Oleh: Tsaaniya Nuur Royana
Alur kehidupan terus berjalan dan berubah seiring bertambahnya keturunan dan dinamika zaman. Masa Nabi Adam a.s, masa Nabi Muhammad saw dan masa manusia saat ini sangat amat berbeda. Perbedaan tersebut terjadi tidak lain karena basis teknologi yang semakin pesat. Generasi baru terlahir dan hidup menyesuaikan kondisi zaman pada saat itu.
Berdasarkan rentang waktu kelahiran, urutan generasi yang masih ada wujudnya sampai sekarang dimulai dari Baby Boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z, hingga Gen Alpha. Perbedaan antar generasi seperti gaya hidup dan kosa kata berbahasa sangat amat kental. Oleh karenanya, sebagai seorang pendidik baik orang tua maupun guru perlu belajar pendekatan yang tepat untuk mendidik anak anak sesuai dengan zamannya.
Menyoroti Generasi Alpha sebagai generasi yang lahir dan tumbuh ketika teknologi sudah maju. Generasi ini adalah anak anak yang lahir di tahun 2011 – 2025. Orang tua yang melahirkan generasi tersebut perlu mempersiapkan banyak hal, salah satunya persiapan pendidikan. Masa mengenyam pendidikan, Generasi Alpha perlu pendampingan dan focus terhadap akses jejaring internet yang sangat memudahkan mereka untuk menerima informasi dan membangun relasi dengan siapapun di berbagai tempat.
Proses mendidik Generasi Alpha perlu didukung dengan tenaga pengajar yang siap beradaptasi dan melek teknologi. Hal tersebut akan membantu dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Teknologi saat ini akan terus berkembang dari tahun ke tahun, Generasi Alpha sangat mudah dalam menangkap dan menyesuaikan hal tersebut, maka generasi sebelumnya yang berpredikat sebagai tenaga pengajar bahkan orang tua tidak boleh ketinggalan agar mampu mengarahkan ke segala hal yang dirasa baik maupun buruk.
Sebagaimana perkataan Sahabat Ali bin Abi Thalib “Didiklah anak anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup di zamannya bukan di zamanmu” dan dari Filusuf Barat yaitu Socrates, ia berkata “Jangan paksakan anak-anakmu mengikuti jejakmu, mereka diciptakan untuk kehidupan di zaman mereka bukan di zamanmu”
Ada beberapa karakter Generasi Alpha yang berbeda dengan generasi sebelumnya khususnya dalam proses belajar di antaranya ; 1) Intensitas bertanya yang terbilang banyak dikarenakan rasa ingin tahu yang tinggi, 2) Berani menghasilkan sebuah gagasan hasil dari daya tangkapnya, 3) Terampil dalam penggunaan teknologi dan antusias mengikuti trend yang ada, 4) Memiliki daya pikir luas sehingga merasa kurang hanya menerima informasi dari satu sumber, 5) Pembelajaran privat cenderung lebih efisien.
Karakter Generasi Alpha perlu didukung dengan kombinasi antara media teknologi (digital platform) dan praktik langsung (hands on activities). Namun tetap perlu digaris bawahi bahwa kombinasi ini juga didasari oleh kemampuan visual tiap anak yang berbeda. Di samping penggunaan media digital, guru maupun orang tua dapat membekali keterampilan hidup Generasi Alpha melalui media pembelajaran fisik seperti peralatan mekanik, art & craft, hingga peralatan yang digunakan sehari-hari di rumah.
Baca Juga: Peran Masyarakat dalam Tumbuh Kembang Anak: Melihat Aspek Sosiologis
Media pembelajaran yang tersinkronkan dengan karakter Generasi Alpha masih belumlah cukup untuk menciptakan proses pembelajaran yang maksimal. Perlu adanya metode pembelajaran yang didesain mampu memberikan kesempatan kepada setiap siswa sebagai lakon utama dalam menyampaikan ide serta gagasannya dengan penuh rasa percaya diri. Pengaplikasian metode pembelajaran aktif (active learning) di antaranya dengan ;
1) Eksperimen dan Demonstrasi, metode ini menekankan pada kegiatan percobaan dengan
memanfaatkan benda-benda yang berada dekat dengan lingkungan anak sebagai medianya. Metode eksperimen diperintahkan dalam firman Allah SWT “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu. Dia (juga) menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu. Akan tetapi, di antara manusia ada yang membantah (keesaan) Allah tanpa (berdasarkan) ilmu, petunjuk, dan kitab suci yang menerangi.” [QS. Luqman ayat 20].
2) Pembelajaran Berbasis Proyek, penekanan pada metode ini ada pada basis tema yang diangkat sebagai materi pembelajaran dengan tujuan melatih kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah. Firman Allah SWT menyeru “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al Mujadalah ayat 11] selaras dengan tujuan pada metode ini.
3) Berdebat, salah satu strategi yang secara aktif melibatkan siswa secara individual untuk berkontribusi mengungkapkan gagasannya dalam memecahkan suatu masalah. Berdebat mampu menggali critical thingking dan public speaking sekaligus belajar menghargai pendapat lain di dalam kelas. Metode ini dijelaskan dalam firman Allah SWT “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” [QS. An Nahl ayat 125].
4) Bermain peran atau drama, menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh dalam bentuk cerita sederhana. Metode ini akan melatih kemampuan emosional saat berinteraksi dengan lawan mainnya. Sejalan dengan firman Allah SWT “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” [QS. Al-Hujurat ayat 13]
5) Proyek Kolaborasi, dapat dilakukan antar siswa sekelas, antar kelas, antar jenjang pendidikan, hingga bersama guru serta keluarga. Proyek ini akan memudahkan siswa untuk bekerjasama dalam menyumbangkan isi pemikiran hingga meningkatkan rasa tanggung jawabnya. Sebagaimana arti dalam firman Allah SWT “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” [QS. Al-Maidah ayat 2].
Proses pembelajaran yang sudah dikonsep sedemikian rupa untuk menunjang potensiGenerasi Alpha, perlu dioptimalkan dengan beberapa keterampilan dari seorang guru maupun orang tua di antaranya ; 1) Siap memposisikan diri menjadi orang tua, kakak maupun teman, 2) Mengelola emosi sehingga memberi kesan tegas namun tetap bersahabat, 3) Fokus pada keistimewaan setiap siswa yang berbeda-beda, 4) Mendorong diri sendiri untuk senantiasa belajar dan berkembang
(growth mindset). 5) Terbuka dengan perubahan dan siap berkolaborasi.
Demikian artikel ini dibuat, semoga mampu memberi manfaat khususnya dalam mempersiapkan potensi Generasi Alpha ke arah yang lebih baik.
2 Comments