Tabanan, Suara ‘Aisyiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali melaksanakan Jambore Relawan Muhammadiyah se-Bali dengan tema “Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”, Sabtu-Ahad (24-25/9). Pembukaan jambore dilaksanakan di Pendopo Tengah Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana, Banjar Kelaci, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Hadir dalam acara pembukaan Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf. Ferry Adianto, wakil Ketua Bidang LPB PWM Bali Dail Ansori, perwakilan BPBD Provinsi Bali dan Polres Tabanan, dan Kepala Basarnas Denpasar. Hadir pula Ketua FPRB Provinsi Bali, Ketua Baznas Denpasar, para Ketua Ortom Tingkat Provinsi Bali, Ketua PDM Tabanan, dan Ketua PDA Tabanan.
Ketua Panitia, Inti Triginingsih mengungkapkan Jambore ini adalah tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya, yaitu Peningkatan Kapasitas Relawan yang diselenggarakan di Karangasem pada bulan Januari 2022. “Kegiatan ini di laksanakan untuk persiapan kesiapsiagaan tim dalam mengantisipasi bencana, demi meningkatkan keselamatan masyarakat, apabila ada bencana,” katanya.
Fajar Budi Santosa, Ketua MDMC Bali mengatakan kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk menguatkan relawan Muhammadiyah di semua wilayah kabupaten. “Juga untuk mengukur kemampuan serta manajemen, tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu sebagai relawan yang berkomitmen dalam peningkatan kapasitas dan kemampuan penanggulangan bencana,” ujarnya.
Sementara Arif Nur Kholis, Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah mengucapkan terima kasih atas inisiatif MDMC Bali dengan dukungan semua pihak yang terus mengusahakan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas relawan.
“Maraknya kegiatan pelatihan relawan bencana sejalan dengan semangat Muhammadiyah yang sejak lahirnya selalu mengusahakan agar ajaran agama dan umat Islam menggerakkan solusi-solusi atas persoalan kemanusiaan yang ada,” kata Arif.
Baca Juga: Konsep Bencana dalam Al-Quran
Selanjutnya, ia menuturkan, setelah inisiasi MDMC pada 2007 dan resmi berdiri setingkat majelis pada tahun 2010, maka program-program kebencanaan Muhammadiyah tidak hanya pada tanggap darurat, namun juga upaya preventif dan rehabilitatif. Dia juga berpesan agar para peserta berlatih tidak hanya fokus pada kompetensi teknis dan keterampilan lapangan, namun juga perlu mengasah kepemimpinan dan juga koordinasi.
“Kerja penanggulangan bencana harus dengan memperkuat koordinasi, karena walaupun kita kuat, sumber daya kita besar, kebutuhan solusi atas masalah yang timbul karena bencana maupun upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana tidak bisa dilakukan hanya kita sendiri,” pungkasnya.
Wakil Ketua PWM Bali Bidang LPB, Dail Ansori membuka jambore secara resmi dan menyampaikan pesan sesuai tema jambore, yaitu “Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta”. Menurutnya, saling tolong menolong antarsesama yang membutuhkan, di mana hal tersebut harus kita pedomani sesuai dengan mandat guru Muhammadiyah yang pertama, yaitu Jendral Besar Sudirman.
Jambore ini diikuti oleh kurang lebih 50 orang dari berbagai unsur, meliputi MDMC, LLHPB, Lazismu, Pemuda Muhammadiyah, Nasiyiatul Aisyiyah, IMM, IPM, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan. (Tim Media MDMC/sb)