Oleh: Mahsunah
Ledakan pengangguran yang terjadi karena pandemi Covid-19 berpengaruh pada meningkatnya angka kemiskinan. Hal ini tentu berimbas pada aspek pendidikan dan sosial. Tidak dapat dimungkiri bahwa kebutuhan pokok manusia pada kondisi seperti apa pun harus tercukupi. Demikian pula biaya pendidikan anak merupakan sebuah tuntutan yang harus dipenuhi, walaupun pembelajaran dilakukan secara daring atau BdR (Belajar dari Rumah).
Dampak lainnya adalah dampak psikis yang ditunjukkan dengan banyaknya orang yang mengalami tekanan jiwa karena putus asa dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Dampak psikis ini juga timbul karena faktor lain, seperti mengalami kejenuhan dan ritme kehidupan yang berubah. Kondisi tersebut memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Pada kondisi yang seperti ini, Ketua ‘Aisyiyah Daerah menyeru agar aktivis ‘Aisyiyah di mana pun hadir sebagai problem solver. Pimpinan Cabang dan Ranting meningkatkan kepekaan dalam merespons tuntutan kebutuhan masyarakat dengan melakukan berbagai langkah sebagai berikut; pertama, mengenalkan kepada warga masyarakat –termasuk pelajar dan pemuda– tentang prinsip hidup positif, dinamis, dan kreatif agar mereka siap menghadapi tantangan.
Kedua, membangkitkan semangat, menanamkan optimisme masyarakat, serta mengubah cara pandang yang menganggap dirinya terlalu rendah menjadi cara pandang untuk menjadi pribadi yang percaya diri; Ketiga, menggali potensi yang dimiliki, baik individu atau kelompok, karena setiap manusia memiliki potensi, tetapi kadang-kadang tidak digali dan dikembangkan.
Keempat, memanfaatkan sumber daya yang ada diarahkan pada kegiatan-kegiatan produktif, dan; kelima, membangkitkan kreatifitas warga untuk menciptakan sesuatu yang bernilai yang mendapatkan keuntungan finansial dan kepuasan batin.
Kreatif dan Produktif Bersama
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karumia Allah, dan ingatlah kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. al-Jumu’ah [62]: 10).
Membangun masyarakat agar warganya kreatif dan produktif sebagaimana yang disebut di atas tidak bisa instan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya bersama dan kerjasama yang baik. Upaya ini dapat dilakukan dengan sebuah gerakan menuju masyarakat yang kreatif dan produktif agar lebih cepat. Mengingat usaha ini merupakan suatu gerakan, maka usaha ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh bidang, seperti tabligh, kesejahteraan sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta kader.
Baca Juga
Menggerakkan ‘Aisyiyah Melalui Program Kreatif dan Inovatif
Maksud dan tujuan gerakan tersebut tentu harus dipahami bersama serta memiliki pembagian tugas yang baik. Beberapa Langkah yang perlu segera dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pertama, sosialisasi tentang Islam dan kewajiban bekerja. Hal tersebut terkait dengan perintah Allah dalam QS. 62: 10, QS 67: 10, QS. 28: 77, QS, 11: 39, QS. 6: 138, dan QS. 39: 39. Beberapa ayat tersebut menjelaskan bahwa Islam menghargai nilai kerja, menjunjung tinggi etika bekerja, serta produktivitas kerja.
“Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu. Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui” (QS. az-Zumar [39]: 39).
Kedua, pendataan potensi, kemampuan (skill) yang dimiliki warga, dan mengelompokkannya untuk kepentingan pembinaan selanjutnya, misalnya (i) kelompok produksi kuliner; (ii) budidaya tanaman pangan sebagai tindak lanjut gerakan lumbung hidup; (iii) kelompok industri kreatif atau barang-barang kerajinan yang jenisnya disesuaikan dengan ketersediaan bahan dasar yang dimiliki desa atau kawasan; dan (iv) kelompok literasi digital, yang saat ini merupakan sebuah tuntutan karena sebagian warga adalah generasi muda.
Di era modern berbagai macam urusan dapat berjalan dengan lancar melalui sistem digital, termasuk membangun jaringan pemasaran produk hasil kreatifitas warga.
Ketiga, pendataan sumber daya yang ada, baik yang dimiliki individu, kelompok, maupun desa/kawasan, lingkungannya, serta pendataan sumber daya insani yang mampu diberi tanggung jawab sebagai pembina dan atau pendampingan kelompok.
Keempat, pembinaan per-kelompok dan pendampingan sesuai dengan jenisnya oleh personalia yang ditunjuk ‘Aisyiyah setempat. Jika dipandang perlu, pembinaan dapat dilakukan bekerja sama dengan Dinas terkait.
Kelima, membentuk jaringan antar-Ranting, antar-Cabang, dan antar-Daerah untuk kepentingan pengembangan kreatifitas dan inovasi produk dengan jaringan pemasaran yang menggunakan cara offline maupun online. Pemanfaatan media sosial dalam hal ini dapat lebih efektif karena jangkauan pasarnya lebih luas. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi berhentinya kegiatan yang diakibatkan tidak lakunya barang produksi karena lemahnya kegiatan marketing/pemasaran.
Baca Juga
Jika gerakan membangun masyarakat kreatif dan produktif tersebut berhasil, kesejahteraan warga akan meningkat karena perekonomian bangkit, pengangguran berkurang, pendapatan meningkat, biaya pendidikan dapat terpenuhi, dan kehidupan sosial tercipta dengan baik. Dengan cara ini, insya Allah terwujudlah masyarakat religius yang memiliki etos kerja tinggi.
6 Comments