Kudus, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Kudus sukses menggelar acara edukatif yang fokus pada pemanfaatan lahan pekarangan dan pengolahan pangan sehat.
Bertempat di lahan percontohan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Dawe Kudus, kegiatan ini diikuti oleh PCA di Kabupaten Kudus.
Acara yang diprakarsai oleh Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PDA Kudus ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga sekaligus meningkatkan kesadaran akan pola makan yang sehat, Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Eny Alifah Kurnia, Ketua PDA Kudus, memberikan apresiasi tinggi kepada MEK PDA Kudus atas inisiatifnya.
“Kegiatan ini bukan hanya sekadar sosialisasi, tetapi juga langkah nyata untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya memanfaatkan setiap jengkal lahan yang kita miliki,” ujarnya.
Dewi Masitoh, memaparkan bagaimana lahan pekarangan, meskipun sering dianggap sepele, memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pangan keluarga.
“Dengan memanfaatkan lahan ini secara optimal, setiap rumah tangga bisa memproduksi sendiri sayur, buah, dan rempah yang lebih segar dan bebas bahan kimia,” jelasnya.
Dewi Masitoh juga memperkenalkan beberapa metode praktis yang cocok untuk lahan terbatas, seperti hidroponik yang tidak memerlukan tanah, vertikultur yang memanfaatkan ruang vertikal, dan penanaman dalam pot atau polibag.
Baca Juga: Tips Sajian Isi Piringku dengan Harga Terjangkau
Metode-metode ini memungkinkan masyarakat, terutama di perkotaan, untuk tetap dapat berkebun.
Selain fokus pada penanaman, acara ini juga mengedukasi peserta tentang cara mengolah pangan yang sehat. Lilis Sumarti menekankan prinsip B2SA sebagai panduan untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
“Untuk menerapkan B2SA, kita bisa memulai dengan menggunakan sumber karbohidrat lokal seperti singkong atau jagung, menambahkan lauk pauk nabati dan hewani, serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah segar,” kata Lilis.
Ia juga menyarankan metode memasak yang lebih sehat, seperti mengukus, merebus, atau menumis dengan sedikit minyak, serta mengurangi penggunaan gula, garam, dan bahan pengawet.
Menerapkan pola makan B2SA tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga memiliki manfaat sosial-ekonomi yang lebih luas, di antaranya menjaga tubuh tetap sehat dan gizi seimbang, mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi, serta mendorong pemanfaatan pangan lokal, sehingga lebih hemat dan mendukung petani.
Kegiatan ini ditutup dengan kunjungan langsung ke lahan percontohan yang menunjukkan hasil nyata dari penerapan teknik-teknik yang telah diajarkan.
Diharapkan, setiap PCA dapat menindaklanjuti program ini dengan mengadakan lahan serupa di tingkat ranting, menjadikan gerakan ini sebagai langkah nyata dalam mewujudkan kemandirian pangan di lingkungan ‘Aisyiyah. (Wakhidah)-sa

