Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Kamis (9/2), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, PP Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah menggelar diskusi dengan tema “Strategi Kesehatan Muhammadiyah dalam Masa Transisi Endemi”. Diskusi tersebut terselenggara dengan kerja sama RCCE dan Unicef.
Mewakili MPKU PP Muhammadiyah, Virgo Sulianto Gohardi menyampaikan bahwa sejak 3 tahun lalu, MPKU bekerja sama dengan Unicef dalam rangka mengubah perilaku masyarakat untuk mencegah pandemi Covid-19. “Memberikan edukasi tentang pola dan perilaku masyarakat,” kata dia.
Melalui diskusi ini, ia berharap ada tawaran baru mengenai pola, atau mekanisme, atau strategi kesehatan yang bisa diadopsi oleh banyak pihak. Selain itu, Virgo juga berharap tidak ada lagi kegagapan atau kebingungan seperti yang terjadi pada awal pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Project Manager Mentari Covid-19 Ekorini Listiowati menyampaikan capaian peran dan kontribusi Muhammadiyah selama pandemi Covid-19. Kontribusi itu berupa pelibatan Rumah Sakit/PKU rujukan, penerjunan tenaga kesehatan, pemenuhan kebutuhan shelter, vaksinasi, dan sebagainya.
Baca Juga: Kesehatan Mental dan Peran Keluarga: Fenomena Masalah Kesehatan Mental Pasca Pandemi Covid-19
Dalam melakukan kerja-kerja kemanusiaan itu, menurut Ekorini, Muhammadiyah tidak bekerja sendiri, tetapi melibatkan banyak pihak mitra, baik internal Muhammadiyah, eskternal, maupun pihak internasional. Wakil Ketua MPKU itu mengaku bahwa pandemi Covid-19 mengajarkannya tentang pentingnya kolaborasi dan sinergi banyak pihak untuk merespons dan/atau mengatasi suatu persoalan.
Salah satu mitra internal Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19 adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Bidang Kesehatan PP IPM, Anggitya Nareswari menyebut beberapa program yang dikerjakan kader-kader IPM selama masa pandemi, meliputi vaksinasi pelajar, pelajar sadar mental, edukasi Hak Kesehatan Seksual Reproduksi (HKRS) dan Kekerasan Berbasis Gender (KBG), tobacco control, dan pelajar peduli nutrisi.
Mengenai masa transisi endemi, menurut dia, tidak ada perilaku yang perlu diubah. Perilaku sehat harus terus dijaga, seperti menjaga gizi makanan, rutin beraktivitas fisik, mencuci tangan, tidak merokok, dan minum air putih.
Selain Ekorini dan Anggitya, diskusi ini juga menghadirkan Ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah Warsiti dan Ketua Bidang Kader PP Nasyiatul ‘Aisyiyah Annisa Nur Fitriana. Diskusi digelar di Grha Suara Muhammadiyah, Yogyakarta. (sb)