Oleh: Leonita Siwiyanti
Masalah kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan telah menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan global, terutama yang berkaitan dengan kewirausahaan. Meskipun perempuan adalah pekerja hebat, mereka masih menghadapi banyak hambatan budaya dan struktural yang membatasi akses dan peluang mereka. Tantangan ini termasuk akses terbatas terhadap modal, jaringan bisnis, dan dukungan, yang biasanya lebih mudah diakses oleh orang-orang yang bergender laki-laki. Selain itu, norma sosial yang kuat dapat menyulitkan perempuan untuk bekerja dalam industri ini.
Di sisi lain, telah terbukti bahwa kepemimpinan yang dilakukan oleh perempuan bermanfaat bagi masyarakat dan organisasi. Kepemimpinan yang inklusif dan empatik, yang sering dikaitkan dengan kepemimpinan perempuan, dapat mendorong kreativitas dan kinerja organisasi yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja tidak hanya adil, tetapi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan.
Kami akan membahas beberapa kendala yang menghalangi perempuan untuk menjadi wirausahawan dalam artikel ini. Kami juga akan membahas bagaimana para pemimpin perempuan dapat melakukan perubahan yang diperlukan untuk mencapai kesetaraan gender dan memperkuat posisi perempuan dalam dunia bisnis.
Hambatan Kewirausaan Perempuan
Salah satu masalah utama yang dihadapi perempuan yang berwirausaha adalah akses yang terbatas terhadap modal dan dana. Studi menunjukkan bahwa pengusaha perempuan cenderung mendapatkan pinjaman dan investasi yang lebih sedikit dibandingkan pengusaha laki-laki meskipun mereka memiliki proposal dan rencana bisnis yang sama. Stereotip gender, tidak memiliki jaringan profesional, dan investor dan penyedia modal yang tidak sadar dapat menjadi penyebabnya.
Selama bertahun-tahun, ada pandangan yang kuat bahwa wanita tidak cocok untuk menjadi wirausahawan karena anggapan bahwa kewirausahaan lebih “cocok” untuk laki-laki. Ini dapat membuat mereka tidak percaya diri saat memulai. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa perempuan sering memikul dua tanggung jawab dalam menjaga anak dan menjalankan bisnis.
Perempuan pengusaha menghadapi banyak tantangan. Mereka tidak terhubung dengan komunitas bisnis dan tidak memiliki dukungan dari mentor yang berpengalaman, yang menghalangi mereka dari memperoleh hubungan, pengetahuan, dan sumber daya yang diperlukan untuk membangun bisnis mereka.
Pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung guna mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perempuan pengusaha. Ini dapat termasuk bantuan khusus, pelatihan kewirausahaan yang mempertimbangkan gender, dan mentoring dan koneksi yang kuat. Perempuan pengusaha dapat mencapai potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dengan dukungan yang tepat.
Peran Kepemimpinan Perempuan
Organisasi dan masyarakat telah mendapat manfaat besar dari kepemimpinan perempuan. Gaya kepemimpinan perempuan cenderung lebih kolaboratif, empatis, dan berorientasi pada orang. Pendekatan ini terbukti efektif untuk mendorong inovasi, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung.
Selain itu, telah terbukti bahwa pemimpin perempuan di posisi tertinggi membawa perubahan yang diperlukan. Kinerja organisasi, termasuk profitabilitas, tata kelola, dan inovasi, cenderung meningkat ketika ada representasi perempuan yang lebih baik di dewan direksi dan manajemen senior. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan memiliki kemampuan untuk mendorong perubahan yang diperlukan di berbagai bidang.
Baca Juga: Bangkitnya Perempuan Pengusaha di Era Teknologi
Mentoring dan role model sangat penting untuk mendukung aspirasi kepemimpinan perempuan. Pemimpin perempuan yang berhasil dan inspiratif dapat membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk mengembangkan karier kepemimpinan mereka. Para pemimpin senior yang dapat menawarkan dukungan dan mentoring juga dapat membangun kepercayaan diri dan keterampilan bagi calon pemimpin perempuan.
Langkah Konkret untuk Meningkatkan Kesetaraan Gender di Dunia Bisnis
Semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi secara menyeluruh untuk mengatasi tantangan kewirausahaan perempuan dan memperkuat kepemimpinan perempuan. Agar menciptakan lingkungan yang lebih ramah perempuan, pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil harus bekerja sama.
Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk meningkatkan akses perempuan ke modal dan pembiayaan, menerapkan program dan insentif kewirausahaan yang responsif gender, melakukan kampanye kesadaran untuk memerangi stereotip, dan membangun jaringan dan mentoring untuk perempuan pengusaha dan calon pemimpin.
Perusahaan dapat mengambil beberapa tindakan nyata untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih adil dan mendukung perempuan. Pertama dan terpenting, buat kebijakan yang transparan dan tidak bias gender untuk penerimaan dan promosi karyawan. Selanjutnya, tentukan seberapa banyak perempuan yang terwakili di berbagai level. Selain itu, perusahaan dapat memperkuat posisi perempuan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan khusus, jejaring komunitas profesional perempuan, dan program mentoring.
Menyediakan kebijakan kerja keluarga yang fleksibel dan mengingat keluarga adalah langkah berikutnya. Kebijakan ini dapat mencakup opsi kerja yang fleksibel, cuti yang memadai, dan fasilitas penitipan anak. Selain itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa budaya dan kepemimpinan organisasi mendukung kesetaraan gender dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengukuran representasi gender di setiap level. Bisnis dapat membuat kemajuan besar dalam mencapai kesetaraan gender di dunia bisnis dengan menerapkan langkah-langkah tersebut secara menyeluruh.
Pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan dan kepemimpinan memiliki efek yang signifikan pada masyarakat secara keseluruhan, organisasi, komunitas, dan perempuan itu sendiri. Kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, kreatif, dan sejahtera bagi semua dengan mengatasi hambatan struktural dan budaya yang membatasi perempuan dan memanfaatkan potensi mereka sebagai pemimpin. Akibatnya, sangat penting bagi berbagai pemangku kepentingan untuk bekerja sama untuk mewujudkan visi masa depan tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Referensi;
ILO. (2019). Women in Business and Management: The business case for change. https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/—dgreports/—dcomm/—publ/documents/publication/wcms_700953.pdf, (diakses: 25 Agustus 2024).
McKinsey & Company. (2021). Women in the Workplace 2021. https://www.mckinsey.com/featured-insights/diversity-and-inclusion/women-in-the-workplace, (diakses: 27 Agustus 2024).
***
Leonita Siwiyanti, Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sukabumi dan juga sebagai sekretaris program Studi Manajemen Retail Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Saat ini sedang melanjutkan studinya di Program Doktoral Ilmu Manajemen FPEB – Universitas Pendidikan Bandung. Telah menerbitkan 50 buku dari berbagai penerbit dan masih terus belajar menulis pada komunitas menulis Trenlis. Penulis dapat dihubungi melalui email leony23amr@ummi.ac.id, Facebook Leonita Siwiyanti dan Instagram @leonitasiwiyanti.
2 Comments