Pidie, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Pidie, Faisal Muhammad mengunjungi warga yang menderita lumpuh, Sumarni binti Ismail (50) dan Marzuki bin Abdurrahman (51) yang didera penyakit pada kakinya yang menyebabkan susah bergerak. Keduanya adalah pasangan suami istri menderita lumpuh karena stroke selama lima tahun.
Bantuan diantarkan langsung bersama Sekretaris Mirzal Tawi, Bendahara Sofyan, dan anggota Arif Munandar. Ketiganya datang langsung ke rumah Sumarni dan Marzuki yang terletak di Gampong Lampeudeu Baroh, Pidie, pada Ahad (21/11).
Saat dikunjungi, Marzuki sedang melantunkan ayat suci al-Quran yang diperdengarkan kepada istrinya, yang hanya berbaring di atas kasur lusuh yang digelar di atas lantai di rumah yang sempit dan nampak kumuh berukuran 4×6 meter.
Ketua Lazismu Pidie, Faisal menyampaikan, “kita salurkan sedikit bantuan dari Lazismu Pidie, berupa sembako serta uang tunai kepada korban lumpuh tersebut”. Dokter Spesialis Anak yang bertugas di RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli itu berharap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi keduanya.
Baca Juga: Jejak Emas Filantropi Muhammadiyah-Aisyiyah
Sekretaris Lazismu Pidie, Mirzal Tawi menjelaskan bahwa Lazismu Pidie meluncurkan “Gerakan Indahnya Berbagi”. Salah satu programnya adalah SIKIN-Mu, yaitu berbagi sembako untuk warga miskin.
“Apa yang kita laksanakan hari ini adalah bagian dari implementasi program SIKIN-Mu tersebut. InsyaAllah setiap bulannya kita programkan penyaluran sembako untuk warga miskin atau tidak mampu yang dananya berasal dari para muhsinin atau donatur,” ujar Mirzal Tawi.
“Mari, bersedekahlah meskipun sedikit. Berbagi bukan tentang seberapa besar dan berapa harganya hal yang kau beri, namun seberapa tulus dan ikhlasnya apa yang ingin kau bagi. Mari menjadi donatur tetap untuk program SIKIN-Mu dengan menyetor sedekah rutin setiap bulannya seikhlasnya,” pungkas Mirzal. Donasi dapat ditransfer via rekening BSI LazisMu Pidie 7117377894
Marzuki –atau disering dipanggil Bang Kie—saat ini tidak punya pekerjaan tetap. Ia terus berjuang pantang menyerah untuk menghidupi keluarga dan biaya perawatan istrinya.
“Selama saya sakit didera bengkak pada kaki sebelah kanan yang hampir dua bulan, kondisi ekonomi semakin tak menentu untuk membiayai hidup dan malah saat ini berharap belas kasih sayang warga,” ujar Bang Kie dengan nada lirih dan sedih”. (Agusnaidi B/sb)