Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan webinar dengan mengusung tema “Environment Social Governance (ESG) dan Etika Bisnis” pada Kamis (11/11). Acara tersebut menghadirkan Imamudin Yuliadi selaku Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan (LPPK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Imamudin mengatakan, ada beberapa hal mengenai persoalan lingkungan dan persoalan ekonomi Islam. Pertama, prinsip keyakinan yang harus tertanam bahwa bumi dan seisinya merupakan milik Allah swt. Artinya, bumi ini hanya dititipkan kepada manusia, yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Dengan kesadaran semacam itu, semestinya manusia akan punya sikap yang penuh perlindungan dan kehati-hatian terhadap alam.
Kedua, suatu kesadaran yang harus dimunculkan bahwasanya bumi dan alam semesta ini adalah satu kesatuan dalam kehidupan manusia. Manusia adalah bagian dari bumi yang harus mempertimbangkan dalam konteks kebersamaan persaudaraan. Artinya, menusia harus berpikir bahwa dalam hidup tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga harus melihat bagaimana kepentingan orang lain dan generasi yang akan datang.
Dalam suatu hadist, Rasulullah saw menyampaikan, “tidak dikatakan kamu beriman sampai kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri”. Imamudin mengatakan, ini menjadi sebuah prinsip untuk membangun persaudaraan.
Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah berpesan, seandainya besok kiamat, manusia diperintahkan untuk tetap menanam pohon sekiranya dalam genggamannya ada segenggam tunas. Hal ini, menurut Imamudin, menunjukkan bahwa “peranan lingkungan itu sangat luar biasa”.
Baca Juga: Tuntungan Ground Board Game: Game Edukasi Lingkungan bagi Anak Milenial
Imamudin menyampaikan, jika seseorang dalam hidupnya banyak menanam pohon, maka akan banyak oksigen yang dihasilkan oleh daun yang tumbuh dari pohon tersebut. Menurut Imamudin, ini menjadi suatu amal jariyah bagi orang yang menanam pohon.
Sementara itu, ia menjelaskan, peran pendidikan dalam konteks menjaga kelestarian lingkungan adalah dalam hal perilaku, terutama di Perguruan Tinggi yang memiliki area yang lebih kuat. Karena di dalam pendidikan terdapat aspek edukasi, maka melestarikan lingkungan itu kaitannya dengan perilaku, dan perilaku itu kaitannya dengan persepsi.
Imamudin mengatakan, persepsi itu terbentuk dari pendidikan atau edukasi. Oleh karena itu, ini menjadi sebuah tanggung jawab setiap insan akademis untuk bagaimana menyisipkan dalam materi perkuliahan atau pembelajaran mengenai aspek lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Di akhir penjelasannya, Imamudin menyampaikan bahwa aspek etika dalam Islam dan juga dalam perspektif pendidikan merupakan aspek dalam membangun suatu lingkungan yang memiliki kesadaran keberlanjutan kehidupan kita di dunia ini sampai nanti bagaimana pertanggung jawaban kita di akhirat dengan sebaik-baiknya dalam kaitannya dengan pengelolaan alam semesta ini. (silvi)