Cilacap, Suara ‘Aisyiyah – Kebijakan Pemerintah Indonesia melalui PP. No. 49 Tahun 2018 tentang manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) dengan program penerimaan satu juta guru berdampak pada AUM Bidang Pendidikan. Banyaknya guru Muhammadiyah yang ikut seleksi PPPK dan diterima menjadi guru PPPK berdampak pada pemenuhan guru profesional di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Namun, hal ini juga menandakan bahwa guru-guru Muhammadiyah adalah guru profesional yang mampu bersaing dengan guru lainnya.
Guru Muhammadiyah yang diterima PPPK tentu akan mengabdi di sekolah pemerintah. Sebagai rasa tanggung jawab dan ikut memajukan pendidikan seluruh anak bangsa, Dikdasmen PCM Wanareja mengadakan kegiatan penebalan Dakwah AUM Bidang Pendidikan yang diselenggarakan di SMP Muhammadiyah 1 Wanareja, Sabtu (1/1), dengan dihadiri seluruh guru muhammadiyah, PCM, PCA Wanareja dan Majelis Dikdasmen PDM Cilacap.
Penebalan Gerakan Dakwah AUM Bidang Pendidikan dilakukan oleh Ketua PCA, PCM, PDM. Dalam sambutannya, Asih Indriyati selaku Ketua PCA Wanareja menyatakan, “menjadi kader itu pilihan. Dua hal yang harus dikuasai kader untuk menguatkan Gerakan Dakwah adalah faktor internal yang melekat pada dirinya, dan faktor eksternal yaitu sesuatu yang mengikat kehidupan sosialnya”.
Faktor internal, lanjutnya, adalah identitas seorang kader dengan ciri Muhaammadiyah yang melekat pada dirinya, akhlak, perilaku, dan ibadah yang dilakukan. Perbanyak kajian, literasi untuk memahami manhaj Muhammadiyah sebenarnya. Dengan pemahaman yang luas, seorang kader akan menguasai dan memahami posisi dalam berorganisasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang melingkupi kehidupan sosial seorang kader, dari interaksi, media, dan orang-orang di sekitar. Kader harus mampu mewarnai kahidupan beragama di mana pun akan ditempatkan.
Baca Juga: Menyongsong Pendidikan Masa Depan
Pembicara selanjutnya dari Majelis Dikdasmen PDM Cilacap. Dalam sambutannya, Risdiyanto menyatakan, “ada enam pilar yang harus dikuasai oleh Amal Usaha Muhammadiyah, yaitu mindset, membangun sistem, membangun SDM profesional, membangun infrastruktur, membangun budaya positif, dan membangun inovasi yang berkelanjutan”.
Risdiyanto menggambarkan perubahan mindset seseorang dapat mengubah karakter buruk manjadi baik. Dari karakter tersebut akan menghasilkan SDM profesional, apalagi jika ditunjang dengan infrastruktur yang memadai. Membangun sistem yang diterapkan AUM, sehingga mampu terpercaya dan AUM tetap stabil apapun permasalahan yang ada. Pentingnya budaya positif yang harus dikuasai AUM, tidak kagetan apabila ada peraturan baru dan tidak overthinking sehingga siap menghadapi setiap masalah yang muncul. AUM juga harus berinovasi terus menerus dan berkelanjutan.
Pembicara ketiga dilakukan oleh Ketua PCM Wanareja. Dalam sambutannya, Darindi menyatakan, “semua guru sudah dibimbing dan dibina dalam naungan Dikdasmen, maka walaupun sudah tidak mengajar di AUM untuk tetap eksis melakukan kegiatan bersama, membesarkan, dan berjuang dalam persyarikatan Muhammadiyah”.
Kegiatan ditutup oleh Giman JW dari Majelis Dikdasmen Cabang Wanareja, dengan memberikan semangat kepada guru Muhammadiyah yang diterima PPPK. “Tetap bersama-sama berjuang dalam pergerakan Muhammadiyah. Bawa identaitas Muhammadiyah di mana pun berada. Identitas akhlak, ibadah, dan perilaku kerja. Muhammadiyah adalah persyarikatan yang selalu bergerak, maka tetaplah bergerak, karena diam tidak akan menyelesaikan masalah, ujarnya”. (Asih Indriyati)