Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini menjadikan manusia lebih mudah dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaan. Tidak hanya di kalangan muda, bahkan kalangan usia lanjut banyak yang melakukan berbagai aktivitas pekerjaan dengan menggunakan alat bantu mesin. Tenaga manusia sudah tidak banyak lagi dibutuhkan, akibatnya membuat orang-orang menjadi malas serta kurang bergerak.
Mengutip penelitian Said Junaidi (2011), orang usia lanjut yang kurang gerak dapat mengalami beragam penyakit, baik fisik, mental, sosial, maupun finansialnya.
Orang yang sudah berusia lanjut harus membiasakan diri melakukan aktivitas-aktivitas ringan sesuai dengan kemampuannya. Tujuannya agar fisiknya menjadi kuat dan tubuh menjadi lebih sehat. Aktivitas ringan yang dapat dilakukan di antaranya adalah jalan kaki di pagi hari, menyapu, bersepeda, atau berkebun. Berbagai aktivitas tersebut dilakukan agar lansia dapat mengisi waktu luang dan menjadikan hidup lebih produktif.
Selain fisik yang kuat dan tubuh menjadi lebih sehat, melakukan berbagai aktivitas ringan dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung. Sebagaimana disebut Said Junaidi, beberapa manfaat olahraga bagi lansia di antaranya adalah: (a) sirkulasi darah menjadi lancar; (b) membuat otot menjadi kuat; (c) mencegah pengeroposan tulang; (d) menurunkan tekanan darah dan; (e) mencegah kolestrol.
Kurnianto Duwi (2015) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa setiap orang pasti menginginkan masa tua yang bahagia dan selalu sehat. Akan tetapi, tidak semua orang dapat merasakannya, karena di saat muda mereka lebih banyak menyantai dan tidak aktif bergerak. Efeknya akan berpengaruh pada saat tua nanti.
Baca Juga: Apabila Selera Makan Lansia Sirna
Menjaga kesehatan memang penting. Melakukan olahraga yang rutin dapat membuat tubuh menjadi sehat. Tubuh yang sehat merupakan dambaan setiap orang, karena tubuh yang sehat tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan. Intinya rajinlah berolahraga, karena olahraga lebih murah biayanya dibandingkan dengan biaya pengobatan. Seperti kata pepatah, “lebih baik mencegah dari pada mengobati”.
Kurnianto menjelaskan bahwa untuk dapat menikmati hidup dan memperoleh kesehatan yang baik, lansia harus melakukan olahraga yang benar dan teratur, melakukan pola hidup sehat dengan memakan makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, tidak merokok, dan selalu rutin melakukan pemerikasaan kesehatan. Menurutnya, lansia juga perlu memperhatikan olahraga yang cocok untuk dilakukan. Hal ini mengingat lansia mengalami kendala pengurangan keseimbangan, menurunnya penglihatan, dan menurunnya kemampuan untuk mendeteksi informasi.
Mengenai jenis olahraga ini, Eko Supriyono (2015) menjelaskan bahwa latihan fisik yang mengandung unsur keseimbangan dapat mengurangi kemungkinan risiko terjatuh, cedera, faraktur atau kondisi yang dapat membahayakan lainnya. Tidak sembarangan jenis olahraga dapat dilakukan lansia. Orang yang sudah berusia lanjut tidak disarankan melakukan olahraga atau aktivitas-aktivitas berat yang dapat menimbulkan bahaya bagi dirinya. Lansia yang jarang berolahraga harus memulainya dengan intensitas yang rendah.
Agar aktivitas fisik menjadi bermanfaat, Kurnianto menjelaskan bahwa aktivitas tersebut harus memenuhi 4 kriteria, yakni frequency, intensity, time, dan type. Frequency adalah seberapa sering aktivitas itu dilakukan. Intensity adalah seberapa berat aktivitas itu dilakukan. Time adalah seberapa lama aktivitas itu dilakukan. Yang terakhir, type, adalah model seperti apa yang ia gunakan. (Rizka*)
*Mahasiswa magang di Suara ‘Aisyiyah
Sumber:
Said Junaidi. 2011. “Pembinaan Fisik Lansia Melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki”. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Vol 1. Edisi 1.
Kurnianto Dwi. 2015. “Menjaga Kesehatan di Usia Lanjut”. Jurnal Olahraga Prestasi. Vol 11. No 2.
Eko Supriyono. 2015. “Aktivitas Fisik Keseimbangan Guna Mengurangi Risiko Jatuh Pada Lansia”. Jurnal Olahraga Prestasi. Vol. 2. No 2.