HikmahKajian

Membalas dengan Kebijaksanaan Melalui Pandangan Islam tentang Merespon Agresi

Oleh: Nashrul Mu’minin

 

Sebagai umat Islam, kita wajib memahami bahwa segala peristiwa di dunia ini tidak terlepas dari kehendak dan rencana Allah SWT. Ketika kita dihadapkan pada agresi atau serangan dari pihak lain, Islam mengajarkan kita untuk meresponsnya dengan bijaksana dan penuh perhitungan, bukan dengan tindakan-tindakan yang emosional atau tergesa-gesa.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah…” (QS. Asy-Syura: 40)

Ayat ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita berhak untuk membalas suatu kejahatan, namun Allah SWT lebih menyukai jika kita dapat memaafkan dan berbuat baik. Ini adalah cerminan dari sifat Rahman dan Rahim-Nya yang sempurna.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebutkan nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambah (kuat) imannya dan kepada Rabb-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)

Ketakwaan dan ketundukan kepada Allah SWT seharusnya menjadi dasar bagi kita dalam menyikapi setiap persoalan di dunia ini. Kita tidak boleh terbawa oleh emosi dan nafsu yang dapat mendorong kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam menanggapi ancaman serangan balasan ke Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyah, menyatakan bahwa respons Iran akan “pasti, akurat, dan penuh perhitungan”. Ini menunjukkan bahwa Iran tidak ingin memicu eskalasi, melainkan merespons dengan tenang dan terukur.

Sebagai umat Islam, kita harus meneladani sikap tersebut. Kita tidak boleh membalas suatu kejahatan dengan kejahatan yang serupa, apalagi melebihinya. Sebaliknya, kita harus berupaya untuk memelihara perdamaian dan keharmonisan, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin.

Baca Juga: Young Cadres View on Muhammadiyah’s Decision to Accept Mining License

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Sikap sombong dan angkuh, serta tindakan yang dimaksudkan untuk memamerkan kekuatan, akan berujung pada kerusakan dan konflik yang berkepanjangan. Sebagai umat Islam, kita harus mengedepankan kebijaksanaan, kerendahan hati, dan kearifan dalam merespons setiap tantangan yang dihadapi.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya, dan orang-orang yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi)

Akhlak yang mulia, belas kasih, dan kemampuan untuk saling memaafkan harus menjadi karakter utama kita sebagai umat Islam. Dengan demikian, kita dapat menjadi contoh dan teladan bagi umat manusia lainnya dalam menyikapi setiap persoalan dengan bijaksana dan penuh kasih sayang. Selain itu, kita juga harus senantiasa menguatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan berpedoman pada ajaran Islam yang luhur, kita akan mampu menghadapi setiap tantangan dan ancaman dengan tenang, penuh perhitungan, dan sikap yang terpuji.

“Balasan yang baik adalah memaafkan dan berbuat baik.” (QS. Asy-Syura: 40)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebutkan nama Allah gemetar hatinya.” (QS. Al-Anfal: 2)

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong.” (QS. Luqman: 18)

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi)

Kita Sebagai umat Islam, kita harus menyikapi setiap tantangan dan ancaman dengan bijaksana, penuh perhitungan, dan caradilandasi oleh keimanan serta akhlak yang mulia. Kita tidak boleh tergesa-gesa dalam membalas agresi, melainkan harus berpedoman pada ajaran Islam yang menekankan pada pemeliharaan perdamaian, pemaafan, dan berbuat kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *