
Sc: Mekari Jurnal
Oleh: Khusnul Hidayah*
Menjadi pebisnis yang sukses dan berkelanjutan usahanya merupakan cita cita banyak pengusaha kecil. Tidak sedikit mereka yang baru merintis usaha terkadang mengabaikan pembukuan yang mencatat detail aliran keluar-masuk uang. Banyak yang beralasan usaha yang dirintis masih kecil sehingga pencatatan keuangan dirasa belum perlu dilakukan, selain karena alasan kesibukan mengurus operasional usaha.
Mengatur keuangan melalui pencatatan penting dilakukan terutama bagi yang melakukan usaha meski masih skala kecil. Memahami cara membuat pembukuan keuangan sederhana untuk usaha kecil dapat berguna untuk membantu kelancaran usaha.
Pandangan pembukuan keuangan akan merepotkan bagi pengusaha kecil sebaiknya dihindari. Pasalnya, minimal dengan mencatat aliran kas, seorang pebisnis bisa mengetahui banyak hal antara lain: pemasukan, utang dan piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan detail keuntungan yang diperoleh sehingga mendapat gambaran prospek kelangsungan usahanya.
Pembukuan digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu entitas atau organisasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 28, beberapa hal yang perlu dicatat dalam pembukuan di antaranya data yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, biaya serta jumlah harga 32 perolehan dari penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode satu tahun pajak.
Prosedur Pencatatan Keuangan
Membuat pembukuan keuangan untuk usaha kecil sebetulnya tidak rumit. Pebisnis yang sedang merintis usaha, dianjurkan membuat pembukuan keuangan usaha sejak awal usaha dirintis. Berikut ini kiat membuat catatan keuangan bagi Usaha mikro dan kecil yang membantu untuk mengelola keuangan secara sederhana:
Pertama, membuat catatan pengeluaran. Penting bagi pengusaha mikro dan kecil dan yang sedang memulai usaha untuk membuat catatan pengeluaran secara terpisah. Semua pengeluaran mulai dari biaya operasional, pembelian bahan baku, hingga gaji karyawan dapat dikelompokkan dalam satu tabel atau buku tersendiri secara manual.
Pencatatan pengeluaran dianjurkan dilakukan per hari kerja dan ditutup dengan jumlah saldo per hari. Dengan membuat catatan pengeluaran, si pemilik usaha bisa mengetahui berapa jumlah modal usaha yang sudah dikeluarkan. Kondisi ini juga membuat pemilik usaha lebih mudah menetapkan target dan strategi agar modal bisa cepat kembali.
Kedua, membuat catatan pemasukan. Setiap pemasukan yang muncul juga harus dicatat dalam buku terpisah dari catatan pengeluaran. Buku catatan penghasilan atau kas pemasukan ini digunakan untuk mencatat pemasukan bisnis, seperti jumlah penjualan produk atau jasa per hari dan piutang yang berhasil dibayar. Disarankan untuk membuat catatan ini secara rutin dan dibuat saldo per hari. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapatkan oleh seorang pemilik usaha.
Ketiga, membuat buku atau catatan kas utama. Buku kas utama mengga- bungkan transaksi antara buku kas pemasukan dengan buku kas pengeluaran yang berisi saldo dari catatan pengeluaran dan pemasukan. Seorang pemilik usaha bisa mengetahui secara detail dan cepat berapa keuntungan maupun kerugian perusahaan dengan menggabungkan kedua transaksi tersebut. Pada usaha mikro dan kecil (UMKM), buku kas utama juga berperan dalam membuat perencanaan dan strategi perusahaan, khususnya ketika harus membuat cadangan dana darurat.
Keempat, membuat buku persediaan barang dagangan atau stok barang. Selain pembukuan keuangan, persediaan barang atau stok barang juga perlu dibuat pencatatannya, baik oleh pebisnis yang memproduksi barang atau menjual barang dagangan maupun jasa. Stok persediaan bahan baku maupun barang dagangan memiliki hubungan langsung dengan penjualan. Catat secara rutin jumlah barang yang masuk dan keluar setiap hari.
Pada saat terjadi penjualan, khususnya pada bisnis penjualan barang, pemilik usaha dapat memastikan bahwa persediaan produk ada dan pada akhir periode pemilik usaha tidak menumpuk stok persediaan bahan baku maupun barang dagangan yang bisa menimbulkan kerugian atau penumpukan stok. Melalui buku persediaan barang daganan ini, pengusaha mudah memonitor dan mengawasi persediaan barang, menentukan target penjualan, dan membuat strategi penjualan.
