Oleh: Nashrul Mu’minin
Saya sebagai seorang mahasiswa yang mempelajari sejarah dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, saya terpukau dengan sosok Mohammad Hatta dan nilai-nilai patriotisme yang ia perjuangkan. Hatta adalah salah satu tokoh kunci dalam pergerakan nasional yang membawa Indonesia mencapai kemerdekaan, dan sumbangsihnya patut kita teladani.
Ketika Hatta memulai studinya di Belanda pada tahun 1921, pada usia 19 tahun, ia langsung bergabung dengan Indische Vereeniging, perkumpulan mahasiswa Hindia Belanda. Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging, yang secara politis ditujukan untuk Ibu Pertiwi. Disitulah Hatta mulai mengasah kesadaran nasionalismenya dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia yang tertindas di bawah kekuasaan kolonial.
Prinsip nonkooperatif yang dipegang teguh oleh Perhimpunan Indonesia, yang Hatta pimpin sejak tahun 1926, mencerminkan semangat patriotisme yang kuat. Mereka menolak untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda, dan justru memilih untuk mengandalkan kekuatan massa rakyat Indonesia. Hatta menekankan bahwa perjuangan meraih kemerdekaan nasional adalah masalah kekuatan, dan syarat utamanya adalah aksi massa untuk mencapai kepercayaan dan kesadaran pada diri-sendiri.
Langkah berani Hatta untuk menjalin konvensi dengan Semaun, perwakilan Partai Komunis Indonesia (PKI), menunjukkan keberanian dan kecerdikannya dalam membangun aliansi strategis demi kepentingan bangsa. Meskipun konvensi itu kemudian bocor dan Semaun dipaksa membatalkannya oleh Stalin, upaya Hatta untuk mengambil alih kepemimpinan gerakan nasionalis dari PKI patut diapresiasi.
Hatta juga giat mempropagandakan nama Indonesia agar dikenal oleh organisasi-organisasi internasional. Ia berceramah di berbagai negara Eropa, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di forum-forum internasional. Bahkan ketika ia ditangkap polisi Belanda pada tahun 1927 dan dihukum 3 tahun penjara dengan tuduhan “menghasut”, Hatta tetap gigih membela prinsipnya.
Baca Juga: Anak-Anak, Kerupuk, dan Kemerdekaan
Patriotisme Hatta juga tercermin dalam kerjasama strategisnya dengan Soekarno dalam memimpin pergerakan nasional. Meskipun ada perbedaan pendekatan, mereka berdua saling melengkapi dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan. Hatta yang pragmatis dan Soekarno yang kharismatik merupakan kombinasi yang efektif dalam menyatukan berbagai komponen gerakan nasionalis.
Sebagai mahasiswa, saya sangat terinspirasi oleh dedikasi Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia rela menghadapi berbagai risiko, termasuk penahanan, penjara, dan pembuangan, demi mempertahankan prinsipnya. Kegigihan dan keberanian Hatta patut diteladani oleh generasi muda seperti saya.
Selain itu, saya juga kagum dengan wawasan internasional Hatta dan kemampuannya membangun jaringan global. Ia menyadari pentingnya mendapatkan dukungan internasional bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui organisasi-organisasi internasional seperti Liga Menentang Imperialisme, Hatta mempropagandakan nama Indonesia dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia di forum global.
Patriotisme Hatta juga tercermin dalam pemikirannya yang menekankan pentingnya kemandirian dan mengandalkan kekuatan massa rakyat. Ia menolak kerja sama dengan pemerintah kolonial dan memilih untuk membangun kesadaran dan kepercayaan diri rakyat Indonesia. Prinsip ini sangat relevan bagi perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa yang berkelanjutan.
Sebagai mahasiswa, saya meyakini bahwa nilai-nilai patriotisme Hatta masih sangat penting untuk ditanamkan di kalangan generasi muda saat ini. Di tengah arus globalisasi dan pengaruh budaya asing yang kuat, kita perlu memperkuat rasa cinta tanah air dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Hatta telah menunjukkan bahwa patriotisme yang didasari pada kemandirian, kepercayaan diri, dan perjuangan untuk kemerdekaan merupakan kunci keberhasilan dalam membangun bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa sosok Mohammad Hatta dan patriotismenya patut menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia. Nilai-nilai yang diperjuangkannya, seperti kemandirian, anti-kolonialisme, solidaritas, dan cinta tanah air, harus terus diwariskan dan dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, kita dapat meneruskan estafet perjuangan kemerdekaan dan membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.