Pekalongan, Suara ‘Aisyiyah – Muhammadiyah Boarding School (MBS) Putri Taruna Krapyak secara yuridis mendapatkan penghargaan sebagai Pondok Pesantren Ramah Anak se-Kota Pekalongan.
Penghargaan tersebut disahkan oleh beberapa pihak, salah satunya secara langsung oleh Walikota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid pada Selasa (19/9).
Direktur Pondok Pesantren MBS Putri Taruna Krapyak, Tri Adi Bestari dalam sambutannya menyampaikan bahwa MBS Putri Taruna sebagai Ponpes yang unik yakni dikenal sebagai pondok peradaban dan hanya dikhususkan untuk putri. Mengedepankan sistem korsa (kebersamaan) menjadi ciri khas ketarunaan dalam kegiatan pondok dan menjadi alasan penamaan Taruna.
Baca Juga: SMP Muhammadiyah 11 Surabaya Deklarasikan Sekolah Ramah Anak
Keunikan lain ialah penerapan pekan berbahasa Arab, Inggris, dan Jawa. “Menjadi syukur kami, santri seluruhnya mendukung adanya sistem ketarunaan tersebut, sehingga tumbuh rasa korsa di semua aktivitasnya. Banyak harapan agar anugerah sebagai Pondok Pesantren Ramah Anak dapat dipertahankan, sebab dari penghargaan tersebut sebagai salah satu cita-cita pemerintah kota Pekalongan dalam pencegahan terjadinya tiga dosa besar dalam aspek pendidikan,” ungkap Zainul Hakim selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan yang mewakili Walikota Pekalongan dalam sambutannya.
Sebagai pendidik, menurut Zainul harus senantiasa membangkitkan dan mendukung setiap potensi santri. Dengan terbentuknya lembaga Pendidikan yang direalisasikan oleh PDM Kota Pekalongan dan PCM Krapyak seperti MBS Putri Taruna ini, pemerintah sangat mendukung dalam pengembangannya, sehingga nantinya akan mewujudkan SDM yang berkompetensi serta tetap berpegang pada religiusitasnya. (Muna/sa)