AnakWawasan

Manfaat dan Tips Membuat Portofolio Anak

portofolio anak
portofolio anak

portofolio anak

Oleh: Dyah A Kusumastuti*

Kisah perjalanan manusia menjadi salah satu hal yang disukai dan diminati untuk dibaca. Kisah-kisah perjuangan menjadi salah satu hal yang bisa dijadikan pelajaran hidup bagi generasi satu ke generasi berikutnya. Oleh karenanya, dalam dunia pendidikan, pembuatan portofolio merupakan sebuah kewajiban untuk memetakan perjalanan akademik anak didik di masing-masing sekolah atau lembaga. Portofolio adalah kumpulan hasil karya atau pencapaian yang mempresentasikan pengembangan diri seseorang.

Portofolio sendiri berasal dari kata port (laporan), dan folio (lengkap). Secara istilah, portofolio memiliki definisi laporan yang lengkap dan menyeluruh tentang segala aspek yang dicatat. Sedangkah portofolio anak adalah laporan lengkap terkait aspek-aspek yang berkaitan dengan anak. Biasanya portofolio anak ini terdiri dari 7 (tujuh) aspek; portofolio keimanan anak, portofolio tumbuh kembang anak, portofolio belajar anak, portofolio bakat anak, portofolio kesehatan anak, portofolio kemandirian anak, dan terakhir portofolio karya anak.

Pentingnya portofolio bagi proses tumbuh kembang anak menjadikan ini sebagai alasan kuat bagi orang tua, khususnya ibu, untuk menuliskan pencapaian anak dalam masing-masing etape perkembangannya. Sehingga di masa mendatang anak-anak ini hanya perlu melihat hasil dari tulisan portofolio yang sudah ibu susun untuk memahami apa saja yang belum dipacai dan akan dicapai oleh anak-anak tersebut.

Sebelum menjelaskan tentang aspek-aspek portofolio, saya ingin menuliskan tentang manfaat dari menulis portofolio anak, di antaranya; pertama, sebagai bahan refleksi dan evaluasi orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak dan melihat pola unik anak dalam berbagai aspek, termasuk nantinya bisa dijadikan bahan dalam menfasilitasi bakat dan minat anak. Kedua, sebagai bahan untuk menyusun aktivitas seru anak dan personalized curriculum masing-masing anak.

Ketiga, sebagai sekumpulan bahan hipotesis yang bisa dicoba oleh anak-anak dalam rangka menemukan misi spesifik hidup yang telah ditugaskan oleh Allah. Keempat, sebagai hadiah ketika anak-anak sudah berusia akil dan baligh, yang mana nantinya portofolio ini bisa dijadikan acuan untuk diteruskan dalam menulis perjalanan seru sang anak. Kelima, sebagai sarana untuk menularkan value keluarga kepada anak-anak, sehingga nanti anak-anak bisa melanjutkan perjuangan orang tua, baik itu perjuangan dalam keluarga maupun dalam organisasi yang sudah orang tua ikuti.

Baca Juga: Anakku Tidak Belajar Mengeja, Tapi Belajar Membaca

Menurut Andita A. Aryoko dan Choirul W. Syamsudin dalam karyanya berjudul “Buku Portofolio Anak”, ada 7 (tujuh) aspek yang perlu ditulis dalam pembuatan portofolio anak, seperti yang sudah sedikit saya bahas di atas. Penjelasanya adalah sebagai berikut:

Pertama, portofolio keimanan anak. Dalam hal ini orang tua bisa menuliskan pencapaian-pencapaian anak dalam hal keagamaan, seperti: anak sudah bisa salat lima waktu, anak sudah bisa menyebutkan dua kalimat syahadat, anak sudah bisa belajar puasa, dan lain sebagainya. Orang tua bisa menuliskannya secara detail dalam setiap kejadian.

