih maka akan memudahkan kita saat memotret.

Ketiga, memilih properti yang tepat dengan produk/makanan yang mau kita foto background, alas foto dan sebagainya). Properti yang cantik dan tepat tidak hanya akan menghasilkan foto yang cantik dan menarik untuk produk/makanan kita, tetapi juga akan mampu menyampaikan konsep kepada orang yang melihatnya. Pilihlan properti yang tepat sesuai dengan karakter makanan sebagai tempat penyajian makanan/minuman yang akan kita foto.

Contohnya jika produk kita adalah menu tradisonal, maka kita memilih properti yang terbuat dari gerabah/anyaman bambu/kayu-kayuan. Pilihlah properti yang bentuknya sederhana agar fokusnya pada makanan.

Pilihlah properti yang polos jangan bermotif ramai agar makanan yang akan kita tampilkan tidak mengalami distraksi dengan propertinya. Pilihlah background dan alas foto yang sesuai dengan produk/makanan yang akan kita foto.

Perlakukanlah makanan sebagimana makanan itu harus diperlakukan. Jangan sekali-kali foto makanan itu di atas rumput atau di atas lantai tanpa mengunakan alas foto atau properti karena akan memberikan kesan yang buruk terhadap makanan yang kita jual.

Keempat, memilih lokasi foto dengan pencahayaan yang baik. Cahaya adalah unsur utama yang paling penting karena sebuah foto tidak dapat dihasilkan tanpa cahaya. Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Cahaya ada dua, yaitu cahaya matahari/cahaya alami dan cahaya buatan (artificial light). Arah cahaya apakah dari samping (side light), dari depan (front light), atau dari belakang (back light).

Kelima, membuat komposisi sederhana pada bidang foto. Susunlah makanan di alas foto yang sudah disiapkan dan buatlah komposisi sederhana pada bidang foto. Secara arti sederhana, komposisi adalah susunan. Sedangkan komposisi dalam fotografi memiliki arti susunan gambar dalam batasan satu ruang. Atau bisa juga komposisi diartikan sebagai cara menyusun elemen-elemen obyek foto yang penting secara keseluruhan yang ada dalam foto.

Keenam, memotret. Fotolah makanan dengan menggunakan kamera (DSLR/Mirroles/HP) dengan posisi vertikal atau landscape. Pastikan cahaya yang kita butuhkan cukup tidak terlalu berlebihan atau gelap. Dengan konsep dan komposisi yang pas kita sudah bisa memotret produk makanan kita. Jika kita mengalami kesulitan saat memotret mungkin kita bisa memakai metode ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) dari sumber foto-foto orang lain dan jangan lupa untuk memodifikasinya atau menyesuaikan dengan produk makanan kita sendiri.

Ketujuh, edit dengan aplikasi pada smartphone. Langkah terakhir adalah proses mengedit foto. Kita dapat memanfaatkan penggunaan aplikasi tambahan pada smartphone kita untuk mengedit foto yang sudah kita hasilkan. Baik itu aplikasi edit foto juga aplikasi penulisan huruf agar konten menjadi lebih menarik dengan menginstal aplikasi penunjang. Kita bisa menambahkan tulisan-tulisan dalam foto kita dengan font yang bagus dan menarik dengan aplikasi Phonto. Penambahan dan pengurangan cahaya juga saturasi dapat kita edit lewat aplikasi Snapseed, Lightroom dan Picsart.

Demikian sedikit informasi cara foto makanan, kuncinya adalah sering berlatih dan jangan menyerah. Semakin sering kita berlatih lama-lama kita akan paham dengan karakter maknan yang kita jual dan semakin terbiasa mengambil foto produk makanan kita sendiri dari rumah tanpa harus keluar banyak biaya dengan menyewa jasa foto makanan.

Related posts
Gaya HidupKesehatan

Pentingnya Memahami Kehalalan dan Keamanan Pangan di Masa Pandemi

Oleh: Ainun Muthoharoh* Permasalahan keamanan pangan di Indonesia masih menjadi perhatian bersama. Kurangnya pengetahuan menyebabkan meningkatnya angka kasus keamanan pangan, seperti keracunan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *