Oleh: Shifna Asna Allifya*
Bagi umat muslim, penting untuk menumbuhkan rasa cinta pada Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan surat cinta dari Allah. Oleh karena itu, mencintai Al-Qur’an merupakan wujud cinta terhadap Allah.
Dengan membangun koneksi dengan Al-Qur’an, secara otomatis koneksi seorang hamba dengan Allah akan ikut terbangun. Bagi orang-orang yang mencari ketenangan, Al-Qur’an merupakan solusi utama. Allah swt. berfirman dalam Q.s. Ar-Ra’d: 28 (yang artinya), “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Sebagai bentuk realisasi cinta terhadap Allah, kecintaan terhadap Al-Qur’an merupakan hal yang sudah semestinya diusahakan oleh orang-orang beriman. Para sahabat Rasulullah saw. memberikan contoh betapa rasa cinta mereka pada Al-Qur’an amat besar. Mereka selalu berantusias dan memiliki semangat yang tinggi ketika mendengar Rasulullah saw. menyampaikan ayat-ayat dari Al-Qur’an.
Bentuk cinta yang dibangun oleh para sahabat adalah dengan menghabiskan banyak waktunya untuk membaca, mendengarkan, menghafal, mengamalkan, serta menyampaikan pesan Al-Qur’an.
Bagi orang yang telah mencintai Al-Qur’an, tentulah hati menjadi terikat dengan Al-Qur’an. Jika ia tak berinteraksi dengannya sehari saja, maka akan terasa ada yang kurang dalam harinya, bahkan merasa resah dan gelisah.
Banyak dari umat Islam hari ini mengatakan cinta terhadap Al-Qur’an, namun apa yang mereka lakukan justru berbanding terbalik. Jangankan mengamalkannya, membacanya saja terasa malas dan bosan. Lalu, bagaimana bisa disebut cinta?
Membangun kecintaan terhadap Al-Qur’an mungkin akan terasa berat bagi sebagian orang yang belum terbiasa. Padahal, ada berbagai cara sederhana untuk membangun kecintaan terhadap Al-Qur’an, yakni dimulai dari berinteraksi lebih sering dan membangun kedekatan secara perlahan.
Dimulai dari Membiasakan Diri dengan Al-Qur’an
Cinta terbangun karena terbiasa. Begitulah faktanya. Oleh karena itu, untuk mencintai Al-Qur’an, seseorang dapat memulainya dengan membiasakan diri berinteraksi dengannya. Ada berbagai interaksi yang dapat dibangun dengan Al-Qur’an, yaitu:
Pertama, membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan surat cinta dari Allah swt. Seseorang akan merasa bahagia jika mendapatkan surat cinta dari kekasihnya. Maka ketika membaca Al-Qur’an, posisikanlah ia sebagai surat cinta dari Allah swt. Ada berbagai keutamaan akan didapatkan saat membaca Al-Qur’an, salah satunya adalah, sebagaimana sabda Rasulullah saw., (yang artinya): “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya” (HR. Muslim).
Kedua, mendengarkan Al-Qur’an. Orang yang mendengarkan setiap lantunan dari Al-Qur’an akan mendapatkan rahmat Allah swt. Sebagaimana dalam Q.s. Al-A’raf ayat 204 (yang artinya): “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”
Baca Juga: Tilawah dan Qiraah: Literasi Pemahaman Ajaran Islam
Ketiga, mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya merupakan sebaik-baik manusia. Hal itu disebutkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya (yang artinya): “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Tirmidzi).
Keempat, menghafalkan Al-Qur’an. Ada banyak sekali keutamaan menghafal Al-Qur’an. Dengan menghafal, seseorang akan menjadi semakin terbiasa dengan Al-Qur’an. Dengan menghafal, secara otomatis seseorang telah meneladani Rasulullah saw.
Kelima, mengamalkan Al-Qur’an. Mengamalkan isi Al-Qur’an juga merupakan salah satu bukti usaha untuk dapat mencintai Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan akhlak Nabi saw. Sebagaimana ketika ‘Aisyah ra. pernah ditanya oleh Qatadah mengenai akhlak Rasulullah saw., ‘Aisyah menyebutkan bahwa akhlak Rasulullah saw. adalah Al-Qur’an. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah swt dalam Q.s. Al-Qalam ayat 4 (yang artinya): “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”
Cara Sederhana Menjaga Hubungan dengan Al-Qur’an
Keutamaan berinteraksi dengan Al-Qur’an memang tidak diragukan lagi. Namun, terkadang masih banyak yang merasa berat. Oleh karena itu, cara sederhana ini dapat dilakukan untuk menjaga hubungan dengan Al-Qur’an:
Pertama, meminta pertolongan Allah swt. Berdoalah kepada Allah dan minta pertolongan untuk dapat selalu dekat dengan Al-Qur’an dan menjaga hubungan dengannya.
Kedua, membangun kebiasaan membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an setelah subuh atau setelah maghrib setiap hari dapat membantu menjaga hubungan dengan Al-Qur’an. Satu juz, setengah juz, bahkan satu halaman saja tidak masalah. Allah mencintai amalan yang sedikit asal dilakukan secara konsisten.
Ketiga, membiasakan telinga mendengar Al-Qur’an. Mengganti playlist lagu dengan Al-Qur’an secara perlahan, hingga terbiasa mendengar Al-Qur’an bisa menjadi salah satu alternatif. Jika lisan belum bisa disibukkan untuk membacanya, maka menyibukkan telinga untuk mendengarkan Al-Qur’an menjadi cara sederhana untuk menjaga hubungan dengannya.
Keempat, meluangkan waktu bersama Al-Qur’an. Mengambil beberapa jam atau bahkan menit setiap hari untuk bersama dengan Al-Qur’an merupakan cara yang sederhana untuk menjaga hubungan dengannya. Waktu tersebut dapat digunakan untuk membacanya, mempelajarinya, mendengarkannya, bahkan mentadabburinya.
Iblis dan bala tentaranya selalu berusaha membuat umat Islam jauh dari Al-Qur’an. Oleh karena itu, hendaknya umat Islam juga selalu berusaha membangun kecintaan terhadap Al-Qur’an dengan membiasakan diri untuk menghabiskan waktu bersamanya dari cara yang paling sederhana hingga semaksimal mungkin.
*Penulis merupakan Mahasiswa KPI UMY, dan wartawan magang Suara ‘Aisyiyah