Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan webinar parenting dengan mengangkat tema “Pola Asuh Positif Di Era Digital”. Webinar tersebut berlangsung secara online melalui Zoom meeting dan disiarkan melalui Channel Youtube Madrasah Mu’allimaat pada Sabtu (15/10). Pembicara dalam webinar bertaraf nasional ini adalah Aisah Dahlan, seorang ahli parenting yang berfokuskan pada bidang neuropsikologi.
Webinar diawali dengan pantikan oleh Direktur Madrasah Mu’allimaat, Unik Rasyidah, tentang tantangan pola asuh positif di era digital. Menurut dia, perkembangan zaman ini tidak bisa dihindarkan lagi bagi keberlangsungan pola asuh orang tua kepada anak didiknya.
“Era kemajuan teknologi seperti sekarang ini disebut juga dengan era disrupsi. Era di mana terjadinya perkembangan digital secara cepat dan pesat, serta sangat berpengaruh kepada berbagai bidang kehidupan. Orang tua harus siap menghadapi segala perubahan yang terjadi, yakni dengan mencari solusi, terus menambah wawasan untuk keberlanjutan dakwah generasi kedepan,” ulas Unik Rasyidah.
Baca Juga: Parenting Menuju Generasi Wasaṭiyyah
Tema tentang membangun pola asuh positif di era digital oleh Aisah Dahlan diawali dengan pemahaman bahwa teknologi digital yang semakin canggih menyebabkan perubahan besar dunia. Dimulai dari era alfabet yang menggunakan media batu sebagai media tulis, hingga terjadilan revolusi industri yang memunculkan berbagai media digital dan memudahkan terjalinnya komunikasi dan penyebaran informasi secara cepat.
“Tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh kinerja otaknya. Kecerdasan otak manusia sangat dipengaruhi oleh: nutrisi, kondisi, dan emosi, bukan hanya pola asuh dari orang tuanya saja ketika sudah menuju anak-anak melainkan sejak dalam kandungan. Seorang ibu ketika dalam kondisi hamil apa saja yang dilihat, didengar, dibaca dan dirasakan akan tersimpan dalam memori janin di dalam rahim,” jelas praktisi neuroparenting itu.
Menurut Aisah, era kemajuan teknologi sekarang ini mengubah gaya belajar peserta didik juga, antara lain: menyukai format audio visual, bergantung kepada teknologi, mudah memahami contoh konkret, kritis saat berpendapat, menyenangi gaya atau tutur yang bersahabat, dan gemar berinovasi. (LTA/sb)