Masa balita merupakan masa-masa keemasan pada tumbuh kembang anak. Masa di mana anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu untuk dieksplor. Orang tua pasti sangat senang ketika melihat tingkah laku anak yang setiap harinya mengalami perkembangan. Orang tua juga pastinya selalu merasa bersyukur ketika anaknya bisa tumbuh dengan sehat dan aktif.
Namun, tak jarang orang tua secara sadar maupun tidak melarang anaknya untuk melakukan hal-hal tersebut. Pada akhirnya kata “jangan” menjadi kata yang paling sering dilontarkan oleh orang tua terhadap anaknya dan semua orang tua pasti pernah menghadapi situasi tersebut.
Bila kita sebagai orang tua melarang anak dengan berkata “jangan” tanpa memberikan alasan di balik larangan tersebut, biasanya anak semakin memaksa dan nekat untuk mencobanya. Jika orang tua terlalu sering berkata “jangan”, ucapan tersebut justru akan berakibat tidak baik bagi pertumbuhan anak. Karena kata “jangan” juga dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri ketika melakukan sesuatu dan selalu merasa takut salah, sehingga ruang gerak anak menjadi terbatas.
Baca Juga: Pengaruh Ucapan Positif Orang Tua pada Anak
Sebenarnya berkata “jangan” pada anak tidak dilarang dan boleh saja dilakukan oleh orang tua. Namun, ketika orang tua memberi larangan atau berkata “jangan” kepada anak, harus disertai alasan yang jelas dan mudah dipahami oleh anak. Orang tua juga perlu memperhatikan situasi dan kondisi ketika hendak berkata “jangan” kepada anak, agar anak tidak berpikir bahwa segala sesuatu yang dilakukannya dilarang dan salah.
Boleh Berkata Jangan
Mengutip halodoc.com, berikut beberapa situasi di mana orang tua disarankan untuk mengatakan “jangan” pada anak, yaitu:
Pertama, katakan “jangan” saat tindakan anak dapat menyakiti seseorang atau merusak. Anak-anak mungkin mengalami kesulitan mengantisipasi hasil yang buruk, sehingga mereka membutuhkan bimbingan orang tua untuk membantu anak membuat pilihan yang masuk akal. Sikap seperti ini tidak membantu anak-anak belajar berpikir ke depan.
Nah, di situasi seperti ini ada baiknya orang tua menawarkan alternatif untuk mengarahkan anak-anak ke arah kegiatan yang lebih aman. Tawaran alternatif ini bukan dalam maksud meredam anak melakukan sesuatu, tetapi lebih kepada opsi yang lebih baik.
Kedua, ketika anak bisa melakukan sesuatu sendiri. Terkadang anak-anak meminta orang tua untuk melakukan hal-hal yang dapat mereka lakukan sendiri. Meskipun tidak ada yang salah dengan bantuan sesekali dari orang tua, tetapi anak-anak perlu latihan untuk menjadi mandiri dan menyadari kalau dia bisa melakukan sesuatu sendiri.
Ketiga, ketika sesuatu adalah keinginan bukan kebutuhan. Orang tua tidak perlu merasa wajib untuk membeli segala sesuatu sesuai dengan keinginan anak. Orang tua perlu menyadari mana yang keinginan dan mana yang benar-benar kebutuhan anak.
Baca Juga: Efek Negatif Kekerasan pada Otak Anak
Keempat, ketika terjadi perubahan rencana. Hidup memang lebih sering terjadi tidak seperti yang diinginkan. Oleh karenanya, memberikan alternatif rencana dan meminta anak untuk rela hati menerima keadaan yang tidak diinginkan adalah upaya untuk membuat anak lebih dewasa dalam berpikir.
Kelima, ketika orang lain lebih membutuhkan. Anak-anak harus diajari untuk tidak mementingkan diri sendiri. Penting untuk mempertimbangkan kepentingan orang lain sehingga membantu anak untuk memahami kondisi kalau hidup tidak hanya tentang diri sendiri. Ini akan berguna saat anak dewasa kelak.
Keenam, ketika apa yang diminta bukan sesuatu yang baik. Terkadang anak sering bersikeras supaya keinginannya dipenuhi, padahal bisa jadi ibu sudah terlalu sering memberikan sesuatu tersebut, atau sesuatu tersebut bukan hal yang baik untuk anak. Pada momen ini, mengatakan “jangan” walaupun harus dengan sedikit cek-cok adalah cara yang baik. Sejatinya ini akan mengajari anak pentingnya prioritas.
Mudah-mudahan dengan cara-cara yang telah disebutkan tadi, orang tua dapat menyesuaikan situasi dan kondisi ketika hendak mengatakan “jangan” dan menyertai alasan yang mudah dipahami oleh anak, sehingga anak pun dapat menjadi pribadi yang baik dan lebih dewasa. (Fathia*)
*Mahasiswa magang di Suara ‘Aisyiyah
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/terlalu-sering-bilang-Jangan-pada-anak-ini-akibatnya
https://www.motherandbaby.co.id/article/2018/11/12/11162/Hindari-Pemakaian-Kata-Jangan-pada-Anak
https://parentalk.id/cara-bilang-tidak-pada-anak/