Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan pada pelestarian lingkungan, Lazismu mengundang Majelis, Lembaga, dan Organisasi Otonom Muhammadiyah untuk menjalin sinergi dan kolaborasi dalam “Program Inovasi Lingkungan”. Tujuan program ini adalah untuk mengatasi persoalan lingkungan dan pemenuhan kehidupan yang sehat, bersih, dan asri, dengan membuat proposal kolaborasi yang dapat dikirimkan mulai tanggal 21 Maret-7 April 2022.
Merespons proposal kolaborasi tersebut, Divisi Lingkungan Hidup Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP ‘Aisyiyah menggelar rapat koordinasi secara virtual pada Selasa (22/3).
Ketua Divisi Lingkungan Hidup, Hening Parlan dalam rapat tersebut mengatakan, LLHPB dalam program terkait lingkungan, sifatnya harus inovatif. “Inovasi itu adalah sesuatu yang baru. Baru itu apakah idenya atau pendekatannya? Misalnya, sama-sama tentang sampah, tapi ini dibilang inovasi, kenapa? Karena bunda mempunyai inovasi. Misalnya, sedekah sampah bersama kaum dhuafa,” kata dia.
Menurut Hening, di dalam inovasi ada tiga tema yang diangkat, yaitu tentang laut, darat, dan pohon. Untuk laut, menurut dia, ada banyak yang dibahas; ada terumbu karang, ikan, dan sebagainya.
“Untuk darat, ada kampanye tentang energi, sampah, hemat air, kampanye tentang menggunakan matahari dan banyak sekali,” terangnya.
Baca Juga: Perempuan dan Lingkungan Hidup
Ia juga menjelaskan bagaimana cara membuat proposal kegiatan dengan jelas, tepat sasaran, dan sesuai prioritas. Untuk itu, penyusunan dan pelaksanaan program tersebut harus dikerjakan oleh tim.
Dia meminta untuk tidak menyusun proposal jika tidak memiliki tim. Berdasarkan pengalamannya bersama LLHPB PP ‘Aisyiyah, jika memiliki program, maka sudah harus tahu siapa saja yang akan bekerja. Di samping itu, harus mampu menyusun laporan dan mempertanggungjawabkan. “Jadi, bunda dipersilakan menyusun proposal. Waktunya hanya sekitar 15 sampai 16 hari,” ujar Hening.
Sebelum mengakhiri, Hening Parlan memberi PR kepada para peserta Zoom. PR pertama adalah punya inovasi berikut penjelasannya. Kedua, punya kegiatan pokok yang akan dilakukan. Ketiga, jelas biaya yang dibutuhkan. (Iwan Abdul Gani/sb)