Kedua, portofolio tumbuh kembang anak. Dalam portofolio ini, orang tua bisa menggunakan buku pink yang bisanya didapat dari bidan saat hamil sebagai referensi pencatatat. Hal-hal yang dicatat dalam portofolio ini adalah seputar tumbuh kembang anak, seperti tinggi badan, berat badan, kapan dia bisa berjalan untuk pertama kalinya, kapan dia bisa berbicara untuk pertama kalinya, dan bisa disesuaikan dengan pencapain standar yang sudah ada (millestone anak).

Ketiga, portofolio belajar. Dalam portofolio ini, orang tua atau ibu bisa mencatat perkembangan anak seputar belajar; apa sudah sesuai dengan kurikulum yang sudah dibuat dirumah, apa yang anak pelajari dengan mudah dan pelajaran apa yang sulit bagi anak, semua bisa dicatat dengan detail. Dalam portofolio ini nantinya orang tua juga bisa memetakan gaya belajar anak.

Keempat, portofolio bakat anak. Dalam portofolio ini, orang tua bisa mencatat hal apa saja yang disukai sang anak, kesukaan itu bertahan lama (lebih dari tiga bulan) ataukah kesukaan itu sementara saja. Salah satu ciri bakat adalah anak tidak mudah bosan saat melakukannya.

Kelima, portofolio kesehatan anak. Dalam portofolio ini, orang tua juga bisa menggunakan referensi buku pink dari bidan dalam melakukan pencatatan, ditambah dengan mencatat bagaimana kesehatan anak, obat apakah yang membuat anak alergi, makanan apa yang tidak boleh dimakan oleh anak, sehingga di masa mendatang anak bisa berhati-hati jika tidak lagi dalam pengawasan orang tua.

Keenam, portofolio kemandirian anak. Di sini orang tua bisa melakukan pencatatan terkait dengan proses kemandirian anak, seperti anak sudah mampu mandi sendiri, melakukan pekerjaan rumah yang ringan, dan mampu mempersiapkan keperluannya sendiri.

Ketujuh, portofolio karya anak. Portofolio ini berisi karya yang anak-anak ciptakan ataupun yang sudah berhasil anak lakukan. Bisa dicatat sebagai bahan pertimbangan pretasi anak. Jadi, orang tua dan anak sudah memahami kekuatan prestasi anak dengan melihat portofolio ini.

Dengan menuliskan portofolio anak, para orang tua dapat dengan mudah memetakan keahlian dan bakat anak, dapat melihat bagaimana gaya belajar anak, dan bisa merangkum bagaimana kondisi kesehatan anak. Orang tua juga bisa menggunakan portofolio sebagai alat ukur kebaikan-kebaikan yang dimiliki anak tanpa perlu lagi menggunakan “praduga kayaknya”, seperti contoh: “anakku kayaknya hebat dalam hal ini?”.

Portofolio anak akan membuat orang tua memiliki data seputar tumbuh kembang anak secara spesifik, sehingga hal ini akan memudahkan orang tua dan anak dalam menentukan impian masa depan yang sesuai dengan karakter sang anak. Lebih jauh lagi, portofolio juga bisa digunakan anak dalam referensi memilih jurusan saat kuliah nanti, sehingga tidak lagi ada anak yang salah ambil jurusan di masa depan.

* home educator, housewife, penulis

Related posts
Berita

Masa Depan Dunia di Tangan Anak, Abdul Mu’ti Sebut Tiga Pihak yang Bertanggung Jawab pada Anak

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyebutkan bahwa masa depan dunia ada di tangan anak. Hal…
Anak

Membawa Anak ke Masjid, Salahkah?

Oleh: Aninda Khairunnisa Sudiaji* Membawa anak kecil ke masjid merupakan keputusan baik dan bermanfaat untuk membangun landasan keimanan yang kuat sejak dini….
Liputan

Tantangan Anak Masa Kini Menghadapi Dunia Digital

Oleh: Syifa Rosyiana Dewi Pesatnya perkembangan teknologi digital memberikan dampak positif maupun negatif bagi para penggunanya. Tidak dapat dimungkiri, dampak tersebut menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *