Muda

Memilih Prioritas

jam

Oleh: Dede Dwi Kurniasih*

Warren Buffet adalah salah satu orang terkaya di dunia yang asetnya mencapai ribuan triliun. Ia seorang pebisnis, investor, dan filantropis berusia 91 tahun yang kerap kali disebut sebagai investor paling sukses di dunia.

Hartanya lebih dari 103 miliar dolar Amerika. Bisa dipastikan ia sudah mencapai financial freedom. Bayangkan dengan uang dan Aset yang sebanyak itu. Artinya Warren tidak perlu lagi bekerja atau bergantung pada orang lain untuk membiayai kehidupannya.

Jangankan 100 miliar dollar, 1 miliar dolar sama dengan 14 triliun rupiah. Nah, misalnya sobat muda berkesempatan untuk bertukar posisi dengan Warren Buffet atau kita akan memiliki seluruh kekayaannya, tapi usia kita juga bertambah menjadi 91th, apakah kita bersedia?

Namun sebelum bertukar posisi, coba kita bayangkan apa aspek dalam kehidupan kita yang mungkin nilainya sangat besar sehingga cukup sepadan untuk bertukar dengan Warren Buffet? Uang, keluarga, circle lingkungan, sedangkan semuanya Warren Buffet memilikinya.

Maka opsi terakhir yang bisa kita tawarkan kepada Warren adalah waktu. Tapi yang jadi pertanyaan adalah berapa banyak waktu yang kita punya?

Kita coba lihat rata-rata harapan hidup Indonesia itu ada di peringkat 122 dari 193 negara dengan rata-rata 72 Tahun. Kita konversikan ke hitungan jam maka kita akan hidup sekitar 630.000 jam yang kalau kita konversikan lagi perhitungan detik jumlahnya itu sekitar 2,2 miliar.

Kalau saat ini sobat muda berusia 25 tahun, kita masih punya waktu sekitar 1,5 miliar detik lagi yang bisa sobat muda pakai untuk melakukan apapun.

Bayangkan jika kita dapat uang 1,5 milyar dolar. Coba kita pikirkan apa yang bisa kita lakukan? Mungkin kita akan memmbayar utang, membeli rumah, mengawali bisnis, travelling, atau investasi. Bisa apa saja tergantung keinginan sobat muda saat ini.

Sayangnya waktu yang kita punya tidak bisa disamakan dengan uang. Jika uang kita habis, kita bisa mencari lagi. Sementara waktu yang hilang tidak akan bisa kita kembalikan lagi. Kita juga tidak punya kuasa untuk memutar balikkan waktu. Iron Man, Captain America dan Avengers lainnya bahkan rela untuk mempertaruhkan nyawa demi memperbaiki kesalahan mereka di masa lalu.

Baca Juga: Fenomena Second Account pada Remaja

Dalam buku 4000 Weeks menyebutkan sebuah konsep time billionaire. Menurut penulisnya, waktu adalah sesuatu yang sangat amat langka tapi banyak orang yang meremehkan dan selalu mengeluh ketika tidak punya waktu yang cukup.

Artinya kita harus memilih apa yang ingin kita lakukan. Nah yang jadi pertanyaan adalah apa yang harus kita lakukan dalam waktu kehidupan yang terbatas ini? Sebenarnya bagaimana kehidupan yang ideal? Apakah harus punya tabungan 1 M di usia 30 tahun? Apakah harus jadi influencer yang terkenal?

Sebenarnya kita bisa mengutamakan hal-hal yang menurut kita penting dan sesuai dengan apa yang kita butuhkan saat ini atau mungkin di masa depan.

Ada beberapa opsi, seperti spiritualitas, kehidupan, aset, dan banyak hal lainnya. Bentuk kesuksesan sangat berbeda-beda. Ada yang berpendapat sukses itu adalah orang yang memiliki penghasilan besar atau misalnya bekerja sebagai ASN, tentu tidak apa-apa karena setiap orang sebenarnya punya definisi kesuksesannya masing-masing.

Misalnya dari drama Korea yang belakangan kita tahu, seorang tokoh utama tinggal di desa yang ternyata ia memiliki 20 sertifikasi keahlian, yang sebenarnya dengan keahlian itu ia bisa tinggal di Seoul tapi ia memilih tetap tinggal di kampung pinggir pantai sehingga tidak selalu mengejar aspek materi.

Apakah mengejar duit dan aset material adalah hal yang salah? Ini tentu dikembalikan lagi ke aspek personal value masing-maisng orang.

Selama sobat muda merasa apa yang kita lakukan bisa membawa kebahagiaan dunia dan akhirat, kita merasa cukup maka kita bisa menjustifikasi hal ini sudah tepat dilakukan. Masalah biasanya akan muncul saat kita terpaksa melakukan hal yang tidak kita suka, sehingga kita tidak bahagia dan berhenti menikmati kesukaan kita. Mari kita fokuskan diri kita kepada apa yang baik untuk kita.

*Peminat isu kesehatan mental

Related posts
MudaPolitik dan Hukum

Sosok Pemimpin bagi Kaum Muda pada Pilpres 2024

Oleh: Leonita Siwiyanti* Banyak harapan dan tuntutan yang ditunjukkan oleh pemuda dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Para pemuda cenderung menginginkan pemimpin yang…
Muda

Agensi Anak Muda Kelompok Rentan

Oleh: Hajar NS Sebanyak 68,82 juta jiwa penduduk Indonesia termasuk dalam kategori pemuda atau mencapai 24% dari total penduduk (Susenas BPS 2022)….
Muda

Welcome Generation: Perubahan Anak Muda Sambut SDG saat Pandemi

Oleh: Karlina Octaviany* “Saya telah mendengar orang-orang di usia remaja dan 20-an sekarang disebut ‘generasi yang hilang karena Covid-19’. Itu berarti bahwa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *