Banyumas, Suara Aisyiyah – Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti Haflah Takharruj MBS Zam-Zam ke-XI, Sabtu (31/5), di Aula Kampus 2 Pondok Putri. Sebanyak 235 santri yang terdiri dari 98 putra dan 137 putri diwisuda, menandai akhir perjalanan pendidikan formal dan awal pengabdian mereka untuk umat, bangsa, dan persyarikatan.
Kepala SMA MBS Zam-Zam, Pandi Yusron, mengungkapkan bahwa semua santri lulus 100% dengan berbagai prestasi gemilang. “Lima santri berhasil mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an, dan 69% lulusan diterima di berbagai PTN/PTS ternama serta universitas luar negeri, termasuk empat santri yang lolos ke Universitas Al-Azhar Kairo melalui beasiswa Kemenag, yaitu Dzaky Rafi al-Husain, Nayotama, Daffa Shoful Haq, dan Danish Abdu Annafi’,” ujarnya.
Ia melanjutkan, “Tak hanya unggul akademik, para santri juga mencetak 120 prestasi di berbagai level: 38 daerah, 5 provinsi, 71 nasional, dan 6 internasional, membuktikan MBS Zam-Zam sebagai kawah candradimuka pembinaan generasi unggul. Selamat dan sukses kami ucapkan kepada seluruh santri Angkatan XI. Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat dan penuh berkah. Jadilah santri sejati yang terus belajar sepanjang hayat serta menebar kebaikan untuk semesta. Ingatlah, status santri tidak berakhir saat wisuda, melainkan menjadi awal perjalanan pembelajaran yang lebih luas.”
Direktur Pesantren Modern MBS Zam-Zam, Arif Fauzi, menegaskan bahwa Haflah Takharruj bukanlah akhir dari perjalanan para santri, melainkan gerbang awal untuk memberikan kontribusi lebih luas di tengah masyarakat.“Haflah Takharruj ini bukanlah akhir, tetapi titik tolak untuk berjuang lebih besar. Santri harus terus ditempa agar kelak menjadi ulama, pemimpin, dan kader persyarikatan yang tangguh dan berakhlak mulia,” tegasnya.
Wakil wali santri yang juga Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Saefurrahman, turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh asatidz yang telah membersamai anak-anak mereka dengan sabar dan tekun. “Saya berharap para santri dapat menjadi generasi Qurani yang multitalenta dan penuh semangat pengabdian,” ucapnya.
Senada, Faisal Reza, Kasi Pontren Kemenag Banyumas menyampaikan apresiasinya, terutama atas prestasi tahfiz, dan mengingatkan pentingnya mendoakan guru. Sementara itu, dalam sambutannya, Mintaraga Erman Surya, Wakil Ketua PDM Banyumas, menekankan bahwa para lulusan adalah calon kader unggul Muhammadiyah yang siap membawa pencerahan.
Baca Juga: ‘Aisyiyah dan Pendidikan Berkualitas untuk Semua
Ia memuji seluruh elemen pondok dari dapur, satpam hingga dewan asatidz sebagai garda depan pembentukan karakter santri. “Ini bukan akhir, ini adalah awal dari perjuangan panjang. Jadilah kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa yang membawa pencerahan,” tegas Mintaraga, yang juga merupakan anggota Badan Pembina Pesantren (BPP) MBS Zam-Zam.
Ali Rahman, dalam khutbah takharuj menyampaikan bahwa untuk meraih kesuksesan diperlukan strategi yang dimulai dari pentingnya totalitas belajar, kedisiplinan, mimpi besar, dan ketaatan pada Allah. ” Saya ingin mengingatkan bahwa generasi Z (wisudawan) rentan terhadap tekanan sehingga perlunya pendekatan lembut dan bijak dari guru dan orang tua,” ungkap Rektor Telkom University Purwokerto periode 2017–2021, serta Dekan FISIP Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) periode 2014–2017.
Santri terbaik Danish Abdu Annafi’, calon mahasiswa Al-Azhar Kairo, menyampaikan rasa terima kasih dan menyebut pondok sebagai rumah kedua yang membentuk karakter dan semangat pengabdian.
Acara juga dimeriahkan penampilan seni dan religi seperti hadroh, tari saman, tilawah, paduan suara santriwati yang membawakan lagu Kebangsaan Indonesia raya, mars Muhammadiyah dan mars MBS Zam-zam Cilongok, film dokumenter kelas XII, serta atraksi Tapak Suci. Sebagai bentuk cinta dan balas jasa, para santri menyerahkan donasi Rp25 juta untuk pondok tercinta.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari PDM Banyumas, LPP PDM Banyumas, Majelis Dikdasmen & PNF PDM Banyumas, BPP MBS zam-zam, PCM–PCA Cilongok, Forkompincam, Kemenag, Dindik Jateng Wilayah X, mudir PesantrenMu se-Banyumas Raya, hingga MBS Bumiayu. Kebersamaan dan kekhidmatan mewarnai prosesi yang berjalan lancar dan penuh makna menegaskan bahwa status santri tak berakhir di hari wisuda, tapi menjadi awal pembelajaran seumur hidup untuk menebar cahaya Islam ke seluruh penjuru negeri dan dunia. (Tarqum Aziz-Hamidin JurnalisMu)-lsz