Kelima, membuat catatan inventaris barang. Hal penting lain dalam pengelolaan keuangan sederhana adalah pembukuan inventaris barang berisi catatan aset yang dimiliki pengusaha. Pembukuan aset bisa dimulai dengan mencatat setiap barang atau aset yang dibeli untuk menunjang usaha, termasuk sumbangan barang inventaris.
Baca Juga: Membicarakan Keuangan Keluarga Bukan Hal Tabu
Pada saat yang sama, catat pula dalam buku pengeluaran kas untuk setiap barang inventaris yang dibeli. Manfaat lain dari pembukuan inventaris barang adalah untuk mempermudah pengawasan asset, seperti perpindahan barang atau penghapusan barang memperhatikan umur ekonomis aset. Catatan ini juga mempermudah perusahaan ketika akan membuat neraca pada laporan keuangannya.
Keenam, membuat buku laporan laba rugi. Membuat pencatatan laba-rugi ini bertujuan untuk menyajikan informasi pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan selama periode tertentu. Buku laporan laporan laba rugi UMKM berisi akun pendapatan, beban keuangan, dan beban pajak.
Dengan laporan ini, pengusaha bisa melihat apakah bisnis mencetak laba atau rugi dalam periode tertentu. Periode pelaporan biasanya ditentukan per bulan, per kuartal, atau tahunan. Manfaat lain buku laba-rugi, yakni memberikan informasi berapa jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh si pemilik usaha dan mengevaluasi strategi bisnis apakah sudah cukup mendatangkan keuntungan.
Aplikasi Keuangan bagi UMKM
Membangun sebuah usaha tidak terlepas dari untung dan rugi sehingga dibutuhkan pembukuan sederhana untuk memantau kinerja keuangan sebuah bisnis. Pencatatan keuangan yang memuat informasi modal, pengeluaran serta pendapatan yang diterima dalam suatu periode akuntansi amat diperlukan sehingga bisa dihitung seberapa besar keuntungan yang didapat.
Selain cara manual dengan mencatat sendiri di buku, di internet dan Playstore banyak terdapat aplikasi yang memudahkan pengusaha kecil untuk melakukan pencatatan keuangan sederhana baik yang tidak berbayar dan berbayar. Biasanya kalau usaha sudah mulai membesar maka diperlukan aplikasi yang berbayar untuk menjaga keamanan dan keakuratan data. Untuk memilih aplikasi, pertimbangkan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan kemudahan dalam menggunakannya.
Beberapa aplikasi yang direkomendasikan bisa digunakan antara lain Buku Warung. Buku Warung merupakan aplikasi yang berasal dari Indonesia dan dipercaya 7 juta lebih pelanggan dan tersebar di 750 lokasi sehingga aplikasi ini mempunyai banyak peminat. Sama seperti namanya, aplikasi ini mudah digunakan seperti buku catatan warung. Fitur dari aplikasi ini termasuk pembukuan, penagihan dan pembayaran.
Aplikasi Buku Kas juga merupakan aplikasi dari Indonesia. Buku Kas adalah alat pembukuan yang juga digunakan oleh banyak UMKM hingga 5 juta pelanggan. Fitur dari Buku Kas adalah pembukuan, mengirim invoice dan menagih piutang via WA, hingga fitur pengelolaan stok.
Selain itu, terdapat aplikasi Teman Bisnis, salah satu start-up Indonesia yang mendapat banyak penghargaan karena aplikasi ini memiliki banyak kemudahan. Fitur dari Teman Bisnis ini meliputi pembukuan, pengelolaan persediaan, dan integrasi kontak bisnis.
Adapula aplikasi Paper.id. Meski menggunakan nama dalam bahasa Inggris, Paper juga merupakan aplikasi dari Indonesia. Keunggulannya bisa menerima pembayaran lewat kartu kredit, VA dan QRIS. Paper banyak digunakan karena tersedia alat aplikasi pembukuan keuangan.
Aplikasi lain yang bisa digunakan adalah Kledo sebagai aplikasi software akuntansi berbasis web cloud. Fitur yang diberikan Kledo, seperti pencatatan pengeluaran perusahaan, pemasukan Perusahaan, dan membuat laporan keuangan.
Manfaat lain yang bisa didapat dalam pembuatan catatan keuangan usaha yang lengkap adalah dapat mengetahui jumlah modal yang sudah terpakai, sisa modal, serta jumlah utang. Ketika pengusaha ingin mengembangkan bisnisnya dengan mengajukan pinjaman atau bekerja sama dengan pihak lain, maka pembukuan keuangan yang jelas mempermudah proses dalam mengajukan pembiayaan, karena sehat dan tidaknya kegiatan usaha tercermin dari laporan keuangannya. [8/24]
*Dosen Prodi Akuntansi, FEB Universitas Ahmad Dahlan dan Bendahara Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA)
3 Comments