Berita

Mahasiswa Biologi UAD Temukan Potensi Tanaman Bandotan

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta temukan potensi tanaman Bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai alternatif alami dalam menjaga kesehatan darah dan sistem ekskresi dari cemaran pestisida.

Penelitian ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa yang dilakukan oleh Tim Bandotan beranggotakan 5 orang, yaitu Intan Faya Nurazizah, Jelia Enggal Listina, Apriyanti, Dita Rohmantin, dan Lubna Basalamah dari Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, dengan dosen pendamping Haris Setiawan.

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat ±20.000 orang/tahun mengalami keracunan pestisida. Pestisida mengandung paraquat dichloride (paraquat) untuk membasmi gulma dengan cepat karena mekanisme kerjanya nonselektif dengan merusak sel dan menghambat fotosintesis pada gulma yang disemprot.

Kasus keracunan paraquat sering terjadi pada petani ditandai dengan sesak napas, rasa terbakar di dada, dan muntah. Hal ini karena paraquat mempunyai efek korosif yang menyebabkan kerusakan saluran pernapasan, pencernaan, bahkan sistem ekskresi seperti hati dan ginjal.

Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, tim bandotan mencari alternatif alami yang dapat digunakan untuk mengurangi efek cemaran paraquat pada darah dan sistem ekresi salah satunya dengan menggunakan tanaman Bandotan.

Bandotan merupakan salah satu tanaman yang mudah didapatkan karena belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Bandotan termasuk gulma yang mengganggu bagi tanaman budidaya, namun penelitian sebelumnya membuktikan bahwa tanaman ini memiliki sifat alelokimia yang mampu meningkatkan kandungan fenolik yang bersifat sebagai antioksidan.

Baca Juga: Mycoplasma Pneumonia

“Bandotan mudah didapatkan dan banyak tersebar di Yogyakarta sehingga kita ingin memanfaatkan tanaman tersebut menjadi tanaman yang memiliki potensi,” jelas Haris Setiawan, Kamis (20/6/2024).

Tanaman bandotan dapat menjadi antioksidan eksogen yang memperkuat sistem antioksidan endogen sehingga dapat membersihkan radikal bebas, mengurangi peroksidasi lipid, melindungi hati dan ginjal dari kerusakan yang disebabkan paraquat.

Tim Bandotan menggali potensi dan efektivitas Bandotan agar dapat dimanfaatkan bagi dunia kesehatan, yaitu untuk mengetahui pengaruh ekstrak Bandotan terhadap perubahan histologi organ sekresi serta dalam menurunkan kadar SGOT, SGPT, MDA dan ureum.

Pengamatan histopatologi sistem ekskresi menunjukkan adanya kerusakan setelah pemberian paraquat. Tetapi pada perlakuan pemberian paraquat dan pemberian ekstrak Bandotan, sel-sel mengalami perbaikan.

“Walaupun sudah banyak penelitian mengenai tanaman Bandotan, tetapi masih jarang yang menggunakan potensi dari Bandotan. Sehingga tim PKM Bandotan mengharapkan adanya penelitian yang lebih luas mengenai potensi dari tanaman Bandotan yang dapat dimanfaatkan,” jelas Haris. (Intan/sa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *