Batu, Suara ‘Aisyiyah – MDMC PP Muhammadiyah diwakili oleh personil Divisi Diklat, Al Afik dan Divisi Tanggap Darurat Rehabilitasi Rekonstruksi, Chairil Anam menjadi mentor dalam Pelatihan Hospital Disaster Plan (Hosdip) RS Baptis, Kota Batu, Jawa Timur. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, Senin-Selasa, 3-4 Oktober 2022. Selain MDMC, RS Baptis juga melibatkan BPBD dan Dinas Kesehatan Kota Batu.
Hosdip atau Rencana Kedaruratan Bencana Rumah Sakit (RKBS) adalah kegiatan perencanaan dari Rumah Sakit untuk menghadapi kejadian bencana, baik perencanaan untuk bencana yang terjadi di dalam Rumah Sakit dan perencanaan Rumah Sakit dalam menghadapi bencana yang terjadi di luar rumah sakit.
Pelatihan dibagi menjadi dua sesi, yaitu materi ruang yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna dan simulasi Hosdip di halaman parkir RS Baptis. Kegiatan diikuti oleh 70 peserta dari jajaran pimpinan, manajer bagian, dan perwakilan masing-masing bagian.
Al Afik mengatakan materi yang disampaikannya seputar Hosdip dan Chairil Anam simulasi bencana gempa, rumah sakit aman bencana. “Saya menyampaikan tentang rumah sakit aman yang komprehensif dan standar rumah sakit aman bencana,” katanya.
Selain materi teori, menurut Al Afik juga dilakukan revisi dokumen dan komponen dalam Hosdip yang sudah disusun oleh RS Baptis kemudian dilaksanakan gladi posko serta gladi lapangan pada Selasa (04/10).
Baca Juga: Sekolah Bidan Aisjijah, Kontribusi Aisyiyah Lahirkan Tenaga Kesehatan Islam di Indonesia
Selanjutnya, Al Afik menambahkan dengan konsep comprehensif save hospital diharapkan seluruh unsur rumah sakit bisa memahami Hosdip dengan baik. “Dengan paradigma pengurangan risiko bencana nantinya pihak rumah sakit tidak hanya berfokus pada bagaimana merespons sebuah keadaan darurat, tapi juga mengurangi risiko akibat bencana,” kata dia.
Dalam konsep tersebut, diharapkan rumah sakit tetap berfungsi maksimal dalam situasi bencana. “Bagaimana infrastruktur harus tahan terhadap bencana, semua unit tetap berfungsi, kemudian menjadi bagian dalam sistem kerja sama yang terintegrasi. Termasuk di dalamnya bagaimana masyarakat sekitar bisa menjadi bagian dalam rencana kedaruratan rumah sakit,” imbuh Al Afik.
Manfaat dari materi Hosdip ini, tambah Al Afik, bisa dirasakan ketika rumah sakit menghadapi situasi kedaruratan bencana yang disebabkan oleh alam maupun non alam. Rumah sakit menjadi lebih siap menghadapi situasi darurat bencana karena sudah punya perencanaan dan pelatihan yang baik.
“Dalam situasi darurat bagi rumah sakit seperti dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu, RKBS yang tersusun dan dipraktikkan dengan baik, terbukti sangat membantu rumah sakit menghadapi peristiwa Insiden Korban Massal atau MCI,” tutur Al Afik.
Terakhir, Al Afik mengungkapkan, begitu pentingnya Hosdip maka MDMC sejak 2016 sudah menyusun dan menerbitkan buku standar rumah sakit aman bencana. (Tim Media MDMC/sb)