Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan bahwa Muhammadiyah memasukkan pemilu 2024 ke dalam isu-isu strategis Muktamar ke-48. Pernyataan itu ia sampaikan di acara Media Gathering, Senin (7/11) di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Muhammadiyah, kata Haedar, memandang bahwa pemilu 2024 merupakan kontestasi yang krusial. Oleh karenanya, ia berharap pemilu nanti tidak mengulang atau memperparah pembelahan masyarakat sebagaimana yang terjadi dalam pemilu 2019.
Menurut Haedar, dalam pemilu nanti semestinya negara tidak ikut campur dalam kontestasi. “Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawa,” terang dia.
Haedar menegaskan bahwa kewibawaan negara ini penting. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.
Baca Juga: Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Was Syahadah
Selain itu, menurutnya, kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah, mesti menjaga jarak dari kontestasi itu. Dalam konteks inilah Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya, yakni menjaga jarak.
Atas nama Muhammadiyah, ia berharap nantinya akan lahir para wakil rakyat yang merepresentasikan sosok negarawan. “Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti, dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar. (ppm/sb)