Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyebutkan bahwa masa depan dunia ada di tangan anak. Hal itu ia sampaikan pada acara International Meeting of Peace Religions and Cultures in Dialog di Berlin, Jerman yang bertajuk “Children’s Rights, a Responsibility of Adults”, Senin (11/9).
Mu’ti mengungkapkan bahwa anak-anak merupakan penerus dan pewaris yang juga bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup, kelestarian, dan kesejahteraan alam. Ia menyampaikan bahwa kualitas anak-anak menjadi penentu terhadap kualitas masa depan dunia. Namun, kualitas anak-anak juga ditentukan oleh bagaimana orang tua mendidiknya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak.
Ia mengutip QS al-Anbiya ayat 105 yang artinya, “dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam az-Zikr (Lauhul Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwariskan oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” Hal ini menunjukkan betapa penting untuk memahami anak-anak dan menjamin serta memastikan bahwa anak-anak dapat memperoleh hak-haknya.
Dalam pidatonya, Mu’ti menyebutkan bahwa ada tiga pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi anak-anak. Pertama, orang tua bertanggung jawab merawat, menjaga, melindungi, dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang, bermartabat, dan ikhlas.
Kedua, masyarakat bertanggung jawab untuk membantu anak-anak tanpa orang tua yang terpaksa meninggalkan keluarga dan masyarakatnya, dengan menyediakan tempat penampungan, menjadi wali, advokasi sosial dan hukum, dan jaminan, bahwa tidak ada diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin, etnis, status ekonomi, agama , budaya, latar belakang keluarga, dan lainnya.
Baca Juga: Cara Mencegah Penculikan Anak
Ketiga, pemerintah bertanggung jawab membangun lingkungan sosial, spiritual, dan alam yang aman, bersih, dan baik bagi anak melalui kebijakan hukum, penegakan hukum, dan jaminan sosial.
Mu’ti juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah memiliki kepedulian dan komitmen dalam mengasuh anak sebagai bagian dari tanggung jawab Islam dan sosial.
Ia melanjutkan, bahwa Muhammadiyah telah memiliki lebih dari 600 panti asuhan yang diperuntukkan bagi anak-anak yatim piatu, tunawisma, pengungsi, dan anak-anak yang rentan.
Kemudian, Muhammadiyah juga menyediakan sekolah dan tempat penampungan bagi anak-anak pengungsi Palestina di Beirut. Muhammadiyah juga bekerja sama dengan banyak lembaga internasional untuk menyelamatkan nyawa anak-anak seperti Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS), pemberian ASI dua tahun, menyelamatkan anak dari kecanduan gadget, dan lainnya.
“Semoga di masa depan kita dapat menjalin kemitraan dan kerjasama lebih lanjut untuk menjaga kehidupan anak-anak kita karena mereka adalah masa depan dunia kita,” pungkas Mu’ti. (Shifna)