gaya hidup konsumtif
Gaya hidup masyarakat saat ini mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan laju zaman. Dalyana Rahmawany Pulungan dan Hastina Febrity dalam “ Pengaruh Gaya Hidup dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa” menjelaskan bahwa dahulunya masyarakat tidak mementingkan penampilan dan gaya hidup, berbeda dibandingkan dengan masyarakat pada zaman sekarang.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa perubahan dan perkembangan merupakan sesuatu tidak dapat dihindari. Gaya hidup telah menjadi tanda pengenal dari modernitas. Dalam kondisi itu, masyarakat perlu menyeleksi berbagai kebutuhan utamanya, sehingga diharapkan dapat menghindari gaya hidup yang mengarah pada perilaku konsumtif.
Dalam penelitian ini disebutkan beberapa sisi negatif dari gaya hidup konsumtif, seperti: menyebabkan kecemburuan sosial, boros, dan cenderung tidak memikirkan kebutuhan di masa depan.
Sementara itu, Iin Emi Prastiwi dan Tira Nur Fitria dalam penelitian yang berjudul “Budaya Hedonisme dan Konsumtif dalam Berbelanja Online Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Syariah” menyebutkan bahwa salah satu penyebab gaya hidup konsumtif yang saat ini marak terjadi di tengah masyarakat ialah belanja online (online shopping).
Baca Juga: Remaja, Gaya Hidup, dan Pendidikan Kehormatan
Dikemukakan bahwa fenomena ini berkembang semakin cepat, karena berbelanja melalui dunia maya memberikan kenyamanan berupa hemat waktu serta biaya. Biasanya, online shop akan memberikan banyak potongan harga demi menarik perhatian konsumen. Kemudahan yang diberikan ini akan berujung pada kebiasaan masyarakat berbelanja secara impulsif atau tidak terencana.
Cara Mencegah Gaya Hidup Konsumtif
Laman finoo.id menjelaskan bahwa gaya hidup konsumtif pada seseorang harus dicegah dan diubah agar masyarakat kembali pada gaya hidup “sehat”, baik dari segi keuangan maupun mental. Laman ini juga menjelaskan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan dan menghindari gaya hidup konsumtif:
Pertama, buat prioritas kebutuhan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalan membuat daftar kebutuhan yang harus didahulukan. Dengan cara seperti ini, hasrat untuk membeli barang di luar kebutuhan akan dapat ditekan, dan akan membuat seseorang kembali memikirkan apakah barang tersebut termasuk dalam daftar prioritas atau bukan.
Kedua, menabung dan investasi. Menabung dan investasi penting untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang. Kegiatan menabung tidak mengharuskan menyisihkan uang dalam jumlah banyak, cukup sekitar 10-30% penghasilan per-bulan.
Ketiga, minimalisasir penggunaan kartu kredit. Kartu kredit merupakan alat pembayaran. Penggunaan kartu kredit yang bijak akan membuat pengeluaran menjadi terkendali.
Keempat, kurangi “cuci mata” di toko offline ataupun online. Kegiatan berbelanja boleh saja dilakukan, asalkan barang yang dibeli sesuai kebutuhan; tidak sekadar karena lucu atau tertarik dengan potongan harga.
Baca Juga: Gaya Hidup Minimalis, Apa Manfaatnya?
Kelima, beramal dan bersedekah. Dengan beramal dan bersedekah, seseorang telah berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan. Dengan cara berbagi, seseorang juga akan merasakan kebahagiaan tersendiri sehingga dapat lebih mengendalikan hasrat hedonisme yang menyebabkan perilaku konsumtif.
***
Banyak dampak negatif yang disebabkan oleh gaya hidup konsumtif. Oleh karena itu, seseorang harus mampu menhindari gaya hidup konsumtif guna terhindar dari dampak buruk yang diakibatkan. (Cheny*)
*Mahasiswa magang di Suara ‘Aisyiyah
Sumber:
Prastiwi, I. E., & Fitria, T. N. 2020. “Budaya Hedonisme dan Konsumtif dalam Berbelanja Online Ditinjau dari Perpektif Ekonomi Syariah”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6 (3).
Pulungan, D. R., & Febriaty, H. 2018. “Pengaruh gaya hidup dan literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa”. Jurnal Riset Sains Manajemen, 2 (3).
finoo.id/blog/menghindari-gaya-hidup-konsumtif/