Kudus, Suara ‘Aisyiyah – Rabu (27/12), Majelis PAUD, Dasar, dan Menengah Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kudus mengadakan Workshop Kelembagaan dengan tema “Pengembangan Kurikulum PAUD ‘Aisyiyah Berkemajuan”. Kegiatan berlangsung di SMK Muhammadiyah Kudus.
Kegiatan ini diikuti kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari kepala sekolah SD ‘Aisyiyah, kepala TK, pengelola KB dan TPA ‘Aisyiyah se-Kabupaten Kudus. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Koordinator Wilayah Kecamatan Jati yang juga sebagai Fasilitator Nasional yaitu Endang Banawowati, dan Fajar Sri Utami yang merupakan Koordinator Wilayah Kecamatan Kota. Keduanya merupakan penggerak sekaligus pengurus di PDA Kudus.
Dalam sambutannya, Ketua PDA Kudus, Eny Alifah Kurnia menyampaikan bahwa melalui workshop ini akan ada peningkatan kualitas layanan PAUD ‘Aisyiyah berkemajuan yang adaptif dan integratif. PAUD ‘Aisyiyah harus punya karakter yang unggul melalui aspek iman, ilmu, dan moral, sehingga kontribusi ‘Aisyiyah sebagai pionir penyelenggara PAUD secara signifikan dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah swt.
Baca Juga: TK ABA: Lembaga Pendidikan Anak Tertua dan Pertama di Indonesia
Selain itu, kata dia lebih lanjut, workshop ini bertujuan membekali Kepala SD, TK, KB, dan pengelola TPA untuk memberikan pencerahan wawasan dan peningkatan kualitas guru dalam pembalajaran, sehingga PAUD ‘Aisyiyah diminati anak dan jadi pilihan orang tua.
Ada tiga materi yang disampaikan dalam kegiatan workshop kelembagaan ini. Yang pertama tentang kebijakan PP ‘Aisyiyah dan PWA Jawa Tengah yang disampaikan oleh Ketua Majelis PAUD-Dasmen PDA Kudus Dian Handayani. Ia menyampaiakan tentang visi ‘Aisyiyah di abad kedua, yaitu gerakan pencerahan, perempuan yang berkemajuan, dan Islam yang berkemajuan.
Adapun Endang Bawonowati menyampaikan materi tentang gaya belajar siswa yang meliputi visual, auditori, dan kinestik. Ia juga menyampaiakan bahwa kurikulum merdeka dalam pembelajarannya harus berpusat pada siswa (pembelajaran berdiferensiasi).
Sedangkan Fajar Sri Utami menjelaskan tentang kurikulum PAUD yang diselaraskan dengan kurikulum merdeka dan kurikulum ke-‘Aisyiyahan. Sekolah ‘Aisyiyah, kata dia, jangan sampai meninggalkan materi Al-Islam, kemuhammadiyahan, ke-‘Aisyiyahan, serta bahasa asing karena merupakan ciri khas sekolah Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah, meski banyak mulok yang dimasukkan dalam kurikulum di sekolah tersebut. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa sekolah ‘Aisyiyah harus memberikan layanan yang prima dan mempunyai profil lulusan yang membanggakan dan diterima bahkan dibutuhkan oleh masyarakat. (yayuk)-sb