Bandar Lampung, Suara ‘Aisyiyah- Pandemi membuat perekonomian lumpuh, banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya, pegangguran dimana-mana, jumlah kemiskinan meningkat, ditambah lagi, masa pandemi COVID-19 yang belum pasti akan berakhir kapan.
Ta’awun untuk Negeri merupakan kegiatan yang dicanangkan PP Muhamadiyah di masa pandemi ini. Semua ortom di persyarikatan menyambut baik program ini. PP ‘Aisyiyah megistruksikan Majelis & Lembaga untuk membuat kegiatan dalam merealisasikan program Ta’awun untuk Negeri. Seperti, Majelis Ekonomi & Ketenagakerjaan dengan programnya Ketapang : Ketahanan Pangan. LLHPB dengan programnya Kelenting & Ketahanan Pangan atas dukungan LLHPB PPA dengan The Asian Foundation (TAF). Kegiatan-kegiatan ini dengan tujuan membantu warga persyarikatan yang terdampak Covid 19 agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kelenting dan Ketahanan Pangan, memiliki dua kata kunci penting yaitu ketersediaan pangan yang cukup dan merata serta akses penduduk terhadap pangan, baik secara fisik maupun ekonomi. Mewujudkan kelentingan dan ketahanan pangan tersebut, Lembaga Lingkungan Hidup Penanggulangan Bencana PWA Lampung mengadakan kegiatan Ketahanan Pangan bertempat di Panti Asuhan Budi Mulya Muhammadiyah 1 Bandar Lampung, pada Sabtu (12/9/2020).
Erna Rochana, Ketua LLHPB Bandar Lampung mengungkap bahwa pandemik bukan berarti membuat kita bermalas-malasan. Namun dengan adanya virus Corona ini, hendaknya membuat kita semakin bertaqwa kepada Allah dan bangkit untuk berbuat yang terbaik. “Masa pandemi juga menjadi peluang untuk berbagi, berinovasi dalam segala bidang. Seperti Muhammadiyah & ‘Aisyiyah yang menangkap situasi ini dengan mencanangkan Program Ta’awun untuk Negeri,” jelasnya.
Program yang tersebar di 16 Provinsi ini, salah satunya di Provinsi Lampung dengan kegiatan Budikdamber dan menanam sayur organik. Lokasi kegiatan sengaja di pilih di Panti Asuhan Muhammadiyah Budi Mulya 1 Kota Bandar Lampung, mengingat tujuannya untuk menumbuhkan kewirausahaan anak asuh. Sehingga bisa menjadi bekal keterampilan, jika mereka sudah tidak berada di panti.
Selama berjalan 1 bulan, kegiatan Budikdamber dan menanam sayur organik ini tidak ada kendala yang berarti karena kegiatan dilaksanakan dengan gembira. (ES)