
Sc: Republika
Oleh: Annisa Fithria*
Mengajarkan anak tentang uang adalah salah satu tanggung jawab terpenting yang diemban oleh orang tua. Di era digital dengan dinamika ekonomi yang terus berkembang dan semakin kompleks, kemampuan mengelola keuangan telah menjadi keterampilan hidup yang sangat penting.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang uang sejak dini, anak-anak dapat belajar membuat keputusan finansial yang bijaksana, menghindari jeratan utang, dan merencanakan masa depan mereka dengan lebih matang.
Memahami uang dari usia muda memiliki dampak jangka panjang yang sangat positif bagi kehidupan anak-anak. Mereka akan belajar untuk lebih menghargai nilai uang, menyadari pentingnya menabung, dan mengembangkan kemampuan untuk mengelola pengeluaran dengan lebih bijak.
Bekal pengetahuan ini tidak hanya mempersiapkan mereka untuk mengatasi berbagai rintangan ekonomi yang mungkin muncul, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat untuk meraih kesejahteraan finansial. Dengan demikian, anak-anak yang memiliki literasi keuangan yang baik tidak hanya siap menghadapi masa depan, tetapi juga mampu membangun kehidupan yang lebih sejahtera.
Contoh dari penerapan literasi keuangan pada anak bisa dilihat dari cara pemberian uang saku. Dengan membagi uang saku menjadi tiga kategori: menabung, kebutuhan, dan keinginan, anak-anak belajar membuat anggaran sederhana. Mereka memahami bahwa tidak semua uang bisa dihabiskan sekaligus dan bahwa ada nilai dalam menyimpan uang untuk masa depan.
Ketika anak ingin membeli mainan baru, ia harus menabung dari bagian yang disisihkan untuk keinginan, bukan dari kebutuhan atau tabungan. Ini mengajarkan mereka pentingnya menunggu dan menabung untuk sesuatu yang diinginkan, mengembangkan keterampilan sabar dan perencanaan keuangan.
Pendekatan praktis ini mengajarkan anak bahwa uang memiliki fungsi dan nilai yang berbeda tergantung pada cara penggunaannya. Mereka belajar bahwa kebutuhan harus diprioritaskan, sementara keinginan bisa dipenuhi setelah kebutuhan terpenuhi.
Dengan pemahaman ini, anak-anak akan lebih siap menghadapi situasi keuangan yang lebih kompleks di masa dewasa, membuat keputusan yang lebih bijak, dan menghindari masalah utang.
Mengajarkan Konsep Keinginan dan Kebutuhan
Memahami konsep keinginan dan kebutuhan membantu anak-anak dalam membentuk pola pikir yang lebih kritis terhadap pengeluaran mereka. Saat anak menginginkan sesuatu, seperti mainan baru, ajak mereka berdiskusi untuk mempertimbangkan apakah mainan tersebut benar-benar diperlukan atau hanya diinginkan.
Misalnya, ketika anak meminta mainan baru, kita bisa bertanya, “Apakah kamu benar-benar membutuhkan mainan ini, atau apakah ini hanya sesuatu yang kamu inginkan?” Dengan cara ini, anak belajar mempertimbangkan alasan di balik keinginan mereka dan menimbang apakah pembelian tersebut sesuai dengan prioritas mereka.
Diskusi semacam ini tidak hanya mengajarkan anak untuk berpikir kritis tentang uang, tetapi juga membangun kesadaran tentang pentingnya menunda kepuasan dan menabung untuk hal-hal yang lebih penting.
Baca Juga: Ayah, Tak Sekedar Pemberi Nafkah
Mengajarkan anak untuk mengenali perbedaan antara keinginan dan kebutuhan membantu mereka memahami bahwa tidak semua keinginan harus segera dipenuhi. Mereka belajar untuk memprioritaskan kebutuhan yang lebih mendesak dan penting sebelum memuaskan keinginan mereka.
Ini adalah keterampilan penting yang akan berguna sepanjang hidup mereka, terutama ketika mereka mulai menghadapi situasi keuangan yang lebih kompleks di masa dewasa. Dengan pembelajaran ini, anak-anak akan lebih siap untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas dan bertanggung jawab, serta mengembangkan kebiasaan pengelolaan uang yang sehat.
Edukasi Nilai Uang
Salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan anak tentang nilai uang adalah melalui kegiatan sehari-hari yang melibatkan penggunaan uang. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu anak memahami konsep dasar keuangan secara praktis dan menyenangkan.
Misalnya, saat mengajak anak berbelanja di pasar atau toko, orang tua bisa menjelaskan harga barang-barang yang dibeli dan menunjukkan bagaimana uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Penjelasan langsung ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana uang berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, permainan jual beli di rumah bisa menjadi metode edukasi yang menyenangkan untuk anak-anak. Dalam permainan ini, orang tua dan anak bisa berperan sebagai penjual dan pembeli. Anak bisa menjadi penjual yang menawarkan barang-barang dagangan, sementara orang tua berperan sebagai pembeli.
Selama permainan, anak akan belajar menghitung uang, memberikan kembalian, dan memahami proses transaksi jual beli. Aktivitas ini tidak hanya mengajarkan anak tentang nilai uang tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan matematika dasar, seperti penjumlahan dan pengurangan.
Mendidik anak tentang uang adalah langkah penting yang dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan keuangan yang baik sejak dini. Mengajarkan konsep sederhana seperti perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, pentingnya menabung, dan cara mengelola uang saku dapat memberikan fondasi yang kuat bagi kemandirian finansial mereka di masa depan.
Dengan pendidikan keuangan yang tepat sejak dini, kita dapat berharap anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang lebih bijak dalam mengelola uang dan lebih siap menghadapi masa depan finansial mereka. Mari kita mulai sekarang untuk memberikan mereka bekal yang berharga ini, agar mereka dapat meraih kesejahteraan finansial yang berkelanjutan.
*Dosen FEB Universitas Ahmad Dahlan dan Qualified Wealth Planner
2 Comments