Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sebanyak 196 santrwiati kelas VI Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta tahun pelajaran 2021/2022 mengikuti prosesi pelepasan di Sportorium UMY. Pelepasan yang dilakukan pada Ahad (26/6) ini disiarkan melalui kanal YouTube Mu’allimaat. Pelepasan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari PP Muhammadiyah, PP ‘Aisyiyah, Pemerintahan Kota dan Daerah, serta kedua orang tua santriwati yang turut mendampingi.
Unik Rasyidah selaku Direktur Madrasah Mu’allimaat dalam sambutannya menyampaikan bahwa era sekarang ini menuntut peserta didik mampu berlari dua kali lebih cepat, karena menghadapi era disrupsi. Dengan bekal yang telah diberikan oleh guru di Madrasah Mu’allimaat, peserta didik akan mudah beradaptasi dalam menghadapi perubahan.
“Sekiranya ada beberapa bekal yang harus disiapkan untuk menjadi anak muda yang unggul di era disrupsi ini, yaitu kemampuan interpersonal yang baik, penguasaan bahasa, produktif dan inovatif, serta selalu tawakal kepada Allah swt. Bekal tersebut sudah didapatkan selama 6 tahun di Mu’allimaat, dimulai dari perkaderan dasar hingga purna. Sehingga mereka siap menjadi kader terdepan dalam persyarikatan,” kata Unik.
Baca Juga: 20 Pelajaran Kiai Ahmad Dahlan
Dahlan Rais sebagai Ketua PP Muhammadiyah yang hadir sebagai pemberi amanat pelepasan memberikan bekal-bekal untuk kehidupan. Hadir pula Susilaningsih selaku Ketua PP ‘Aisyiyah dan Agung Danarto selaku Ketua BPH Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat. Ketiganya memberikan beberapa pesan kepada wisudawati agar selalu berkhidmat untuk kepentingan persyarikatan, umat, dan bangsa. Di samping itu, ada juga Ahmad Berlian Yusuf sebagai perwakilan wali orang tua peserta didik yang memberikan penekanan tentang pentingnya ilmu agama dan akhlak bagi santriwati.
Agung Danarto memberikan apresiasi kepada Madrasah Mu’allimaat karena mampu mengantarkan peserta didik kelas VI hingga proses pelepasan dan memasuki pintu gerbang perguruan tinggi, baik ranah nasional maupun internasional. Sehingga dengan demikian, santriwati Mu’allimaat sudah siap menempati diberbagai bidang dan berkhidmat untuk umat sampai penjuru dunia manapun.
Hal tersebut selaras juga dilontarkan oleh Susilaningsih. Sebagai kader ‘Aisyiyah, santriwati Mu’allimaat harus melanjutkan tugasnya sebagai anak panah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, yakni menjadi ulama, pemimpin, dan pendidik di berbagai bidang kehidupan. Madrasah Mu’allimaat sebagai sekolahnya calon pemimpin perempuan Islam sudah bisa membuktikan kepada dunia dengan berbagai capaian baik nasional maupun global. Sehingga seluruh kader Mu’allimaat mampu berkontribusi untuk kemaslahatan persyarikatan, umat, dan bangsa. (LTA/sb)