Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Hari Guru Nasional penting untuk dijadikan momen untuk meneguhkan komitmen dan kualitas sebagai guru yang unggul dan berkemajuan. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam rangka memperingati Hari Guru 25 November 2021, Kamis (25/11).
“Dalam konteks Hari Guru, mari kita menyegarkan kembali pemahaman keislaman dan kemuhammadiyahan sebagai ikhtiar untuk terus menanamkan nilai-nilai utama dalam kehidupan kita, termasuk dalam mendidik anak-anak dan siswa tercinta kita dengan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan yang dapat memebri arti bagi kehidupan mereka dan kehidupan lingkungan dan semesta,” tutur Haedar.
Islam adalah agama Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi. Haedar menyampaikan bahwa tujuan dari seseorang ber-Islam adalah meraih kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Baca Juga: Haedar Nashir: Guru Maju, Indonesia Maju
Haedar menyampaikan bahwa Islam, iman, dan ihsan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ketika seseorang bersyahadat, mengakui keesaan Allah yang kemudian melahirkan prinsip tauhid yang di dalamnya terkandung seluruh dimensi iman, dimensi takwa, dimensi ihsan, dan dimensi amal.
Lebih lanjut, Haedar menyampaikan bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah bercorak Islam modern yang holistik-integratif, yakni berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang mendalam, dan luas di dalam sistem yang modern yang dikelola bukan hanya perorangan, tetapi menyatu dalam bentuk lembaga.
Haedar mengatakan, nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan di lembaga pendidikan Muhammadiyah baik yang bersifat umum maupun khusus semuanya harus menyatu di dalam nilai-nilai Islam yang mendalam, luas, dan simultan. Ia juga menyampaikan bahwa lembaga pendidikan harus berada di garda terdepan di dalam membangun akhlak mulia.
“Jadilah guru serta seluruh aktivitas kegiatan pendidikan Muhammadiyah yang betul-betul menjadi sitem yang unggul dan utama. Sehingga dari rahim pendidikan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah lahir generasi khairu ummah, baik dalam lingkup persyarikatan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” ucap Haedar. (silvi)